ログインSetelah memasuki mobil, Roger berkata dengan khawatir, “Apa kekasihnya Ashley akan cari masalah buat kamu?”Theresia menggeleng. “Nggak akan!”Roger mengerutkan keningnya. “Kelihatan sekali orang itu adalah tipe orang yang tidak bisa diajak kompromi. Kalau dia cari masalah sama kamu, kamu mesti telepon aku.”“Ngapain telepon kamu? Ajak kamu buat berantem?” Theresia tersenyum tipis. “Apa kamu suka berantem, ya?”“Bukan!” Roger segera berkata, “Aku jarang berantem. Salah, lebih tepatnya aku tidak pernah berantem. Kebetulan sekali, dua kali perkelahian ini malah kepergok sama kamu. Saat aku lihat cowok itu angkat kursi, aku tidak bisa memikirkan apa pun dan langsung menerobos ke depan.”Sebenarnya Roger tidak tahu apakah Tony hendak memukul Theresia atau tidak. Hanya saja, meskipun ada sedikit kemungkinan, Roger juga tidak akan membiarkan Theresia terluka.Theresia menatap kondisi kendaraan di depan sana, lalu berkata dengan datar, “Aku punya kemampuan untuk melindungi diri sendiri. Aku b
Terlintas raut galak di atas wajah Roger. Tony memapah tembok untuk berdiri. “Di sini kamar pasien kekasihku. Kalian semua keluar dari sini!”Ingga berucap dengan gusar, “Ternyata kamu tahu Ashley itu kekasihmu? Apa perbuatan yang kamu lakukan mirip dengan seorang cowok?”Kali ini, Tony tidak berdebat dengan Ingga lagi. Dia hanya menatap ke sisi Ashley, lalu berkata dengan nada kesal, “Suruh mereka pergi. Ada yang mau aku katakan sama kamu!”Ingga mengira Ashley akan memarahinya. Siapa sangka, Ashley hanya ragu sejenak, lalu melihat Theresia dengan merasa bersalah. “Bos, kamu dan Ingga pergi dulu saja. Setelah aku sembuh nanti, aku akan minta maaf kepada kalian.”Ingga menatap Ashley dengan gusar. “Ashley, dia saja sudah berani turun tangan sama kamu, kenapa kamu nggak putusin dia? Tunggu apa lagi? Kita semua ada di sini. Kalau kamu mau minta putus, dia juga nggak berani berbuat apa-apa sama kamu!”Ashley hanya mengerutkan keningnya saja. “Ingga, biasanya kekasihku nggak begini, biarka
“Sebentar!” Tiba-tiba si pria berjalan kemari, lalu menghalangi di hadapan Theresia. Dia mengamati Theresia dengan tatapan yang membuat orang merasa sangat tidak nyaman. “Kamu itu bosnya Ashley?”Theresia mengangguk. “Iya!”Pria itu berkata, “Ashley bisa dirugikan juga karena masalah pekerjaan. Sekarang dia lagi berbaring di rumah sakit. Katakan, gimana ganti rugi buat dia?”“Tony, masalah ini nggak ada hubungannya sama bos kami!” jerit Ashley dengan gusar.“Kenapa bisa tidak ada hubungan? Kamu itu karyawannya. Kamu terluka demi pekerjaan, semua itu tanggung jawabnya!” ucap Tony dengan blak-blakan, “Dengan masalah seperti hari ini, setidaknya 400 juta. Kalau tidak, aku akan ekspos semuanya ke internet. Perusahaan humas kalian memaksa anggota kalian untuk mendampingi klien!”“Apa kamu sudah gila uang!” Ingga langsung berdiri di depan Theresia untuk melindunginya. Raut wajahnya kelihatan pucat karena gusar. “Aku sudah bersabar dari tadi. Kamu sebagai kekasihnya, ketika melihat kekasihmu
Theresia berpesan kepada Ingga, “Aku bawa Tuan Roger untuk melakukan pemeriksaan. Kamu pergi jenguk Ashley dulu.”Roger segera berkata, “Aku pergi sendiri saja. Aku juga bukan tidak bisa berjalan sampai perlu dijaga. Aku bisa melakukannya sendiri. Kamu dan Ingga pergi jenguk Ashley sana!”Theresia mengangguk. “Bagus juga. Jaga hubunganmu setiap saat. Kalau ada urusan, kamu bisa hubungi aku.”“Oke, setelah aku selesai periksa, aku akan segera ke atas untuk cari kamu.” Roger menunjukkan senyuman tampannya.Theresia membawa Ingga ke area opname.Pintu diketuk, kemudian dibuka. Baru saja Ashley menyelesaikan infusnya, dia pun melihat Theresia dan langsung buru-buru duduk di tempat. “Bos!”Theresia tersenyum datar. “Baringan saja. Kamu baru melakukan cuci lambung, kondisi tubuhmu pasti sangat lemas.”Ingga memasukkan bunga segar yang dibawa mereka ke dalam vas bunga.Rambut Ashley digerai panjang. Raut wajahnya kelihatan pucat. Dia berkata dengan ekspresi bersalah, “Bos, maaf, aku bikin mas
Theresia menggigit bibirnya, lalu menutup pintu lemari. Dia membalikkan tubuhnya, kemudian kembali ke ruang tamu.“Maaf, pakaian nggak ditemukan. Lebih baik dicuci saja!” ucap Theresia.Roger berkata dengan tersenyum, “Tidak usah dicuci lagi. Aku sudah buang. Tadi aku telepon suruh asisten untuk antar pakaian kemari.”“Bagus juga!” Theresia mengangguk.Mereka berdua makan bersama. Usai makan, kebetulan pakaian juga sudah diantar. Asisten mengikuti Roger berjalan ke dalam ruang tamu. Asisten menenteng kantongan yang berisi pakaian sembari berkata, “Tuan Roger, semalam Nyonya telepon aku. Dia tanya apa benar kamu lagi dinas?”Roger merasa agak sakit kepala. Dengan kondisinya semalam, dia tidak bisa pulang ke rumah. Jadi, dia menelepon ibunya mengatakan dirinya dinas beberapa hari. Siapa sangka ibunya tidak percaya, malah menelepon asisten untuk memastikan.Roger bertanya, “Apa katamu?”“Aku bilang sama Nyonya, kamu memang lagi dinas. Nyonya tanya aku kenapa aku tidak ikut. Aku bilang keb
Tatapan Roger masih kelihatan tegas. “There, aku tidak peduli dengan masa lalumu. Kamu bilang aku suka dengan kamu yang kubayangkan. Kenyataannya bukan seperti itu. Aku suka dengan semua yang aku lihat dari dirimu.”Theresia kelihatannya lembut, tapi juga membawa aura yang menjauhi orang-orang. Ketika mengatakan Theresia itu dingin, tapi dia malah lebih bersedia kehilangan bisnis daripada membahayakan keselamatan anggotanya sendiri.Roger benar-benar sangat mencintainya hingga tidak bisa kehilangan kendali!Theresia merasa agak tidak berdaya. “Aku sudah bicara sebanyak ini. Kenapa kamu begitu keras kepala?”“Bukannya mencintai seseorang itu memang akan keras kepala? Kamu begitu mencintai seseorang, tapi kamu nggak mungkin bisa bersama dengannya, bagaimana dengan masalah itu?” Terlihat rasa keras kepala di dalam tatapannya.Theresia mengerutkan keningnya dan tidak berbicara lagi. Dia berdiri, lalu pergi meletakkan kotak P3K.Roger spontan merasa panik. Dia segera berdiri untuk mengejar







