Tatapan sinis Jason diarahkan ke sisi Kelly. Dia pun bertanya, “Apa yang kamu takutkan?”Kelly segera membalas, “Aku bukan takut. Hanya saja, nggak bagus untuk membawa anak di saat kerja.”Jason masih melirik raut wajah Kelly. Dia juga tidak berkata lain, langsung berpamitan dengan Yana. “Sampai jumpa! Kamu mesti merindukanku, ya!”“Paman juga mesti merindukan aku dan Ibu, ya!” Yana melambaikan tangan kecilnya.Kelly tidak berani tinggal lama di mobil lagi. Dia segera menggendong Yana untuk menuruni mobil. Setelah mobil Jason melaju pergi, mereka berdua baru memasuki gedung.Kepergian Jason membuat Kelly merasa sangat lega. Raut wajahnya juga tidak setegang sebelumnya lagi. Dia menggendong Yana, lalu berkata dengan tersenyum, “Paman Jason itu bosnya ibu. Kamu nggak boleh kasih tahu semuanya ke dia, apalagi terlalu menempel sama dia. Nanti kamu akan dibenci!”Yana melebarkan mata jernihnya. “Tapi Paman itu temanku!”Kelly membalas dengan tidak berdaya, “Meskipun kalian itu teman, kalian
Yana merangkak untuk duduk di atas paha Kelly, lalu merangkul leher sang ibu. Dia bertanya dengan nada khawatir, “Ibu, Nenek juga galakin kamu, ya?”Kelly memeluk putrinya. “Tenang saja, Ibu nggak takut!”“Ibu, kelak kita nggak usah ke rumah Nenek lagi, ya.” Yana dapat merasakan kesedihan di hati Kelly. Kelly terisak-isak sembari mengangguk dengan perlahan. “Oke!”Tiba-tiba pintu rumah dibuka. Sonia masuk dengan menenteng dua kantong belanjaan. Ketika melihat kedua orang sedang berpelukan, Sonia pun bertanya, “Ada apa?”“Bibi!” Yana memalingkan kepalanya. “Nenek galakin Ibu!”Sonia melihat Kelly dengan kaget. Dia berjalan kemari, duduk di samping mereka, lalu bertanya, “Hari ini kamu pulang ke rumah Kak Kenzo?”“Emm!” Kelly mengangguk, lalu menceritakan apa yang terjadi hari ini.“Bagaimana perasaanmu terhadap Derrick?” tanya Sonia.“Nggak ada perasaan apa-apa. Kamu sendiri tahu kondisiku. Aku nggak mungkin akan berpacaran, apalagi menikah.”“Kita jangan pikirkan masalah ayahmu dulu.
“Ranty akan segera tiba!” balas Sonia, lalu memalingkan kepalanya bertanya pada Yana, “Bibi Ranty akan segera kemari. Katanya dia bawa hadiah buat kamu. Apa kamu gembira?”Yana segera berlari ke sisi pintu. “Bibi Ranty!”“Masih belum!” Kelly tersenyum dengan tidak berdaya.Setengah jam kemudian, Ranty datang dengan menenteng banyak kantongan. Begitu memasuki rumah, dia langsung menjerit, “Di mana Yana? Yana kesayanganku!”Yana berlari dari dalam dapur. “Bibi Ranty!”Ranty meletakkan barang bawaannya, lalu menggendong Yana. “Sayangku, Bibi kangen banget sama kamu!”Yana sungguh gembira saat ini.Sonia menyajikan makanan ke atas meja. “Kamu cuci tangan dulu. Kita akan segera makan!”“Aku beri hadiah ke Yana dulu!” Ranty mencuci tangan, lalu mengeluarkan hadiah kepada Yana.Ada boneka, kotak musik, dan berbagai terusan indah ….“Ada satu mainan lagi, tapi ukurannya agak gede, jadi aku suruh kurir untuk mengantarnya ke rumah. Seharusnya paket akan diterima dalam dua hari ini.” Ranty tersen
Kali ini Ranty sungguh gembira lantaran berhasil mendapatkan klien besar di Kota Kibau. Sonia dan Kelly juga ikut gembira ketika mendengar kabar ini. Mereka bertiga minum bersama sembari mengobrol santai. Suasana terasa sangat hangat.Yana juga sedang makan dengan patuhnya. Terkadang dia juga ikut tertawa ketika mendengar ucapan mereka.Langit semakin gelap. Mereka memindahkan “markas” dari ruang makan ke ruang tamu. Ranty lanjut minum alkohol, Sonia makan es krim, kemudian Kelly makan keripik kentang.Mereka masih sedang mengobrol. Sepertinya ada banyak topik yang bisa dibicarakan mereka.Saat ini, Yana sudah tidak bisa menahan kantuknya lagi. Dia tertidur dengan bersandar di dalam pelukan Kelly. Namun ketiga orang dewasa masih saja tidak ingin tidur, terus melanjutkan obrolan mereka hingga larut malam.Ranty minum banyak malam ini. Dia pun terpaksa menginap di rumah Kelly. Sonia memapah Ranty ke kamar tamu, lalu kembali ke rumahnya.Saat Sonia masuk ke rumah, dia langsung duduk di so
“Sebenarnya apa yang sudah terjadi?” tanya Jason dengan penasaran.Reza meletakkan ponselnya, lalu menuangkan alkohol untuk dirinya sendiri. Dia tidak lagi bersuara.Gambaran Sonia bersama Melvin malam itu sudah membangkitkan amarah di hati Reza!“Kamu tidak telepon Sonia balik?” Jason mendorong ponsel ke sisi Reza.Reza hanya melirik ponselnya sekilas, tetapi dia tidak bergerak.“Dia telepon malam-malam. Gimana kalau ada apa-apa sama dia?” ucap Jason dengan perlahan.Tatapan Reza menjadi serius. Tanpa ragu sama sekali, dia segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Sonia kembali.“Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif. Sorry ….”Kening Reza spontan berkerut. Dia menelepon sekali lagi, tetapi ponsel masih dalam keadaan tidak aktif.Raut wajah Reza seketika menjadi muram. Dia spontan berdiri, lalu meninggalkan ruangan dengan langkah buru-buru.“Jangan buru-buru!” Jason menatap bayangan punggung si lelaki, lalu menambahkan, “Bisa jadi Sonia sudah memblokir nomormu!”Tetiba tubu
Sonia duluan membalas panggilan Ranty. Saat ini Ranty sedang mengendarai mobil. Begitu panggilan terhubung, Ranty langsung bertanya, “Tidur juga tutup ponsel, ya?”“Ponselku kehabisan baterai. Ada apa?” tanya Sonia.Ranty berkata dengan tersenyum, “Nggak kenapa-napa. Matias akan dinas ke Wranchis. Dia suruh aku ikut dia ke sana. Sekarang aku lagi di perjalanan ke bandara. Aku cuma mau kabari kamu saja.”Sonia tersenyum tipis. “Selamat menikmati!”“Emm!” Ranty membalas dengan tersenyum, “Setelah aku kembali, kita minum lagi, ya!”“Oke!” Setelah panggilan diakhiri, Sonia pun menghubungi Kelly. Kelly hanya ingin memberitahunya masalah Ranty, lalu memberitahunya dia akan membawa Yana ke taman bermain. Sarapan sudah disiapkan.Setelah menelepon Kelly, Sonia pun sudah berjalan keluar lift. Mobil Keluarga Herdian juga sudah tiba di luar sana.Sonia memasuki mobil. Jari tangannya berhenti di atas nama Reza. Saat dia sedang ragu untuk menelepon Reza atau tidak, tetiba dia menerima panggilan da
Welly mengejar Sonia, lalu berkata dengan tersenyum, “Sonia, kamu tenang saja. Kelak aku tidak akan dekat-dekat lagi sama kamu. Aku datang cuma untuk berterima kasih kepadamu. Kamu sudah membantuku untuk menemukan kakak kandungku.”Saat ini Welly sudah tidak berpakaian lusuh seperti sebelumnya. Dia bagai sudah berubah saja. Dia telah memotong rambutnya menjadi gaya yang lebih modern, lalu mengenakan pakaian bermerek. Hanya saja, gaya premannya masih belum berubah.Langkah kaki Sonia seketika berhenti. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata dengan datar, “Kalau kamu sudah menemukan kakak kandungmu, kamu mesti menghargainya. Jangan sampai kamu kehilangan kakakmu!”Welly berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Tentu saja! Aku hanya punya kakakku saja. Kami tidak akan berpisah lagi.”“Emm!” Sonia mengangguk. “Bagus sekali!”Welly tersenyum menyeringai. “Kakakku sudah mau sampai. Aku pergi cari dia dulu.”Seusai berbicara, Welly langsung berjalan pergi.Sonia pun tersenyum, lalu mulai menyibuk
Kedua mata Stella terbelalak lebar. “Kamu sudah menghabiskannya? Kamu kalah judi, ‘kan?”Terlintas ekspresi canggung dari wajah Welly. Dia pun tersenyum. “Kakak nggak usah tahu masalah itu. Pokoknya sekarang uangku sudah habis. Aku lihat ada yang menghabiskan uang 200 juta dalam satu malam. Kalau dibandingkan dengan dia, aku sudah tergolong hemat!”Stella merasa Welly sungguh tidak masuk akal. “Kamu kira aku itu apa? Mesin ATM? Sepertinya orang tuamu juga nggak mungkin beri uang sebanyak itu sama kamu!”Welly juga tidak merasa marah. Dia masih saja tersenyum. “Orang tua kita sudah tiada. Sekarang aku hanya punya kamu saja!”“Aku ini bukan anggota keluargamu!” Stella berjalan mundur selangkah. Dia menatap Welly dengan tatapan geram dan juga waspada. “Kamu jauhi aku dulu. Kalau nggak, aku akan lapor polisi!”“Lapor saja! Kamu perbesar masalah saja. Lagi pula, aku juga tahu kamu tinggal di mana. Kalau kamu tidak kasih aku, aku akan cari orang tua asuhmu!” ucap Welly tanpa takut sama sekal
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi