Share

Bab 18

Author: Musim Gugur
Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.

Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”

“Eh?”

Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.

“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”

“Ooh, iya!”

“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.

Ternyata … seperti itu ceritanya!

“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu sendiri.”

Sembari menatap ke luar jendela, Sonia pun menanggapi ucapan Reza, “Nggak perlu, aku rasa dia nggak bakal nyari aku lagi!”

“Oh?”

Sesungguhnya, Reza sudah tahu apa yang dimaksud oleh perkataan Sonia tadi. Sonia tidak berbicara apa-apa lagi dan hanya sibuk dengan pikirannya sendiri, tapi dia tampak tersenyum-senyum sendiri dengan ekspresi bahagia. Suasana hati Sonia dengan sangat baik, dia bahkan masih tersenyum dan mengucapkan sampai jumpa saat turun dari mobilnya Reza. Setelah itu, Sonia pergi ke sebuah kedai yang ada di samping kampusnya untuk membeli dua bungkus permen yang belakangan ini sedang hits. Lalu dia naik bus pulang ke Vila Green Garden dan memberikan satu permen itu untuk Kelly setelah dia turun di Jalan Yunani.

Setibanya di rumah, dia menghabiskan waktu dengan membaca buku dan main game hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Persis di pukul enam sore, Sonia mendapat panggilan dari Ranty kalau dia sudah sedang dalam perjalanan.

Kurang lebih setengah jam kemudian, Ranty akhirnya tiba dengan mengendarai Porsche merah kesayangannya. Dia melepas kacamata hitamnya begitu melihat Sonia dan berkata padanya, “Baru berapa hari nggak ketemu, kamu jadi makin cantik saja!”

Sonia pun masuk ke mobilnya Ranty, lalu Ranty memberikan sebuah tas yang dia taruh di kursi belakang ke Sonia. “Mamaku hari ini baru pulang dari Prancis, ini buat kamu. Ada baju, perhiasan, sama tas. Kamu lihat saja sendiri.”

“Titip terima kasih buat mama kamu, ya. Tapi biasanya aku jarang pakai barang-barang kayak begini. Lain kali nggak usah.”

“Sebenarnya aku juga sudah bilang, GK Jewelry itu punya kamu. Tapi mamaku bilang barang yang dia kasih beda sama kamu. Toh, itu juga demi puasin nafsu belanjanya dia sendiri, jadi kamu terima saja.”

Hati Sonia terasa hangat mendengarnya. Dia pun tidak banyak bicara lagi dan hanya bertanya, “Sekarang kita mau ke mana?”

“Temanku baru buka restoran, terus dia ngajak aku ke sana, jadi sekalian saja aku bawa kamu makan bareng!” ujar Ranty dengan senyum manisnya di bawah pancaran cahaya matahari senja.

Restoran baru milik temannya Ranty berada di lokasi yang sangat strategis di pusat kota. Interiornya juga sangat indah dan ramai oleh pengunjung yang datang. Begitu memasuki restoran, Ranty langsung membawa Sona ke private room yang sudah Ranty pesan sebelumnya.

Bos di restoran itu adalah Daniela, seorang wanita tangguh berusia sekitar 30-an. Dulunya dia adalah senior ketika Ranty masih kuliah di luar negeri, dan mereka berdua masih terus berhubungan satu sama lain meski sudah tamat kuliah.

Mengetahui Ranty sudah datang, Daniela segera menyapanya dengan hangat dan membantu mereka memesan makanan dan minuman yang menjadi unggulan di restoran ini. Restorannya cukup sibuk dan selalu saja ada orang yang mencari Daniela. Akhirnya Daniela terpaksa meninggalkan mereka berdua.

Para pelayan dengan cekatan menyajikan lauk yang seperti premium abalone, kerang macan masak lada garam, lobster, dan masih banyak lagi. Setiap hidangan dibuat begitu indah, baik dari rupa, aroma, ataupun rasa. Mereka berdua pun menikmati makanan sambil mengobrol santai, dan perlahan-lahan topik pembicaraan berpindah ke Reza.

“Kamu sudah berkali-kali pergi ke rumahnya keluarga Herdian, si Reza masih nggak tahu hubungan kalian berdua?” tanya Ranty penasaran.

“Nggak, tuh,” jawab Sonia.

“Hmmm, menarik. Kalau sampai dia tahu, ekspresi dia bakal kayak apa, ya?”

Sonia pun teringat dengan apa yang Reza katakan sewaktu di Celestial Hotel dan menjawab, “Entah, mungkin saja dia bakal langsung jauhin aku!”

“Makanya itu kamu harus tidur bareng dulu sama dia! Kalau dilihat dari badan dan tampangnya, kamu juga nggak rugi, kok!”

“Memangnya kamu pikir tidur bareng sama dia segampang itu?”

“Sonia-ku yang cantik, kamu harus percaya diri, dong! Atau mau aku ajarin kamu?”

“Nggak perlu! Jurus kamu itu cuma ampuh ke cowok doang, mending kamu pakai buat Matias saja sana.”

“Kalau dia, buat apa aku pakai lagi?” ledek Ranty.

“Hmm, benar juga. Justru seharusnya dia yang begitu ke kamu,” angguk Sonia.

Mendengar itu, Ranty tertawa terbahak-bahak sampai wine yang baru saja dia minum muncrat keluar. Ketika mereka berdua baru saja makan separuh, tiba-tiba Ranty mendapatkan telepon dari Matias, tapi Sonia langsung pergi ke toilet karena takut akan mendengar topik pembicaraan yang tidak cocok untuk anak muda.

Sonia menelusuri lorong lalu berbelok ke kanan, dan kebetulan di belakangnya ada seorang pria yang baru saja keluar diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Mereka berjalan menuju ke sebuah ruangan, kemudian salah satu dari pengikutnya itu membukakan pintu untuknya.

“Silakan, Kak Reza!” ujar salah satu pengikutnya itu.

Sudah tiga tahun Reza meninggalkan Jembara, tapi para pengikutnya masih saja tunduk dan setia padanya. Lantas, semua orang yang sudah terlebih dahulu berada di ruangan itu berdiri, tapi hanya ada satu orang yang masih duduk tanpa sedikit pun melirik Reza, walau hanya sekilas. Seorang pria yang berdiri di samping orang itu, Tahir, berkata, “Pak Melvin, beliau ini yang namanya Pak Reza.”

Melvin pun bangkit dari kursinya dengan kedua tangan berada di saku, Pak Reza, nama yang sudah sejak sering aku dengar. Apa kabar?”

Reza dengan santai berjalan ke kursi yang ada di depan Melvin dan berkata, “Salam kenal, Pak Melvin!”

Setelah itu mereka semua duduk dan saling menuangkan minuman sambil mengobrol, membuat suasana menjadi jauh lebih meriah seakan-akan mereka adalah teman lama.

“Sudah lama aku mau ngajak Pak Reza dan Pak Melvin makan bareng, akhirnya hari ini kesampaian juga. Ayo kita bersulang buat mereka,” kata Tahir.

“Kalau Pak Tahir ngomong dari awal, aku pasti bakal datang. Toh Pak Reza juga baru balik dari luar negeri, harusnya dari kemarin-kemarin kita ngadain pesta,” sahut Melvin.

“Nggak usah sungkan begitu, kita ini kan teman,” tutur Reza.

“Ah, benar juga,” balas Melvin.

Herdian Group dan keluarga Santoso memiliki hubungan kerja sama dalam bisnis, tapi ada pula persaingan di antara mereka. Herdian Group sendiri merupakan penguasa yang ada di Jembara, dan keluarga Santoso juga memiliki ambisi yang besar untuk menjadi penguasa yang berikutnya.

Melvin sudah pernah mendengar soal Reza sewaktu dia masih di luar negeri, tapi ketika Melvin baru saja pulang, Reza ternyata sudah pergi. Maka dari itu, Melvin terus menunggu selama tiga tahun sampai akhirnya Reza kembali lagi.

Semua orang di sana menyadari adanya ketegangan yang samar di antara Melvin dan Reza, makanya mereka pun sangat berhati-hati dalam berbicara untuk menjaga situasi tetap damai. Karena mau bagaimanapun juga, mereka berdua ini bukanlah orang yang bisa diusik sembarangan.

***

Sementara itu di toil, di belakang Sonia ada dua orang wanita yang sedang berdandan sambil mengobrol. Salah satu dari mereka yang mengenakan gaun biru berkata, “Siska, kok, kamu bisa masuk ke Victor Entertainment, sih?”

“Hoki doang itu, mah,” kata wanita bergaun putih.

“Aku dengar kamu dipilih langsung sama Reza, ya? Dapat tambang emas, nih. Coba kasih tahu aku, dong. Gimana caranya kamu bisa tidur sama dia?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2335

    Hati Jason terasa luluh dan sakit.…Tidak lama kemudian, semua orang juga telah mengetahui masalah ini. Raut wajah Yusa kelihatan pucat. Dia langsung meminta maaf kepada Jason, “Kak Jason, aku benar-benar tidak tahu harus ngomong apa sama kamu. Kalau kamu masih merasa marah, kamu bisa tampar aku!”“Masalah ini tidak ada hubungannya sama kamu!” ucap Jason, “Dia yang mesti tanggung jawab atas perbuatannya!”Raut wajah Reza kelihatan sangat tidak bagus. Dia pun mencari pengurus vila. “Carikan rekaman CCTV insiden tadi, lalu kirim ke ponselku!”Pengurus segera melaksanakannya.Reza melihat leher Yana. “Apa perlu melakukan pemeriksaan seluruh tubuh?”Jason berkata, “Tidak perlu. Tidak ada luka di bagian lain!”Reza mengangguk. Dia menyuruh dokter pribadi untuk memeriksa Yana lagi, lalu mengoleskan obat ke bagian bengkak.Reza dapat merasakan bagaimana amarah di hati Jason. Seandainya ada yang berani menyentuh putrinya, dia pasti akan melenyapkan seluruh keluarga orang itu!…Setidaknya but

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2334

    Kelly menenangkan dirinya sejenak, lalu mengangguk dengan perlahan. “Aku tahu! Semua ini juga salahku. Aku sendiri yang nggak menjaga Yana dengan baik!”Sonia berkata dengan kening berkerut, “Semuanya bakal menurunkan kewaspadaan ketika berada di Kediaman Keluarga Herdian!”Siapa juga tidak menyangka Jucy akan bersikap buruk seperti ini.Sonia menghibur Yana. “Tadi aku lagi bikin ayunan gantung. Apa kamu mau main bersamaku?”Bagaimanapun, Yana hanyalah seorang anak kecil. Dia pun akan merasa senang setelah dihibur. Saat ini, dia pun menatap Sonia dengan tersenyum, lalu mengulurkan tangannya minta digendong oleh Sonia.Kelly berkata, “Aku telepon Kak Jason dulu. Dia juga lagi cari Yana.”“Emm.” Sonia menggendong Yana ke sisi ayunan gantung.…Saat telepon, Kelly tidak memberi tahu Jason masalah Yana ditindas oleh Jucy. Hanya saja, ketika Jason mencari Yana, dia pun dapat melihat bekas jari tangan di leher Kelly. Raut wajahnya seketika menjadi muram. “Ada apa dengan leher Yana?”Sonia pu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2333

    Ranty terbengong sejenak. “Sialan!”Ranty benar-benar emosi. Dia berjalan ke sana untuk menendang wajah Jucy. “Kamu malah menindas anak kecil yang belum genap berusia tiga tahun. Apa kamu itu manusia?”Jucy ditendang Sonia hingga punggungnya terasa sakit. Dia berbaring di atas lantai dan tidak sanggup untuk membangkitkan tubuhnya, kemudian dia ditendang lagi oleh Ranty. Dia pun kesakitan hingga hampir kehilangan napasnya. Sonia melindungi Yana di dalam pelukannya, kemudian berkata dengan dingin, “Pukulnya di luar saja. Jangan sampai kelihatan Yana!”Ranty memalingkan tubuhnya untuk melihat Yana. Raut wajahnya sudah kelihatan memucat. “Biar aku saja yang urus. Kelly lagi melihat Yana. Kamu bawa dia pergi sana. Serahkan sisanya kepadaku!”Sonia mengangguk, lalu menggendong Yana untuk pergi.Ranty memanggil dua orang tukang kebun, lalu mendorong Jucy dari pintu samping.Jucy pun membangkitkan tubuhnya dan bersandar di sisi pohon. Dia berkata dengan panik, “Ranty, kamu lagi ngapain?”Rant

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2332

    Tadinya Yana ingin bersama dengan Jason. Hanya saja, saat Jason pergi mengangkat panggilan, dia malah pergi mengejar kupu-kupu hingga tidak kelihatan bayangan tubuhnya lagi.Yana mengejar kupu-kupu ke dalam kebun buah. Saat dia sedang memungut buah bluberi, tiba-tiba kedengaran ada yang sedang memanggilnya dari belakang, “Hei, bocah!”Yana menoleh dan ternyata orang itu adalah Jucy.Jucy telah mengirim pesan kepada Bondan, tetapi Bondan tidak membalas sama sekali. Setelah itu, Jucy mencoba untuk mengirim pesan lagi, baru menyadari ternyata kontak telah diblokir.Saat Jucy merasa penat, tiba-tiba dia melihat Yana yang sedang menyendiri. Semalam dia dipermainkan oleh Ranty gara-gara si Yana, alhasil dia pun dipermalukan oleh orang banyak. Jadi, dia pun ingin melampiaskan amarahnya hari ini.Yana memelototi Jucy dengan tatapan waspada. Dia membalikkan tubuhnya, lalu hendak berlari pergi. Hanya saja, berhubung Yana hanyalah anak yang belum genap tiga tahun. Dia pun tidak bisa berlari seken

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2331

    Ranty mengangkat alisnya. “Ucapanmu memang sangat masuk akal.”Mereka semua mengelilingi kastil selama dua jam. Di seberang kastil terdapat hamparan kebun anggur yang luas, hanya saja di musim ini buahnya sudah selesai dipanen.Namun, tepat di samping kebun anggur ada kebun petik sendiri. Dari luar saja sudah terlihat deretan buah-buahan yang beragam. Kebun petik ini tertutup kaca dengan ketinggian sekitar tiga meter dan luasnya puluhan hektar. Di dalamnya terdapat berbagai macam buah dan sayuran, hampir semua yang biasa kamu lihat di pasaran tersedia di sini.Begitu masuk, aroma buah langsung menyegarkan hidung, sayur-sayurannya juga tampak segar dan hijau, bahkan bisa langsung dipetik dan dimakan tanpa perlu dicuci terlebih dahulu.Ranty semakin kaget ketika berjalan ke dalam. Dia menoleh untuk bertanya pada Sonia, “Jangan-jangan bahan makanan Keluarga Herdian dikirim melalui udara tiap hari!”Sonia mengangguk. “Iya.”Ranty terdiam membisu dan merasa takjub. “Ternyata masih ada jarak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2330

    Morgan berkata dalam telepon, “Kami akan ke sana nanti sore.”Kami?Kata “kami" yang biasa malah terdengar mesra di telinga Sonia. Dia mengangkat tangan untuk membelai rambut Sonia, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Oke, kalian bisa datang setiap saat.”Morgan mengiakan. “Aku tutup dulu!”Sonia meletakkan ponselnya. Reza mengambil pakaian kemari. Dia bahkan sudah memilih pakaian apa yang akan mereka pakain hari ini. “Kita makan dulu di lantai bawah. Selesai makan, orang lain juga bakal tiba.”Sonia bertanya, “Apa ada jadwal hari ini?”“Kamu ingin ngapain?” tanya Reza.Di dalam kawasan ini, mereka bisa naik perahu, bermain golf, berendam di pemandian air panas, dan menikmati berbagai aktivitas dalam ruangan seperti seluncur es, bowling, atau memetik buah dan sayuran segar di kebun sendiri.Sonia berpikir sejenak. “Aku ingin bawa Yana ke kastil. Dia pasti suka.”“Oke, di sana juga bisa petik buah dan sayuran.” Reza mengangguk.Sonia sudah tidak sabaran. “Kalau begitu, ayo kita pergi.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status