Share

Jatuh Cinta Dengan Bos Tampan
Jatuh Cinta Dengan Bos Tampan
Penulis: Sun fatayati

1. Pertemuan yang tak terduga

"Kamu seperti cahaya bulan, terang benderang diantara kegelapan. Ucapanmu seakan melodi rindu yang mengusik tidurku. Ah, aku seperti paedofil, menyukai anak ingusan."

***

Braaak...

Seorang wanita menjatuhkan semua barang yang ada di tangannya dia tak sengaja menabrak seseorang, karena tergesa-gesa.

"Maaf... maaf... saya tak sengaja, pak." Ucap Aisyah dengan menunduk.

"Harusnya kau harus hati-hati dan lihat jalan."

Deg

Suara itu... Aisyah langsung mendongak menatap lelaki di hadapannya.

' Masyaallah... Ganteng banget nih cowok.'

"Hei, Mba.. Sudah tatapannya? silahkan menyingkir." Ucap salah satu lelaki di sampingnya.

"Ah, Maaf. Sekali lagi saya minta maaf." Aisyah menunduk dan menyingkir ke tepi, tapi ekor matanya masih mengikuti langkah dua lelaki itu.

Saat bayangan keduanya menghilang, Aisyah langsung merapikan tasnya yang jatuh, serta kertas-kertas yang dia bawa.

Hari ini dia mendapat panggilan untuk interview, sudah lama dia mencari info tentang Daffa Furniture, tentu saja dia juga ingat jika CEO nya adalah lelaki tampan yang dulu pernah datang ke sekolahnya.

Salah satu impiannya adalah bekerja di Daffa Furniture, Karena dia ingin belajar lebih banyak dari seorang Daffa Anggara. Aisyah sudah mengidolakannya sejak hari itu.

'Bismillah, semoga saja HRD merekomendasikan diriku untuk menjadi staf disini.' Batin Aisyah.

Dia pun kembali merapikan baju juga jilbabnya, sepanjang lorong dia mengingat-ingat suara lelaki yang dia tabrak.

'Aku pikir tadi itu, Pak Angga. Tapi, kok beda ya? dulu dia ganteng dan ramah. Tadi, galak bener, Wajahnya pun berbeda.' Guman Aisyah.

Gadis itu buru-buru menghilangkan pikirannya dari lelaki itu, dia ingin fokus. Tujuan utamanya adalah mencari kerja untuk membantu keuangan keluarganya.

Masih ingat saat SMA dulu Aisyah begitu mengidolakan seorang Daffa Anggara, CEO muda, bertalenta dan juga... Tampan.

***

Delapan Tahun yang lalu

Semua anak-anak kelas 12 SMA Patriot sudah berkumpul di aula Garuda, mereka akan melakukan kegiatan orientasi kewirausahaan, konon pembicaranya adalah seorang pengusaha muda kaya raya yang memiliki beberapa perusahaan, dan yang paling terkenal adalah Daffa Furniture.

Dengan riuh anak-anak itu menyambut sang pemuda, Daffa Anggara, eksekutif muda dengan style serba hitam itu membuat para siswa berdecak kagum, apalagi hari ini Daffa terlihat begitu macho dengan menggulung kemejanya sampai siku. Tak lupa dia memakai kaca mata hitam, agar penampilan nya semakin berkarisma.

Asistennya hanya tersenyum melihat para siswa yang meneriaki bosnya itu.

"Bos, dengerin tuh para cewek-cewek, itu tandanya sudah waktunya kau cari cewek, jangan jomblo terus." Bisik Sebastian di sampingnya.

Angga hanya mencebik saja, tapi dia tetap tersenyum, dia tak mau harga dirinya turun hanya karena tak meladeni gadis-gadis itu.

Tak lama setelah itu, seorang gadis maju dan memulai acara, Angga langsung memperhatikan anak SMA tersebut. Dia membaca name tag yang ada di dada sebelah kanan bajunya.

AISYAH MAHESWARI

'Wiiih... Manis bener nih anak, tak bosan dilihat, suaranya pun merdu.' Batin Angga. Baginya, baru kali ini dia melihat gadis remaja masih SMA dengan dandanan yang apa adanya.

Tidak seperti anak lainnya, Aisyah terlihat begitu berbeda. Dengan jilbab putih, rok abu-abu, dan tak memakai make up membuat penampilan Aisyah begitu sederhana tapi menawan.

Angga kembali memindai wajah gadis itu, semenit kemudian dia tersenyum kecil. Sampai, Aisyah turun podium Angga tak melepaskan pandangannya.

'Kamu seperti cahaya bulan, terang benderang diantara kegelapan. Ucapanmu seakan melodi rindu yang mengusik tidurku. Ah, aku seperti paedofil, menyukai anak ingusan. Tapi... Dia cantik.' Batin Angga lagi.

Angga kembali tersadar dari khayalannya saat MC memanggil namanya.

Dengan gagah dia maju ke podium,

"Hmmm... Sebenarnya, bapak kepala sekolah tadi terlalu berlebihan jika menyematkan namaku menjadi pengusaha tersukses, saya ini hanya pemuda biasa sama seperti kalian. Apalagi, saya ini hanya pedagang kayu."

Semua hadirin pun tertawa mendengar suara Angga.

"Tapi, saya akan memberikan tips dan trik bagi adik-adik semua."

Seketika semua siswa diam, mereka menyimak penjabaran dari Angga untuk menjadi pengusaha sukses di usia muda.

"Nah yang pertama yang harus kalian lakukan itu adalah niat, kenapa seperti itu? karena jika niat kalian hanya seperti hangat-hangat tai ayam itu percuma, kalau mau sukses ya... harus diniatkan benar-benar, bukan main-main."

"Yang kedua, belajar dengan sungguh-sungguh. Mumpung kalian masih di SMA nih, tugas kalian saat ini adalah belajar dengan giat, jangan malas, mimpi bolehlah setinggi langit, ingin jadi CEO ingin punya perusahaan besar, ingin memiliki perusahaan Dengan karyawan beribu-ribu, tapi kalau tak belajar, bagaimana bisa? benar tidak?" Tanya Angga di depan para siswa.

Mereka pun mengangguk membenarkan ucapan Angga, termasuk Aisyah yang sedari tadi menyimak dengan serius, gadis itu menulis di buku kecilnya poin-poin yang penting, dia juga ingin menjadi sukses.

"Nah dan yang terakhir jangan lupa nih, setelah tadi niat sudah, belajar juga, usaha juga sudah yang terakhir ikhtiar, pasrahkan semuanya pada sang maha kuasa, yang terpenting kita terus bekerja dengan benar, sholatnya pun benar, apalagi sedekahnya tak bolong, insyaallah semua akan menjadi pengusaha sukses."

"Amiiiin..." Teriak para siswa.

Prok Prok Prok

Aula seketika bergemuruh dengan tepuk tangan dan teriakan para siswi saat Angga kembali duduk.

Memasuki sesi tanya jawab yang pertama kali mengangkat tangan asal Aisyah, dia adalah ketua OSIS, jadi mental nya sangat berani, apalagi jika berhadapan dengan orang banyak, baginya sudah biasa.

"Ya, Silahkan Aisyah, apa pertanyaanmu?" Tanya salah satu guru yang menjadi moderator.

"Terimakasih, Ibu Paulin. Saya hanya ingin bertanya dengan pak Angga. Jika seperti kami orang yang kurang mampu apa bisa juga menjadi pengusaha? kan membangun sebuah perusahaan harus banyak uang." Tanya Aisyah.

Gadis itu menatap Angga yang tersenyum.

'Duh, senyumnya kok manis sekali nih pembicara, hatiku jadi nyut nyutan.' Batin Aisyah.

Tadi, dia tak memperhatikan wajah Angga lama-lama dia hanya fokus dengan materi yang di sampaikan, saat bersitatap seperti itu Aisyah baru menyadari jika Anga adalah sosok lelaki yang dapat menghipnotis semua orang.

Di depan, Angga masih tersenyum, melihat Aisyah yang bertanya, sampai Sebastian menyikutnya untuk segera menjawab, karena Angga harus kembali ke perusahaan untuk rapat direksi.

"Pertanyaan yang bagus, tapi... pertanyaan mu terkesan pesimis, dik."

Angga bingung ingin memanggil apa gadis itu, dia menatap Aisyah yang tersenyum.

'Ampun dah, nih anak masih bocil tapi senyumnya bikin meleleh, jadi nggak fokus kan.' Batin Angga.

"Tidak semua orang berasal dari orang kaya untuk menjadi kaya, contohnya saja Jack Ma, dia merintis dari nol, begitu pemilik label ayam cepat saji, dia juga orang miskin, namun karena kegigihannya dan mau belajar, sekarang menjadi orang terkenal. Di mulai dari yang kecil saja dulu, jika hanya punya uang seratus ribu, maka kau harus memutar otakmu, mencari ide agar uang modalmu beranak pinak." Papar Angga.

Prok Prok Prok

Kembali siswa-siswi itu bertepuk tangan, setiap kata-kata yang keluar dari mulut Angga membuat mereka kagum.

'Kau benar, Pak Angga. Ucapanmu tak semudah yang kita bayangkan, untuk memutar uang seratus ribu itu sangat sulit, ibuku selalu terbentur dengan kebutuhan keluarga. Ah, tapi benar juga kata Pak Angga, aku harus belajar dengan giat, insyaallah aku akan menjadi pengusaha sukses juga seperti dia. amiiiiiiinn yang kenceng.' Guman Aisyah.

Dari kejauhan, Angga kembali menoleh ke belakang saat hendak masuk ke mobil.

'Semoga kita akan bertemu lagi, Aisyah. Dan, kau sudah menjadi orang yang sukses.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status