“Siapa yang mengucilkanmu?”Stella tidak berbicara.Welly kembali menimpali, “Sebelumnya kamu bilang ingin pergi minta uang sama Pretty, lalu pergi secara diam-diam. Jangan kira semuanya akan berakhir begitu saja. Percaya tidak kalau aku akan pergi ke Kediaman Dikara?”Stella berkata dengan kesal, “Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Kalau kamu mencari anggota Keluarga Dikara dan menyinggung mereka, mereka akan mengusirku dari rumah. Kelak kamu pun nggak bakal mendapatkan sepeser pun dari aku.”Welly terbengong sejenak, lalu berkata dengan tersenyum sinis, “Jangan bohongi aku! Mereka sangat menyayangimu. Mana mungkin mereka akan mengusirmu?”“Mereka memang sayang sama aku, tapi aku bukan anak kandung mereka. Kalau aku membuat mereka nggak senang, mereka juga akan mengusirku dari rumah.” Stella tersenyum sinis. “Contohnya, bukannya Sonia juga dianiaya orang tuamu?”Kali ini Welly pun tersenyum. “Ujung-ujungnya karena kamu tidak punya hubungan darah sama mereka. Kita berdua barulah saudar
Mereka bermain sekitar satu jam lagi. Sonia berlari kemari, lalu meneguk air dengan napas terengah-engah. Berhubung pertandingan terlalu sengit, rambut yang dikuncir Sonia sudah longgar. Dia pun melepaskan ikat rambutnya, membiarkan rambutnya digerai panjang.Reza menyuruh Sonia untuk duduk. Dia ingin membantu Sonia untuk menguncir rambutnya.Sonia menengadah kepalanya menatap si lelaki. “Kamu bisa ikat rambut?”Usai berbicara, Sonia baru teringat Reza bukan hanya bisa menguncir rambut, dia juga bisa menyanggul rambutnya.Reza memperhatikan ikat rambut yang digunakan Sonia adalah ikat rambut berwarna hitam dengan ukiran emas logo GK.Gerakan Reza sangat lembut. Dia berhasil mengikat rambut Sonia hanya dengan satu kali. Terdengar suara tawa lembut Reza. “Aku bisa bantu kamu ikat rambut tiap hari.”Hati Sonia seketika terasa panas. Dia mengangkat kepalanya meneguk minumannya.Reza berkata dengan tersenyum, “Sudah main seharian. Sudah saatnya pulang.”“Tandy begitu melindungiku. Aku masih
Kelly tersenyum tanda terima kasih. “Terima kasih, Pak Reza.”“Jangan terlalu sungkan. Kamu bisa panggil aku Kak Reza,” balas Reza dengan tersenyum lembut.“Oke!” balas Kelly dengan gembira. Kemudian, dia bergegas kembali ke dapur.Setelah membalikkan tubuhnya, senyuman di wajah Kelly pun menjadi datar. Saat kedatangan Jason waktu itu, mereka berdua pun jadi bertengkar. Hubungan mereka berdua sangat canggung sekarang. Ditambah lagi sekarang Jason masih merasa marah. Jadi, alangkah baiknya jika tidak memanggil Jason ke rumah.Reza duduk di ruang tamu, lalu mengirim pesan kepada Jason.[ Apa kamu menyinggung Kelly lagi? ]Jason segera membalas. [ Apa yang dia katakan kepadamu? ][ Jangan gugup! Dia tidak bilang apa-apa. ]Beberapa saat kemudian, Jason mengirim pesan lagi. [ Kamu lagi di mana? ]Reza membalas. [ Lagi bareng Sonia. ]Reza tidak langsung memberi tahu dirinya sedang di mana. Hanya saja, setelah mengetahui Reza sedang bersama Sonia, kemungkinan besar mereka sedang berada d
Kelly refleks bertanya, “Apa Keluarga Wijaya mencarimu lagi?”“Tidak!” Derrick berkata dengan tersenyum, “Jangan segugup ini. Selain masalah orang lain, memangnya kita berdua tidak boleh bertemu?”Kelly tidak berani melihat Jason. Dia berkata dengan nada dingin, “Maaf, malam ini aku ada urusan.”“Tidak apa-apa. Kita bisa janjian lain hari.” Derrick berkata dengan pengertian, “Aku tidak ganggu kamu lagi. Kamu kerja dulu sana!”“Oke, sampai jumpa!”Kelly mengakhiri panggilan. Seperti biasanya, dia berdiri di tempat, menunggu omelan dari Jason.Jason menunduk untuk membaca dokumen tanpa ekspresi apa-apa. Setelah dia menyimpan ponselnya, Jason baru berkata dengan nada tegas, “Hari ini Eras Group traktiran. Kamu pergi bersamaku.”“Baik!” Kelly mengangguk. Dia sungguh mirip dengan asisten yang penurut dan juga berkualifikasi.Jason melirik Kelly dengan datar. “Keluar sana!”“Baik!” Kelly meninggalkan ruangan.Setelah kembali ke meja kerjanya, Kelly baru menghubungi Bibi Linda, memberitahunya
Hari ini adalah acara perayaan keberhasilan kerja sama Gunawan Group dengan Eras Group. Direksi dan wakil direksi Eras Group berdatangan, lalu bersulang dengan Jason.Jason juga tidak menolak. Dalam seketika, 4-5 gelas alkohol sudah habis diteguknya.Selagi Jason dan sekretaris Kimin mengobrol, Kimin menuangkan alkohol ke gelas Kelly. “Dengar dari Pak Andri, proposal kerja sama kali ini hasil jerih payah Bu Kelly, ya? Kami bisa bekerja sama dengan Gunawan Group juga berkat jerih payah Bu Kelly. Mari kita bersulang.”Kelly mengangkat gelasnya, lalu menyesapnya. Seketika hawa panas memasuki tenggorokan hingga ke dalam perutnya.“Apa Bu Kelly baru bergabung dengan Gunawan Group? Padahal kamu masih muda, kamu malah sangat berkompeten. Pandangan Pak Jason memang bagus sekali!” Kimin tak berhenti memuji. Tatapan Jason tertuju pada diri Kelly. Menyadari alkohol di dalam gelas Kelly hampir habis, Jason juga tidak mencegahnya.Setelah minum bergelas-gelas, akhirnya Kimin sedikit mabuk. Dia men
Setibanya di Nine Street Mansion, mereka semua masuk ke ruangan. Kemudian, 4-5 pendamping wanita juga memasuki ruangan.Pencahayaan di dalam ruangan sangat redup. Lingkungan di sekitar sangatlah mewah. Setelah mabuk, para lelaki pun langsung mengekspos wajah asli mereka.Andri memeluk seorang pendamping wanita yang sudah akrab dengannya. Dia disuapi alkohol, lalu bersenda gurau. Sikap sopan dan lembut yang dijumpai tadi sudah menghilang semuanya.Ini pertama kalinya Kelly mengikuti pertemuan seperti ini. Dulu, Jason, Bondan, dan yang lain juga sering berkumpul. Hanya saja, mereka hanya main kartu, minum, dan mengobrol bersama. Meski ada pendamping wanita, mereka semua juga tahu batasan.Namun Kelly tahu inilah sikap asli lelaki bisnis. Meskipun Kelly tidak menyukainya, dia juga mesti terbiasa.Duduk seorang pendamping wanita di samping Jason. Hanya saja, berhubung aura Jason sangatlah berkelas, si pendamping wanita juga tidak berani bersikap terlalu keterlaluan.Saat ini, Shella berjal
“Suap,” perintah Jason.Jantung Kelly berdegup kencang. Dia langsung meneguk alkohol di dalam gelas. Hanya saja, Kelly tidak sanggup untuk menyuap Jason.Jason melihat Kelly menggembungkan wajahnya. Tatapannya seketika menjadi lembut. Belum sempat disuapi Kelly, Jason langsung menundukkan kepalanya untuk mengecup bibir Kelly.Kedua mata Jason dipejamkan. Dia sedang mengisap alkohol di dalam mulut Kelly.Otak Kelly bagai kesetrum listrik saja. Pikirannya menjadi hampa. Anggur berwarna merah membasahi bibir kedua orang. Jason merangkul pinggang Kelly berusaha untuk mendekatinya, membuat posisi ciuman kedua orang lebih nyaman lagi.Detak jantung Kelly berdegup tak karuan. Jantungnya hampir copot saja. Selesai mengisap anggur di dalam mulut Kelly, Jason pun memberinya ciuman yang mendalam.Ada orang yang bersenda gurau dan menyanyi di sekitar. Hanya saja, semua itu bagai tidak ada hubungannya dengan Kelly. Dia hampir kehabisan napasnya.Kening Jason mulai berkerut. Dia memberi napas kepada
Sekujur tubuh Kelly seketika menjadi tegang. Dia tidak tahu bagaimana mendorong Jason.Malam ini dilalui dengan sangat kacau. Kelly telah kehilangan kemampuan untuk berpikir. Sepertinya Jason jauh lebih memabukkan daripada anggur dengan kadar alkohol tinggi yang diminumnya tadi.“Biarkan aku sandar sebentar. Apa kamu tidak tahu betapa baiknya aku terhadapmu hari ini?” Jason memejamkan matanya. Suaranya terdengar sangat lembut. Dia bahkan melepaskan Kelly padahal dia memiliki kesempatan sebagus itu!Hanya Kelly saja yang bisa membuat Jason menahan dirinya.Hati Kelly terasa gemetar. Dia mengira Jason sedang membahas masalah ingin melindunginya agar tidak ditindas Kimin. Dia pun merasa berterima kasih dan tidak bergerak.Kelly membuka jendela mobilnya. Angin sejuk di malam hari mengembus ke dalam mobil. Mobil melaju dengan cepat. Kelly terbangun dari mabuknya. Tetiba dia merasa ada yang salah?Semua orang Eras Group sangat menghormati Jason. Kelly sendiri juga bisa merasakannya.Bahkan K
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin