"Ada apa?" tanya Sonia sambil melirik kaca spion tengah.Tandy menatapnya dengan serius, lalu bertanya balik, "Aku atau Ferdi yang lebih dekat denganmu?"Sonia termangu mendengar pertanyaan ini. Kemudian, dia tertawa dan membalas, "Jadi, kamu kesal karena masalah ini?""Kata siapa aku kesal? Aku cuma penasaran kok!" bantah Tandy dengan keras kepala."Kalian berdua sama-sama adikku," ujar Sonia."Adik apanya? Kalau Paman Reza tahu, dia pasti akan menceramahimu." Tandy mendengus."Kalau pamanmu tahu kamu sepelit ini, dia pasti akan memberimu pelajaran," tutur Sonia sembari tersenyum.Tandy tiba-tiba terpikir akan sesuatu sehingga bertanya, "Kalau terjadi sesuatu padaku, kamu bakal sepanik ini juga tidak?""Menurutmu?" tanya Sonia balik sambil mengangkat alisnya.Tandy teringat saat dirinya diculik waktu itu. Sonia memang sangat panik. Setelah memikirkan ini, Tandy pun memandang ke luar jendela dan tidak bisa menahan senyumannya. Sudahlah, Sonia akan menjadi bagian Keluarga Herdian. Dia t
Reza menyunggingkan senyuman dingin dan berkata, "Aku tidak akan membunuhmu. Selain itu, kamu tidak pantas mendapat kebencianku. Yang perlu kamu lakukan hanya menjauh dariku dan Sonia.""Aku sudah menjauh dari kalian. Aku nggak pernah mengganggu Sonia lagi. Aku datang karena berharap kamu bisa melepaskan Noah. Setidaknya, tolong biarkan dia bertemu dengan bibiku," pinta Gina seraya terisak-isak."Sudah kubilang, tidak mungkin." Nada bicara Reza terdengar tegas. Dia meneruskan, "Kalau dia pulang, aku akan membunuhnya. Dia harus menanggung setiap penderitaan yang dialami Sonia.""Reza, sudah hampir tiga tahun kita saling mengenal. Kumohon, beri dia sedikit kesempatan demi hubungan kita," mohon Gina dengan tatapan sedih."Hubungan kita sudah berakhir sejak kamu mencoba mencelakai Sonia," ujar Reza dengan dingin."Reza, kamu terus menyebut Sonia sejak tadi. Apa aku nggak punya sedikit posisi di hatimu?" pekik Gina yang merasa sakit hati."Kamu tidak seharusnya menanyakan pertanyaan bodoh s
Yang membuat Gina sedih adalah Reza tetap bergeming meskipun dia sudah melukai dirinya sendiri. Ternyata, Reza bisa mencintai seorang wanita begitu dalam sampai-sampai mengabaikan orang lain. Kenapa Sonia begitu beruntung? Gina merasa tidak rela!Jenar membalut luka Gina, lalu memapahnya. Wajah Gina memucat karena kehabisan banyak darah, bahkan dia merasa pusing saat berdiri. Gina bertanya, "Apa kamu bisa memapahku ke tempat tidur? Aku mau istirahat sebentar."Melihat kondisi Gina yang lemah, hati Jenar pun melunak. Dia memapah Gina ke kamar tidur dengan perlahan. Pandangan Gina menjadi gelap saat berbaring di tempat tidur sehingga dia memejamkan matanya. Air matanya juga mengalir.Dulu, Gina sering datang ke kediaman Keluarga Herdian. Setiap kali, dia selalu membawa makanan atau hadiah untuk para pelayan. Jenar yang mengingat kebaikan Gina merasa kasihan kepadanya. Dia membujuk Gina untuk beristirahat terlebih dahulu. Jenar tidak berani memakai selimut Reza sehingga dia mengambilkan s
Gina juga memandang Sonia. Dia menarik selimut, lalu berucap sembari mengangkat alisnya, "Kamu cari Reza, ya? Jangan salah paham. Kami nggak melakukan apa-apa."Meskipun berkata demikian, tatapan dan nada bicara Gina sangat provokatif. Tandy bertanya dengan ekspresi marah, "Pamanku di mana?""Reza keluar untuk menjawab panggilan telepon. Mungkin dia ada di ruang kerja," sahut Gina."Cepat keluar dari rumahku!" bentak Tandy seraya mengepalkan tangannya dengan erat.Gina menimpali dengan ekspresi masam, "Tandy, dulu kamu nggak memperlakukanku seperti ini.""Kamu yang menggoda pamanku, 'kan?" tanya Tandy dengan dingin."Kamu tanyakan saja kepada pamanmu!" sergah Gina dengan sinis. Selesai bicara, dia melihat Reza yang berjalan masuk dari ruang tamu dan menambahkan, "Pamanmu sudah datang."Sonia berbalik dan bertatapan dengan Reza. Melihat ekspresi Reza yang terkejut, Sonia merasa kecewa. Tandy bertanya sambil memelototi Reza, "Paman, kenapa kamu berbuat seperti itu?"Reza tertegun sejenak
Sonia menepis tangan Reza. Dia berkata dengan tatapan muram, "Aku mau menenangkan diri."Reza menjelaskan, "Gina mencariku karena urusan Noah. Dia gegabah dan menggores pergelangan tangannya. Aku hanya menyuruh Jenar untuk mengobati lukanya.""Jadi, kenapa Gina ada di tempat tidurmu?" tanya Sonia.Reza menyahut seraya mengernyit, "Aku juga tidak tahu karena aku ada di ruang kerja."Sonia hanya menunduk dan tidak berbicara. Reza melanjutkan dengan ekspresi khawatir, "Tolong beri tahu aku apa yang kamu pikirkan. Jangan begini."Sonia tetap terdiam, dia bahkan tidak melihat Reza. Sementara itu, Reza menatap Sonia lekat-lekat sembari meneruskan perkataannya, "Sonia, apa kamu tidak percaya kepadaku? Kita sudah melalui banyak hal dan aku sangat mencintaimu. Mana mungkin aku menyentuh wanita lain?"Sonia memohon sambil mengerutkan kening, "Pikiranku kacau sekali. Biarkan aku tenangkan diri dulu, ya?"Reza menggenggam tangan Sonia dan menanggapi, "Aku tidak mau! Kalau ada masalah, kamu bilang
Hati Sonia juga terasa sakit. Dia menjawab, "Maaf. Mungkin ini salahku."Reza menyergah, "Aku tidak setuju! Pokoknya, aku tidak mau putus! Mengenai masalah hari ini, aku memang salah. Tapi, aku sama sekali tidak mengkhianatimu! Kalau kamu merasa tidak senang, kamu boleh mengabaikanku atau melampiaskan emosimu. Kamu boleh melakukan apa pun yang kamu mau, tapi kita tidak akan putus."Reza menegaskan, "Aku sudah pernah bilang, aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi seumur hidupku. Jangan harap kamu bisa meninggalkanku, kecuali aku mati!"Suara Sonia tercekat. Dia menunduk, lalu berusaha untuk berkata, "Reza, hubungan kita nggak akan bertahan lama kalau terus menyiksa satu sama lain seperti ini."Sama seperti ketika Sonia bergabung dalam pasukan tentara bayaran. Jika ada masalah, tim harus segera dibubarkan. Kalau tidak, cepat atau lambat pasti ada anggota tim yang mati. Pasangan tidak ada bedanya dengan rekan satu tim. Hubungan antara kedua orang tentu tidak boleh bermasalah sedikit pun
Tandy menyahut, "Aku hanya takut."Reza bertanya dengan tatapan muram, "Kamu juga merasa hubunganku dengan Sonia bermasalah?"Tandy segera menjawab, "Kalau ada masalah, selesaikan saja. Bukannya semua orang yang pacaran juga seperti itu?"Reza tertawa dan menghibur, "Kamu tenang saja. Sonia pasti akan menjadi bibimu. Jangan khawatir."Tandy berpesan, "Kalau begitu, kamu harus membujuk Bu Sonia. Selain itu, kamu harus memutuskan hubungan dengan Gina.""Oke," ucap Reza. Dia mengakhiri panggilan telepon, lalu memandangi langit malam.....Sonia kembali ke rumahnya, lalu menggambar sketsa desain di ruang kerja sampai pukul 1 dini hari. Dia berbaring di tempat tidur, tetapi sama sekali tidak mengantuk. Dia terus memikirkan Gina yang berbaring di tempat tidur Reza. Sonia juga tahu Reza tidak mungkin mengkhianatinya. Hanya saja, Sonia tetap merasa kesal.Sonia terus gelisah dan dia baru tertidur pada pukul 3 dini hari. Kemudian, dia terbangun lagi saat langit mulai terang. Biasanya, Reza akan
Edward mengira masalah ini adalah masalah sepele saja. Demi mendapatkan rasa suka dari Stella, dia langsung menyetujuinya dan berjanji akan membantunya.Namun setengah jam telah berlalu, saat Edward menghubungi Stella, nada bicaranya tidak seyakin sebelumnya lagi. “Sepertinya sutradara tidak ingin bekerja lagi? Dia tidak setuju untuk menggantinya. Bukannya hanya seorang penjahit saja? Sepertinya dia tidak berhak untuk menentukan siapa yang seharusnya diajak kerja sama!”Stella tahu kondisi tidak optimis. Dia mencemberutkan bibirnya sembari mendengus dingin. “Apa ucapanmu juga nggak berguna?”Edward berkata dengan serbasalah, “Keluarga kami bukan pihak sponsor terbesar. Sekarang program acara itu semakin populer. Kalau aku bersikap keras terhadap sutradara, sepertinya dia juga tidak akan memedulikanku.”Sesungguhnya Edward juga memiliki pemikirannya sendiri. Acara sudah semakin tenar. Keuntungan yang diraup keluarganya juga akan semakin besar. Seandainya hubungan Edward dengan tim produ
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk