Share

Bab 222

Author: Nikki
"Benar, aku nggak pernah sesali kebersamaan kita selama delapan tahun. Itu adalah pilihanku. Meski aku salah menilai orang, aku juga terima. Tapi, kalau kamu lanjut ngomong atau lakukan hal-hal yang membuatku jijik, nggak lama lagi, aku mungkin akan menyesal karena pernah mencintaimu dan menyia-nyiakan delapan tahun untukmu!"

Sebelum Kaivan sempat mengatakan apa-apa lagi, Adeline langsung menutup telepon.

Mendengar suara sambungan telepon diputuskan, Kaivan tersenyum kecut dan melempar ponselnya ke samping. Kemudian, dia mengambil botol anggur dari samping dan lanjut menuangkannya langsung ke mulut.

Kaivan juga merasa dirinya saat ini sangatlah menjijikkan. Namun, tidak peduli itu minum obat tidur maupun mabuk-mabukan sampai tidak sadarkan diri, dia tetap tidak dapat menghentikan perasaannya terhadap Adeline.

Ketika Adeline telah sepenuhnya meninggalkannya, Kaivan baru mulai mengerti bahwa hidup tanpa Adeline tak ada bedanya dengan hidup layaknya mayat berjalan.

Tiba-tiba, terdengar s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 292

    Rosma yang masih tersenyum menggeleng dan menjawab, "Adeline, bukan itu maksudku. Aku cuma nggak mau kamu terluka."Adeline mengangguk dan berdiri. "Rosma, terima kasih atas nasihatmu. Kurasa, aku tahu apa yang harus kulakukan tanpa perlu diingatkan siapa pun. Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pamit dulu."Rosma mengerutkan kening dan hendak berbicara. Namun, pintu kafe tiba-tiba terbuka dan Petra masuk dengan ekspresi dingin. Melihat Petra, mata Rosma penuh dengan keterkejutan. Dia menatap Adeline dan bertanya, "Kamu kasih tahu Petra bahwa aku ajak kamu ketemu?"Adeline juga sangat terkejut. Apa Petra memasang alat pelacak di tubuhnya?Petra berjalan sangat cepat dan mencapai meja mereka dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Dia menarik Adeline ke belakangnya, lalu menatap Rosma dengan dingin dan bertanya, "Buat apa kamu diam-diam ajak Adeline ketemu?"Senyum Rosma pun membeku. "Petra, dengar dulu penjelasanku ....""Nggak usah. Aku nggak tertarik untuk dengar apa pun yang kamu k

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 291

    Begitu pesan itu terkirim, Carissa langsung menelepon."Wah! Adel, kamu sudah mulai peduli sama perasaan Petra. Sepertinya, kamu benar-benar sudah jatuh cinta padanya.""Jangan godain aku lagi. Nanti, kamu bantu saja aku tanyakan pada Kak Ichsan.""Aku sudah tanya. Katanya, kalau kamu pengen tahu, kamu bisa langsung tanya ke Petra. Ini privasi Petra. Dia nggak mau ngomong."Adeline menunduk dan berkata secara perlahan, "Baiklah, aku mengerti. Aku akan lebih berhati-hati soal ini kelak."Setelah menutup telepon, Adeline menghela napas dan mengesampingkan masalah itu untuk sementara. Kemudian, dia pergi ke kamar mandi untuk menghapus riasannya. Adeline tidak menyangka Rosma akan menghubunginya keesokan pagi.Saat Rosma menelepon, Adeline sedikit terkejut. "Rosma, dari mana kamu dapatkan nomorku?"Rosma terkekeh dan berkata, "Cuma sebuah nomor gampang dicari kok. Adeline, ayo kita ketemu."Satu jam kemudian, Adeline masuk ke kafe yang telah disepakati. Rosma juga sudah tiba. Adeline men

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 290

    Adeline dan Petra menghabiskan lebih dari dua jam untuk berbelanja di supermarket. Pada akhirnya, mereka kembali dengan tas belanjaan yang penuh.Sesampainya di rumah, Adeline keluar dari lift sambil membawa belanjaannya dan melihat sosok ramping berdiri di depan pintu Petra. Saat menyadari bahwa itu adalah Rosma, senyum Adeline sedikit memudar.Petra mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"Menyadari ketidaksenangannya, senyum Rosma pun membeku untuk sesaat, tetapi segera kembali seperti semula."Ibumu minta aku untuk memberikanmu sesuatu.""Apa itu?""Ini."Rosma mengeluarkan sebuah kartu bank hitam dengan pinggiran emas dari tasnya, lalu menyerahkannya kepada Petra sambil berkata, "Dia minta aku untuk berikan ini kepadamu sebelum aku datang kemari, tapi aku lupa waktu datang terakhir kali."Petra menatap kartu itu dan menjawab dengan dingin, "Sampaikan pada dia, aku nggak menginginkannya."Rosma menggigit bibirnya, seolah-olah hendak mengatakan sesuatu. Namu

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 289

    Adeline pun tersenyum dan mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen itu. Kemudian, dia segera memosting foto itu ke akun media sosialnya.[ Petra yang lagi pilih daging dengan serius gemesin banget! ]Baru saja foto itu diposting, Carissa langsung menyukainya dan meninggalkan komentar.[ Wah, belum pacaran, tapi sudah mulai pamer kemesraan? ]Adeline pun tersenyum dan mengetik balasan.[ Aku cuma lagi berbagi cerita sehari-hariku. ][ Carissa: Iya, aku tahu kamu lagi ada di supermarket bareng Dokter Petra. Pergilah. ][ Adeline: Baik, Nona. ]Saat Adeline dan Carissa sedang saling membalas komentar, Zaid tiba-tiba menyukai postingan Adeline. Adeline pun mengerutkan kening, lalu teringat bahwa Zaid masih ada di daftar temannya. Dia pun langsung memblokir akun Zaid.Ketika Kaivan berselingkuh, Zaid sering mengisyaratkan Adeline untuk mengakhiri hubungan mereka dan bahkan mengejeknya baik secara terang-terangan atau diam-diam. Meskipun pria berengsek seperti Kaivan memang tidak lay

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 288

    Kaivan melirik Lesya tanpa ekspresi. "Lesya, aku sudah setuju untuk menikahimu, sedangkan hubunganku dengan Adeline sudah berakhir. Kelak, jangan lakukan trik-trik kecil itu lagi. Kamu cuma akan terlihat seperti orang bodoh."Ekspresi Lesya seketika membeku. Dia menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. "Aku mengerti."Kaivan tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik untuk pergi.Lesya hendak mengikutinya, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat itu adalah panggilan dari ibunya, dia mengerutkan kening dan baru menjawabnya setelah ragu sejenak. "Ibu, ada apa?""Lesya, gimana kabarmu di Kota Senara?"Lesya belum memberi tahu keluarganya tentang kehamilannya. Dia berencana untuk memberi tahu mereka di pernikahannya dengan Kaivan."Aku baik-baik saja. Kalau kalian? Gimana keadaan rematik Ayah akhir-akhir ini?""Dia baik-baik saja. Hari ini, aku telepon kamu karena ada yang ingin kukatakan."Hati Lesya pun tenggelam. "Ada apa?""Adikmu sudah lulus lebih dari setahun dan masih be

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 287

    Adeline menggeleng. "Sudah seharusnya aku masak makan malam sebagai tanda terima kasihku, tapi aku tetap harus bayar uang modifikasinya padamu."Melihat Petra berusaha menolak, Adeline melanjutkan, "Aku tahu uang itu mungkin nggak berarti banyak bagimu. Tapi, aku nggak ingin berutang terlalu banyak padamu."Dari mobil yang dikendarai Petra dan fakta bahwa dia dan Rosma adalah teman masa kecil, Adeline tahu bahwa dia bukan hanya seorang dokter biasa. Keluarga Hermanto adalah keluarga ternama dan berpengaruh di ibu kota. Bagaimana mungkin seseorang yang tumbuh besar bersama Rosma hanyalah orang biasa? Satu-satunya yang terpikirkan Adeline adalah Keluarga Suryata yang merupakan keluarga terbesar di ibu kota. Petra pasti berasal dari Keluarga Suryata dari ibu kota.Adeline tidak mengetahui banyak hal mengenai Keluarga Suryata, tetapi pernah mendengar Delon mengatakan bahwa Keluarga Suryata adalah keluarga terpandang di ibu kota. Bahkan dengan menggabungkan semua keluarga terpandang di Ko

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status