Share

Bab 241

Author: Nikki
Lesya menatap Kaivan dengan tatapan penuh ketidakpuasan. "Kaivan, sikap macam apa ini? Kamu yang usulkan pernikahan ini, tapi kamu malah lempar semua tanggung jawabnya padaku. Yang nikah itu kita atau cuma aku seorang!"

Kaivan mengerutkan bibirnya. "Apa ada bedanya? Kamu tahu jelas kenapa aku menikahimu."

Ekspresi Kaivan yang dingin dan acuh tak acuh langsung menusuk hati Lesya. Air mata segera menggenang di matanya. Dia ingin hidup bahagia bersama Kaivan, bukan menunggu di vila kosong sendirian dan menunggu Kaivan pulang hari demi hari.

"Kai, dulu kita jelas-jelas begitu bahagia waktu bersama. Apa kamu sudah lupa? Aku cuma ... cuma mau hubungan kita kembali seperti dulu ...."

Ketika menatapnya dulu, jelas-jelas ada rasa cinta dalam mata Kaivan. Namun, kenapa semuanya berubah setelah Kaivan dan Adeline putus? Mungkinkah ... semua cinta yang Kaivan tunjukkan sebelumnya hanya akting belaka?

"Lesya, aku sudah ngomong dengan sangat jelas sebelumnya. Yang bisa kuberikan padamu cuma pernika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 276

    Untuk sesaat, Rosma sangat ingin langsung merobek gaun di tubuh Adeline itu. Namun, dia segera menyunggingkan seulas senyum."Adeline, kamu benar-benar kelihatan cantik mengenakan gaun itu. Ternyata kamu barulah orang yang paling cocok untuk mengenakannya."Senyuman Rosma terlihat tulus, tanpa sedikit pun rasa tidak senang. Adeline menoleh ke arahnya dan menjawab, "Terima kasih atas pujiannya. Aku juga nggak nyangka aku bisa memakainya."Senyum Rosma makin lebar. "Itu menunjukkan bahwa kamu memiliki bentuk tubuh yang bagus.""Terima kasih.""Aku masih ada urusan lain. Aku nggak ganggu waktu kalian lagi, ya. Sampai jumpa."Setelah Rosma dan wanita paruh baya berkelas itu pergi, Carissa menatap Adeline dan berujar, "Eh, apa kamu nggak merasa wanita di sebelah Rosma itu menatapmu dengan tatapan yang agak aneh? Apa kamu mengenalnya?"Adeline menggeleng. "Nggak kenal.""Baiklah. Mungkin aku salah lihat. Berhubung gaunnya sudah ketemu, kita cuma tinggal cari sepatu. Habis itu, kita makan si

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 275

    Pramuniaga itu mengikutinya sambil berujar, "Bu Rosma, kancing di belakang gaun ini nggak bisa dikancing sendiri. Biar aku bantu, ya."Rosma mengangguk. "Oke."Setelah mereka memasuki ruang ganti, Carissa menarik Adeline untuk duduk di sofa dan minum teh dengan tenang. Melihat Carissa yang tenang saja, Adeline pun bertanya, "Kalau Rosma bisa pakai gaun itu, bukannya kamu nggak akan punya kesempatan untuk mendapatkannya?"Carissa melirik Adeline dan bertanya dengan ekspresi tidak percaya, "Apa kamu merasa aku bisa memakainya? Kamu terlalu memandang tinggi aku."Begitu melihat gaun itu, Carissa tahu dirinya tidak mungkin bisa memakainya. Jadi, dia awalnya berencana untuk meminta pramuniaga menurunkannya agar Adeline bisa mencobanya.Adeline terlihat terkejut. "Kamu mau aku yang mencobanya?""Tentu saja. Lagian, berdasarkan pengalaman belanjaku selama bertahun-tahun, dia pasti nggak bisa memakai gaun itu."Melihat ekspresi percaya diri Carissa, Adeline tak kuasa menahan diri untuk berkat

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 274

    "Iya, aku mengerti."Setelah menutup telepon, Adeline segera turun dari tempat tidur, lalu pergi mencuci wajah dan menyikat gigi sebelum berganti pakaian. Dia tiba di gerbang dalam waktu kurang dari 20 menit.Carissa mengendarai Panamera merah menyala hari ini. Mobil itu terlihat sangat mencolok di pinggir jalan.Adeline berjalan ke arah mobil, lalu membuka pintu dan masuk. Begitu dia memasang sabuk pengaman, Carissa langsung melajukan mobil."Ayo jalan! Aku pasti akan pilihkan gaun yang bisa buat semua orang terpukau untukmu, juga buat kamu jadi orang tercantik di ruangan itu!"Adeline tak kuasa menahan tawa begitu mendengar lawakan Carissa.Setengah jam kemudian, mobil Carissa berhenti di depan mal terbesar di kota ini. Mereka berdua turun dari mobil, lalu Carissa menyerahkan kunci mobil kepada petugas valet. "Tolong, ya."Saat ini, waktu menunjukkan pukul sembilan pagi dan mal baru saja beroperasi. Akan tetapi, orang yang datang sudah sangat banyak. Carissa dan Adeline langsung nai

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 273

    Setelah menutup telepon dan baru saja Adeline hendak meletakkan ponselnya, sebuah notifikasi tentang masuknya sejumlah uang ke rekeningnya muncul di bagian atas layar ponsel.Melihat jumlah angka nol itu, Adeline pun tertegun untuk beberapa saat. Dia menghitung beberapa kali sebelum yakin bahwa Anita memang mentransferkan 20 miliar kepadanya. Neneknya mentransferkan uang sebanyak itu hanya untuk membeli sebuah gaun?Pada saat ini, Adeline teringat bagaimana dia telah bekerja keras selama bertahun-tahun, tetapi baru berhasil membuat tabungannya mencapai miliaran ....Makin memikirkannya, Adeline pun merasa sedih. Jumlah uang yang ditransferkan Anita dengan begitu santai adalah sesuatu yang mungkin tidak akan bisa dia hasilkan hanya dalam waktu belasan tahun.Adeline membuka LINE dan mengirim emoji orang yang sedang berterima kasih pada bosnya. Anita segera membalas dengan emoji seekor kelinci yang melambaikan tangan disertai tulisan "sama-sama".Adeline tak kuasa menahan senyum. Nenekny

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 272

    "Emm, baguslah kalau begitu," kata Petra.Adeline berdiri dan menatapnya. "Ini sudah malam. Sudah saatnya juga aku pulang.""Oke. Kamu pengen makan apa besok pagi? Aku akan membuatkannya untukmu."Adeline menggeleng. "Nggak usah, kamu sudah capek kerja. Nggak perlu sengaja bangun pagi untuk buatkan sarapan bagiku."Baru saja Petra hendak berbicara, ponsel Adeline tiba-tiba berdering. Melihat itu adalah panggilan dari Carissa, Adeline menatap Petra dan berkata, "Aku pulang dulu. Sampai jumpa besok."Adeline menjawab telepon itu sambil berjalan menuju pintu. "Carissa, ada apa?""Adel, orang tuamu berencana untuk adakan pesta penyambutan baru bagi Amanda. Dengar-dengar, pestanya akan diadakan di Hotel Cloudine, hotel termewah di Kota Senara. Apa mereka sudah kasih tahu kamu?"Langkah Adeline pun terhenti. Dia menjawab sambil menunduk, "Belum, mungkin mereka nggak berencana kasih tahu aku."Meskipun Adeline telah kembali ke Keluarga Thomas, hubungannya dengan Shinta dan Delon masih buruk.

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 271

    Petra berbalik dan berjalan ke dapur, lalu segera kembali dengan membawa seperangkat alat makan.Rosma menerimanya sambil tersenyum. "Makasih."Kemudian, dia menatap Adeline dan bertanya, "Ngomong-ngomong, Adeline, gimana kamu dan Petra saling mengenal?"Melihat rasa ingin tahu Rosma, Adeline melirik Petra dan menjawab sambil tersenyum, "Waktu aku mau pulang dari pesta ulang tahun sahabatku, aku menyadari dia menabrak mobilku. Kami kenal dari sana."Keterkejutan terpancar di mata Rosma. Dia mengangkat sebelah alis ke arah Petra. "Petra, kalau nggak salah ingat, kamu pernah balapan mobil, 'kan? Dengan kemampuanmu, kamu juga bisa nabrak mobil orang lain? Apa kamu mau coba dekati Petra, makanya kamu sengaja nabrak mobilnya?"Petra menjawab dengan tenang, "Hari itu, langit sudah hampir gelap dan cahayanya redup. Aku nggak bisa melihat dengan jelas.""Oh, ceroboh juga kamu." Rosma menoleh ke arah Adeline dan berujar, "Tahu nggak, ada periode di mana Petra tergila-gila pada balap mobil. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status