Share

Chapter 16

“Anak kamu nyariin tuh, Dhir.”

Darwis terkekeh saat melihat Andhira yang berdecak, dia tahu suasana hati sahabatnya itu sedang tidak baik saja, dan saat ini sosok Amanda sedang celingak-celinguk di dekat pintu masuk kantin indoor.

“Biarin aja, Dar. Aku takut kelepasan,” ujar Andhira, dirinya lebih tertarik kepada siomay bumbu kacang ditambah dengan saus dan kecap. Sedangkan Darwis mengendikkan kedua bahunya, tetapi tidak melepaskan atensinya dari sosok Amanda Anandita.

“Kasian dia, Dhir. Kamu gak mau nyamperin dia?” tanya Darwis, menatap Andhira yang sedang menaikkan sebelah alis. “Dia sendirian loh, nanti kalau digangguin sama Tesya gimana?”

Andhira bergumam, menoleh, dan mendapati Amanda yang bersidekap dada dengan wajah yang kesal. “Dia kenapa? Kok lucu sihh,” ucapnya, diakhiri dengan tertawa.

Bayangkan saja bagaimana ekspresi Amanda, anak usia 7 tahun berdiri sendirian di dekat pintu masuk, seperti kesal karena tidak bisa menemukann apa yang diinginkan.

Darwis mengangguk, “Kamu ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status