Hanya saja, hari ini Levis merasa difitnah! Dia tidak janjian dengan Sanny!Istrinya Levis juga tidak bersedia mendengar penjelasannya. Dia melihat Levis sedang berbaring di atas ranjang tanpa berbusana. Dia segera memanggil orang yang datang bersamanya, lalu menggebukinya bersama!Baru saja Levis digebuki, sekarang dia malah digebuki lagi!Di kamar seberang, Ranty berjalan keluar kamar dan kedengaran suara jerit minta ampun pria dari dalam kamar, dia hampir saja tertawa.Sonia berkata dengan suara datar, “Jangan dengar lagi! Ayo, kita pergi!”Ranty merangkul pundak Kelly, berjalan ke luar. “Seru sekali hari ini. Sudah lama aku nggak sepuas hari ini!”Kelly tersenyum. “Aku traktir kalian makan. Kalian mau makan apa?”Ranty membalas, “Aku mau makan barbeku!”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Dimasakin koki Nine Street Mansion lagi?”“Hari ini kita cari barbeku di pinggir jalan saja. Aku lagi gembira. Makan apa saja juga nggak masalah buat aku!” Ranty mengangkat-angkat alisnya. “Sekarang
Jason melihat Kelly sekilas, lalu mengangkat kepalanya untuk menepuk-nepuk wajah Kelly. Dia tidak berani menepuk terlalu keras, hanya menepuk dengan perlahan. Sentuhan lembut seketika membangkitkan memori di hati Jason. Tatapannya menjadi muram. Dia berkata dengan suara rendah, “Kelly, apa kamu bisa berdiri?”“Bisa,” gumam Kelly. Hanya saja, Kelly masih belum berdiri, dia masih memejamkan matanya dan bersandar di atas meja.Jason spontan menghela napas. Dia langsung menggendong Kelly, lalu membawanya keluar.Jason dan Reza sama-sama berjalan kemari. Mobil diparkirkan di luar sana. Dia menurunkan Kelly di bangku samping pengemudi. Kelly bersandar di atas bangku. Sepertinya Kelly merasa tidak nyaman, terus mengerutkan keningnya.Jason tanpa sadar juga ikut mengerutkan keningnya. Dia berkata dengan suara rendah, “Untuk apa minum sebanyak ini? Padahal kita sudah pisah, kamu masih saja bikin aku merasa tidak tenang!”Jason memasangkan sabuk pengaman, lalu melepaskan jas untuk menyelimuti pa
Tatapan Jason sangat lembut. Dia duduk di samping ranjang, lalu mengusap rambut halus Yana. Tatapannya kelihatan sangat lembut.Dari tadi Jason terus menatap Yana. Beberapa saat kemudian, dia menyimpan buku cerita di samping ranjang, lalu menutup lampu di atas nakas. Setelah itu, Jason baru meninggalkan kamar.Linda menunggu beberapa saat di ruang tamu. Ketika melihat Jason berjalan keluar, dia pun berdiri, lalu berkata, “Tuan Jason, sudah malam. Bagaimana kalau kamu nginap di sini saja?”“Tidak usah. Hari ini Kelly minum kebanyakan. Dia pasti akan sakit kepala besok. Besok kamu masakkan sup pereda mabuk untuknya,” pesan Jason.Linda berkata dengan tersenyum, “Aku akan jaga Kelly dengan baik!”Jason mengeluarkan ponselnya. “Sekarang Kelly agak sibuk. Terkadang dia juga akan lembur, jadi mohon bantuanmu untuk menjaga Yana dan juga Kelly. Aku akan transfer 200 juta untukmu sebagai bayarannya!”Linda melambaikan tangannya. “Gaji yang diberikan Kelly untukku sudah cukup tinggi. Kamu nggak
“Ah?” Linda terdiam sesaat, lalu bergumam, “Iya, Sonia!”Kelly mengangguk, kemudian mengajak Linda untuk makan bersama.Setelah selesai makan, Kelly mengirim pesan kepada Sonia. [ Semalam aku dan Ranty minum kebanyakan. Kamu yang bayar, ya? Berapa? Biar aku transfer kamu. Semalam aku janji mau traktiran! ]Sonia membalas dengan cepat.[ Bukan aku, seharusnya Kak Jason. ]Kelly tertegun sejenak ketika membaca pesan itu.[ Semalam … dia juga datang? ][ Emm, dia datang bersama Reza. ]Tadinya Kelly ingin menghubungi Jason untuk bertanya berapa tagihan makan semalam. Namun setelah dipikir-pikir, dia pun mengurungkan niatnya.Selesai makan, Kelly berangkat kerja. Dia menaiki kereta bawah tanah seperti biasanya. Hanya saja, dia tidak kelihatan bersemangat seperti biasanya lagi. Mungkin, ini adalah hari terakhir Kelly bekerja di perusahaan.Setelah memasuki perusahaan dan duduk di depan meja kerja, Kelly semakin tidak tega lagi. Dia sangat menyukai pekerjaannya. Semua desainer di perusahaan
Sebelum Herry memecatnya nanti, Kelly berniat melemparkan surat pengunduran diri ke arah pria itu lebih dulu, lalu mengatakan bahwa dia ingin mengundurkan diri. Dengan tekad bulat, Kelly pun mengetuk pintu."Masuk!" Terdengar suara Herry dari dalam.Kelly membuka pintu dan berjalan masuk. Pandangannya langsung tertuju pada Levis. Masih ada bekas luka di wajahnya dan tatapannya terlihat muram. Hanya saja ketika melihat Kelly, dia segera menunduk."Kelly, masuklah!" ucap Herry dengan nada ramah dan penuh kehangatan.Kelly terkejut dengan sikap Herry yang tiba-tiba berubah. Dia berjalan masuk, lalu melihat seorang pria duduk di sofa.Hari ini, Jason tidak mengenakan setelan. Sebaliknya, dia mengenakan sweter tipis berwarna abu-abu muda dengan kerah tajam. Pakaian itu membuatnya terlihat lebih elegan dan berwibawa, seperti seorang pangeran dari lukisan."Kelly, duduklah!" ucap Herry sambil menuangkan segelas air untuknya. Kemudian, dia memperkenalkan Jason dengan berujar, "Ini Pak Jason. A
Kelly akhirnya berucap, "Makasih, Pak Jason!" Kalau dia masih berpikir kemunculan Jason di sini adalah kebetulan, itu artinya dia sengaja menutup mata.Wajah tampan Jason menampilkan senyuman samar. Dia membalas, "Kamu sudah bilang itu tadi."Kelly berujar pelan sambil menunduk, "Sebenarnya hari ini aku berniat untuk mengajukan pengunduran diri."Jason menatap wajah Kelly yang polos dari samping, lalu berbicara dengan lembut, "Jangan salah paham. Menurutku, sayang sekali kalau kamu mengundurkan diri begini.""Orang berengsek seperti Levis cukup dikasih pelajaran saja. Tidak perlu sampai mengorbankan pekerjaan yang kamu cintai karena dia," tambah Jason.Hati Kelly sedikit tersentuh. Dia membalas sambil mengangguk, "Bagaimanapun, aku benar-benar berterima kasih padamu.""Kalau mau berterima kasih, buatlah desain sebaik mungkin. Aku akan menantikannya," respons Jason seraya tersenyum."Aku pasti akan berusaha keras!" balas Kelly.Jason menimpali, "Tapi, jangan terlalu memaksakan diri. Seb
Kelly berujar, "Sampai jumpa!"Setelah menutup telepon, Kelly tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan Kenneth dan mulai sibuk dengan pekerjaannya pada siang itu.....Ranty terbangun dengan kepala yang masih pusing akibat mabuk berat. Di siang hari, suara dering telepon membangunkannya.Usai memeriksa ponselnya, Ranty melihat ada lebih dari 10 panggilan tak terjawab. Sebagian besar tentang urusan kantor. Selain itu, ada juga pesan dari Sonia dan Kelly.Ranty membalas pesan satu per satu, lalu duduk di ranjang dan mencoba mengingat bagaimana dia bisa pulang tadi malam.Ingatannya agak kabur, tetapi dia samar-samar ingat bahwa dia sempat bangun di tengah malam untuk mandi dan juga membersihkan riasannya.Bahkan dalam keadaan mabuk, Ranty tetap ingat untuk membersihkan wajahnya. Itu sungguh luar biasa.Setelah membasuh wajah, kepalanya sedikit lebih jernih. Ketika membuka pintu, dia melihat Jeansen sedang menyiapkan makanan di meja makan.Ekspresi Ranty langsung berubah dingin. Dia be
Matias bertanya sambil memicing, "Kamu lagi menantangku?"Jeansen menjawab dengan tegas, "Bukan. Ranty sudah putus denganmu. Aku punya hak untuk mengejarnya dan aku akan mencintainya lebih darimu!"Matias menyeringai dingin sebelum membalas, "Mencintainya lebih dariku? Kamu tahu seberapa besar aku mencintainya, tapi berani bilang bisa lebih?"Jeansen merespons, "Aku tidak tahu. Tapi, aku tidak akan membuatnya selalu waspada karena wanita lain. Aku tidak akan membuatnya marah. Kalau dia marah, aku akan segera menenangkannya dan minta maaf.""Aku akan memastikan dia tidak merasa khawatir. Aku akan selalu mencintainya, memanjakannya, dan menantikan untuk nikah dengannya. Seumur hidup ini, aku cuma akan baik padanya!" jelas Jeansen.Ranty kaget mendengar ucapan Jeansen sehingga menatapnya. Di sisi lain, tatapan Matias menjadi makin suram.Matias menimpali, "Banyak pria yang mau mengejarnya, tapi dia cuma akan menjadi milikku seumur hidup ini!""Kamu benar!" Ranty tiba-tiba berbicara, tetap
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak