Share

Bab 19

Penulis: Musim Gugur
Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”

Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.

Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.

“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.

“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”

“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya Pak Matias, rasanya nggak enak hati saja kalau aku langsung minta-minta sama dia,” ujar Tiara sambil mengoleskan lipstik di bibirnya.

“Kamu nggak minta pun, Pak Matias pasti bakal ngasih, kok!”

“Dia cuma beliin aku tas dan perhiasan, tapi dia nggak mau ngasih aku peran yang bagus. Aku sampai harus ngebujuk dia semalaman, baru dia masih kasih aku perang cewek yang waktu itu.”

“Mungkin dia takut kamu bakal membangkang nantinya, makanya dia nggak kasih. Sudah, ngga usah dipikirin lagi!”

“Aku membangkan kayak apa pun, nggak mungkin aku bisa lepas dari dia!”

Setiap private room sudah dilengkapi dengan toilet pribadi, makanya jarang ada orang yang masuk ke toilet ini. Mereka berdua terus mengobrol untuk sesaat, dan ketika hendak pergi, tiba-tiba terdengar ada suara dari belakang yang berbunyi, “Tunggu!”

Sontak mereka pun terkejut dan langsung membalikkan badan. Di belakang mereka itu adalah pintu yang pintu kayu bentuknya bolong-bolong. Ini pertama kalinya Siska kemari, dan dia mengira kalau pintu itu adalah tembok, makanya dia bisa bicara lepas tanpa pikir panjang.

Siska dan Tiara saling bertukar pandang satu sama lain dan berpikir ada apa saja yang sudah Sonia dengar tadi.

“Siapa kamu?” tanya Tiara.

“Beneran kamu dekat sama Matias?” tanya Sonia.

Tiara langsung menghela napas lega setelah mendengar pertanyaan itu. Dia berpikir rupanya Sonia hanyalah salah satu dari orang yang iri kepadanya karena berhasil mendekati Matias.

“Apa urusannya sama kamu? Pak Matias paling nggak suka penguntit kayak kamu. Mending nggak usah cari masalah, kalau sampai dia lihat, aku nggak bisa bantu apa-apa lagi!”

“Memangnya dia ada di sini?” tanya Sonia.

“Iya. Justru Pak Matias yang ajak aku ke sini.”

“Bawa aku ketemu sama dia!” ujar Sonia.

“Memangnya kamu siapa?”

Tanpa basa-basi lagi, Sonia langsung menarik kerah baju Tiara dan menyeretnya keluar dari toilet. Tinggi badan Tiara sekitar 170-an cm,sedikit lebih tinggi dari Sonia, tapi tetap saja dia tidak berdaya melawan tarikan Sonia dan hanya berjalan tertatih-tatih mengikuti Sonia.

“Lepasin aku!” teriak Tiara sambil berusaha memukuli Sonia dengan tasnya.

Sonia melempar tubuh Tiara ke tembok hingga kepalanya terbentur. Tiara hanya menjerit kesakitan dan tersungkur lemas di lantai. Siska pun dengan kondisi kaki yang masih sakit segera mengejar mereka berdua dan menarik lengan Sonia sambil berkata, “Siapa kamu? Lepasin temanku!”

Akan tetapi hanya dengan menghempaskan tangannya, Siska sudah oleh dan sama-sama membentur ke tembok.

Manajernya Siska yang bernama Devi bergegas datang membantu Siska berdiri, lalu dengan penuh rasa kesal dia berteriak, Tolong, tolong! Mana satpam?!”

Penjaga keamanan yang berada di restoran dan beberapa pelayan yang kebetulan lewat segera berlari mendatangi suara itu berasal dan melerai Sonia, “Ibu, dilarang melakukan kekerasan di sini, apa pun alasannya. Kalau Ibu masih begini terus, kami terpaksa lapor polisi!”

“Lepasin!” bentak Tiara.

Sementara itu, Siska yang menyadari ada orang yang dia kenal kebetulan juga berada di sana pun langsung memanggilnya, “Pak Thomas!”

Thomas segera menghampiri mereka dan bertanya ketika menyadari telah terjadi keributan di sana, “Ada apaan ini?”

“Aku juga nggak tahu. Tadi aku sama Tiara lagi ngobrol, tapi cewek itu tiba-tiba datang dan mukulin kamu,” jelas Siska sambil meneteskan air matanya.

“Padahal kakinya Siska baru saja baikan, harusnya bulan depan sudah bisa syuting lagi, tapi kalau begini, bisa-bisa malah tambah parah,” imbuh Devi.

“Kebetulan Pak Reza juga lagi makan di sini, aku panggil dia sebentar,” kata Thomas.

Reza-lah yang menyuruh Siska untuk datang kemari, jadi wajar jika Thomas merasa harus memanggil Reza ketika terjadi sesuatu pada Siska.

“Pak Reza juga ada di sini?”

“Iya, sebentar aku panggil!”

Mengetahui Reza juga ada di sini, Devi jadi semakin congkak dan berteriak kepada para petugas keamanan, “Tahan dia, jangan sampai dia pergi!”

Daniela yang mendengar telah terjadi keributan juga langsung datang dan bertanya kepada Sonia, “Son, ada apa ini?”

Salah satu pelayan di sana menjelaskan situasinya. Mereka memang tidak tahu pasti apa penyebabnya, yang mereka tahu hanya fakta bahwa Sonia telah menyakiti Tiara.

“Kami sungguh minta maaf. Sonia ini masih muda, jadi mungkin perbuatannya nggak dipikir panjang. Kejadian hari ini tolong jangan dimasukkin ke hati, biaya makanan hari ini biar saya yang tanggung sebagai ganti rugi. Jika ada biaya perawatan, kami juga tanggung semuanya.”

“Pantas saja tingkahnya kayak jagoan, ternyata teman yang punya tempat ini,” sindir Devi.

“Ma-maaf, ini salah saya yang nggak jagain dia dengan baik,” tutur Daniela.

“Baru minta maaf sekarang nggak ada gunanya! Kalian pikir Siska ini bisa kalian bully seenaknya? Hari ini juga bakal aku kasih tahu kalau kalian nggak sehebat itu!”

Emosi Daniela kini sudah mereda, dan dengan ekspresinya yang tenang dia berkata, “Kalau begitu coba panggil temannya. Aku mau tau siapa orangnya.”

“Kebetulan, Pak Reza juga lagi makan di sini,” sela Siska.

***

Sementara itu Thomas bergegas kembali ke ruangannya dan memanggil Reza, “Pak Reza, bisa keluar sebentar?”

“Kenapa?”

“Bu Siska dipukulin sama orang lain.”

“Siapa?” tanya Reza.

“Aku juga kurang tahu, tapi gayanya sih kelihatan sombong banget.”

Mendengar hal itu, Reza langsung berdiri dan melangkah ke luar. Setelah Reza dan Thomas pergi, barulah Melvin bertanya, “Ceweknya Pak Reza?”

“Seharusnya begitu,” jawab Tahir.

“Kalau begitu aku juga mau lihat, secantik apa cewek yang bisa bikin Pak Reza luluh!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Misra Wati
lanjutan dog ko susah d buka
goodnovel comment avatar
gBee
Setuju... Terlalu banyak nama tp kurang info... pdhal kl dr ide cerita cukup menarik... semoga kedepannya bs lebih baik
goodnovel comment avatar
ovie bryan
mbulet , kebanyakan orang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2287

    Ester masih berada di rumah Devin. Dia sudah mengenakan pakaian. Dia pun membersihkan kamar sebelah, kemudian juga membereskan ruang makan.Ester berjalan ke sisi pria yang sedang duduk di sofa. Ketika melihat wajahnya yang putus asa dan menderita itu, Ester pun mengerutkan keningnya dengan rasa bersalah. “Kak Devin, semua ini salahku. Maaf, aku nggak bisa mengendalikan perasaanku!”Devin tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia hanya merasa menyesal saja. “Kamu pulang dulu sana.”“Aku nggak mau pulang!” Ester menatap Devin dengan takut. “Aku akan merasa lebih enak kalau dimarahi kamu. Kalau aku pulang sendiri, aku akan merasa semakin nggak nyaman lagi.”“Pulanglah. Biarkan aku tenangkan diriku dulu,” ucap Devin dengan serius.“Kak Devin, apa kamu masih suka sama Rose?” Kedua mata Ester kelihatan berkilauan.Devin merasa menyesal. “Dia pulang untuk temani aku merayakan Hari Raya. Tadinya kami masih bisa ….” Devin tidak melanjutkan omongannya.Devin masih menyimpan perasaan terhadap Rose.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2286

    “Di mana kamu?” tanya Juno dengan suara berat.“Aku lagi di jalan raya,” ucap Rose dengan menangis.“Kamu pulang dulu. Aku akan segera pergi cari kamu!” ucap Juno sembari mengambil mantel. Dia bergegas berjalan keluar.“Kamu rayakan Hari Raya di rumah sana. Aku baik-baik saja. Aku cukup tenangkan diri sejenak!” ucap Rose.“Kamu kembali ke apartemenmu dulu. Aku akan sampai sebelum langit gelap. Kamu jangan ke mana-mana, sudah dengar, belum!” Nada bicara Juno terdengar cemas. Dia berusaha menahan amarahnya.“Emm!” Rose mengangguk dengan menangis.Juno menggunakan koneksi Keluarga Liman untuk mengatur pesawat pribadi. Dia akan langsung terbang ke Kota Jembara.Setibanya Juno di Kota Jembara, langit sudah hampir gelap. Dia bergegas ke depan pintu apartemen Rose. Begitu pintu dibuka, isi ruangan kelihatan sangat gelap. Sepertinya tidak ada jejak keberadaan orang di dalamnya.Juno segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rose. “Di mana kamu?”Suara Rose kedengaran serak. “Apa kamu sud

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2285

    Devin langsung tersadar dari alkoholnya. Dia segera berdiri hendak menerobos ke luar. Saat berlari ke luar pintu, dia baru menyadari bahwa dia sedang tidak berbusana. Dia pun kembali untuk mencari pakaiannya.Saat Devin keluar, tidak terlihat lagi bayangan tubuh Rose. Hanya terdapat koper yang diletakkan di samping pintu dengan sebuket bunga yang jatuh di sampingnya. Kelopak bunga yang berserakan itu bagai tetesan darah saja.Devin tertegun di tempat. Kali ini, dia sadar hubungannya dengan Rose sudah sepenuhnya tamat!Rose berjalan keluar rumah Devin. Dia berjalan di jalan raya yang dingin dalam waktu lama. Tiba-tiba dia baru teringat bahwa dia lupa untuk mengambil kopernya.Namun, ketika kepikiran dengan gambaran tadi, Rose benar-benar merasa jijik. Dia lebih memilih untuk membuang barang-barang itu daripada harus kembali lagi!Di tengah embusan angin dingin, air mata Rose tidak berhenti menetes. Dia merasa dirinya adalah sebuah lelucon!Tadinya Rose mengira Devin tidak akan mengkhian

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2284

    Devin terus minum alkohol, lalu berkata dengan putus asa, “Sekarang aku sudah kecewa dengan hubungan aku dengan dia. Aku tidak tahu ingin melanjutkannya lagi atau tidak?”Tiba-tiba Ester berkata, “Kamar ini panas sekali!”Sambil berbicara, Ester melepas kardigan yang dikenakannya. Di dalamnya, dia mengenakan dalaman renda hitam dengan kerah lebar, memperlihatkan kulit putih di bagian dadanya.Pandangan Devin menjadi linglung oleh pemandangan itu, bukan karena mabuk oleh alkohol, melainkan mabuk oleh pesonanya.Ester mencondongkan tubuhnya untuk menuangkan alkohol kepada Devin. “Kak Devin, jangan sedih lagi. Bisa jadi Nona Rose dan Tuan Juno lagi merayakan Hari Raya bersama, hanya kamu saja yang lagi terluka dan bersedih.”Devin tersenyum dingin. “Iya, mereka berasal dari Kota Kibau. Bisa jadi mereka sudah bersama.”“Kak Devin!” Ester menengadah kepalanya. Tatapannya kelihatan berkilauan. “Aku benar-benar kasihan banget sama kamu. Padahal kamu unggul sekali, seharusnya kamu memiliki pil

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2283

    Mereka makan dan minum sambil mengobrol dan tertawa. Mungkin karena mereka berasal dari daerah yang sama dan sedang merayakan Hari Raya di perantauan, rasa akrab di antara mereka terasa lebih kuat dari biasanya. Tidak lama kemudian, mereka pun menghabiskan sebotol alkohol.Devin berdiri. “Aku pergi ambil alkohol dulu. Tunggu sebentar, ya.”“Oke. Hari ini nggak boleh pulang kalau nggak mabuk!” ucap Ester dengan suara lembut.Ketika melihat si pria berjalan ke kamar samping, Ester juga mengikutinya. Dia bersandar di sisi pintu, lalu berkata, “Kak Devin memang pintar dalam menikmati hidup. Kamu malah bikin rak alkohol di kamar samping. Bukannya kamu jadi bisa minum di saat bekerja?”Devin berkata dengan tersenyum, “Sembarangan bikin saja. Malah jadi lelucon!”“Bukan. Aku merasa susunannya keren sekali.” Ester berjalan ke dalam, lalu mengamati rak alkohol dan rak buku Devin. Dia duduk di sofa. “Duduk di sini nyaman sekali. Kita minum alkohol di sini saja, kebetulan bisa sambil ngobrol.”De

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2282

    Di Kota Jembara.Pada siang hari menjelang malam Hari Raya, jalanan dihiasi dengan lampu dan dekorasi meriah. Setiap sudut kota dipenuhi keramaian dan suara tawa. Suasana Hari Raya terasa begitu hangat dan penuh suka cita.Sesuai tradisi keluarga yang biasa makan onde-onde saat malam Hari Raya, Devin merebus satu bungkus onde-onde di siang hari. Dengan pikiran yang melayang, dia membawa piringnya ke meja makan, lalu mengambil ponselnya. Dia masih belum ada balasan dari Rose.Mengingat betapa dinginnya sikap gadis itu, hatinya diliputi rasa sakit dan kecewa. Devin pun kehilangan selera untuk makan onde-onde.Devin membuka sebotol alkohol, lalu menuangnya penuh ke dalam gelas. Dia menengadah kepalanya, lalu meneguknya. Apa salah Devin?Ester datang ke Kota Jembara untuk bergantung terhadapnya. Apa salah jika Devin menjaganya sebentar?Sebelumnya Rose jelas-jelas sangat baik hati. Devin juga menyukai sikap lugu dan baik hati Rose, makanya dia baru menerima Rose. Kenapa sekarang dia tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status