Share

Bab 220

Author: Nikki
"Emm, pria bajingan sepertinya juga memang nggak perlu diingat-ingat lagi. Ayo pergi."

Di sisi lain, setelah mendudukkan Lesya ke dalam mobil, Kaivan berdiri di samping mobil dan berkata dengan dingin, "Aku masih ada urusan di perusahaan. Aku akan suruh sopir mengantarmu ke rumah sakit."

Seusai berbicara, Kaivan hendak menutup pintu mobil.

Ekspresi Lesya langsung berubah dan dia segera meraih lengan baju Kaivan. "Kai, kamu nggak ikut bersamaku? Gimana kalau terjadi sesuatu pada bayi ki ...."

Kaivan menyela dengan tidak sabar, "Aku bukan dokter. Selain itu, hindari Adeline mulai sekarang. Usahakan untuk jangan muncul di hadapannya."

"Apa?" Lesya memasang tampang tidak percaya dan berujar, "Kamu bahkan nggak tanya apa yang terjadi hari ini, apa aku ditindas atau nggak, melainkan langsung suruh aku untuk hindari Adeline mulai sekarang?"

Mereka akan segera menikah. Kenapa Kaivan malah memihak Adeline?

"Memangnya aku masih perlu tanya? Dengan kepribadian Adeline, dia bahkan nggak akan meli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Erna Kirana
thor..berharap bab'y selalu konsisten..gak d kurang2in setiap hari'y
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 292

    Rosma yang masih tersenyum menggeleng dan menjawab, "Adeline, bukan itu maksudku. Aku cuma nggak mau kamu terluka."Adeline mengangguk dan berdiri. "Rosma, terima kasih atas nasihatmu. Kurasa, aku tahu apa yang harus kulakukan tanpa perlu diingatkan siapa pun. Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu."Rosma mengerutkan kening dan hendak berbicara. Namun, pintu kafe tiba-tiba terbuka dan Petra masuk dengan ekspresi dingin. Melihat Petra, mata Rosma penuh dengan keterkejutan. Dia menatap Adeline dan bertanya, "Kamu kasih tahu Petra bahwa aku ajak kamu ketemu?"Adeline juga sangat terkejut. Apa Petra memasang alat pelacak di tubuhnya?Petra berjalan sangat cepat dan mencapai meja mereka dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Dia menarik Adeline ke belakangnya, lalu menatap Rosma dengan dingin dan bertanya, "Buat apa kamu diam-diam ajak Adeline ketemu?"Senyum Rosma pun membeku. "Petra, dengar dulu penjelasanku ....""Nggak usah. Aku nggak tertarik untuk dengar apa pun yang kamu k

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 291

    Begitu pesan itu terkirim, Carissa langsung menelepon."Wah! Adel, kamu sudah mulai peduli sama perasaan Petra. Sepertinya, kamu benar-benar sudah jatuh cinta padanya.""Jangan godain aku lagi. Nanti, kamu bantu saja aku tanyakan pada Kak Ichsan.""Aku sudah tanya. Katanya, kalau kamu pengen tahu, kamu bisa langsung tanya ke Petra. Ini privasi Petra. Dia nggak mau ngomong."Adeline menunduk dan berkata secara perlahan, "Baiklah, aku mengerti. Aku akan lebih berhati-hati soal ini kelak."Setelah menutup telepon, Adeline menghela napas dan mengesampingkan masalah itu untuk sementara. Kemudian, dia pergi ke kamar mandi untuk menghapus riasannya. Adeline tidak menyangka Rosma akan menghubunginya keesokan pagi.Saat Rosma menelepon, Adeline sedikit terkejut. "Rosma, dari mana kamu dapatkan nomorku?"Rosma terkekeh dan berkata, "Cuma sebuah nomor gampang dicari kok. Adeline, ayo kita ketemu."Satu jam kemudian, Adeline masuk ke kafe yang telah disepakati. Rosma juga sudah tiba. Adeline men

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 290

    Adeline dan Petra menghabiskan lebih dari dua jam untuk berbelanja di supermarket. Pada akhirnya, mereka kembali dengan tas belanjaan yang penuh.Sesampainya di rumah, Adeline keluar dari lift sambil membawa belanjaannya dan melihat sosok ramping berdiri di depan pintu Petra. Saat menyadari bahwa itu adalah Rosma, senyum Adeline sedikit memudar.Petra mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"Menyadari ketidaksenangannya, senyum Rosma pun membeku untuk sesaat, tetapi segera kembali seperti semula."Ibumu minta aku untuk memberikanmu sesuatu.""Apa itu?""Ini."Rosma mengeluarkan sebuah kartu bank hitam dengan pinggiran emas dari tasnya, lalu menyerahkannya kepada Petra sambil berkata, "Dia minta aku untuk berikan ini kepadamu sebelum aku datang kemari, tapi aku lupa waktu datang terakhir kali."Petra menatap kartu itu dan menjawab dengan dingin, "Sampaikan pada dia, aku nggak menginginkannya."Rosma menggigit bibirnya, seolah-olah hendak mengatakan sesuatu. Namu

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 289

    Adeline pun tersenyum dan mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen itu. Kemudian, dia segera memosting foto itu ke akun media sosialnya.[ Petra yang lagi pilih daging dengan serius gemesin banget! ]Baru saja foto itu diposting, Carissa langsung menyukainya dan meninggalkan komentar.[ Wah, belum pacaran, tapi sudah mulai pamer kemesraan? ]Adeline pun tersenyum dan mengetik balasan.[ Aku cuma lagi berbagi cerita sehari-hariku. ][ Carissa: Iya, aku tahu kamu lagi ada di supermarket bareng Dokter Petra. Pergilah. ][ Adeline: Baik, Nona. ]Saat Adeline dan Carissa sedang saling membalas komentar, Zaid tiba-tiba menyukai postingan Adeline. Adeline pun mengerutkan kening, lalu teringat bahwa Zaid masih ada di daftar temannya. Dia pun langsung memblokir akun Zaid.Ketika Kaivan berselingkuh, Zaid sering mengisyaratkan Adeline untuk mengakhiri hubungan mereka dan bahkan mengejeknya baik secara terang-terangan atau diam-diam. Meskipun pria berengsek seperti Kaivan memang tidak lay

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 288

    Kaivan melirik Lesya tanpa ekspresi. "Lesya, aku sudah setuju untuk menikahimu, sedangkan hubunganku dengan Adeline sudah berakhir. Kelak, jangan lakukan trik-trik kecil itu lagi. Kamu cuma akan terlihat seperti orang bodoh."Ekspresi Lesya seketika membeku. Dia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. "Aku mengerti."Kaivan tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik untuk pergi.Lesya hendak mengikutinya, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat itu adalah panggilan dari ibunya, dia mengerutkan kening dan baru menjawabnya setelah ragu sejenak. "Ibu, ada apa?""Lesya, gimana kabarmu di Kota Senara?"Lesya belum memberi tahu keluarganya tentang kehamilannya. Dia berencana untuk memberi tahu mereka di pernikahannya dengan Kaivan."Aku baik-baik saja. Kalau kalian? Gimana keadaan rematik Ayah akhir-akhir ini?""Dia baik-baik saja. Hari ini, aku telepon kamu karena ada yang ingin kukatakan."Hati Lesya pun tenggelam. "Ada apa?""Adikmu sudah lulus lebih dari setahun dan masih be

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 287

    Adeline menggeleng. "Sudah seharusnya aku masak makan malam sebagai tanda terima kasihku, tapi aku tetap harus bayar uang modifikasinya padamu."Melihat Petra berusaha menolak, Adeline melanjutkan, "Aku tahu uang itu mungkin nggak berarti banyak bagimu. Tapi, aku nggak ingin berutang terlalu banyak padamu."Dari mobil yang dikendarai Petra dan fakta bahwa dia dan Rosma adalah teman masa kecil, Adeline tahu bahwa dia bukan hanya seorang dokter biasa. Keluarga Hermanto adalah keluarga ternama dan berpengaruh di ibu kota. Bagaimana mungkin seseorang yang tumbuh besar bersama Rosma hanyalah orang biasa? Satu-satunya yang terpikirkan Adeline adalah Keluarga Suryata yang merupakan keluarga terbesar di ibu kota. Petra pasti berasal dari Keluarga Suryata dari ibu kota.Adeline tidak mengetahui banyak hal mengenai Keluarga Suryata, tetapi pernah mendengar Delon mengatakan bahwa Keluarga Suryata adalah keluarga terpandang di ibu kota. Bahkan dengan menggabungkan semua keluarga terpandang di Ko

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status