Share

Bab 18

Author: Musim Gugur
Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.

Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”

“Eh?”

Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.

“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”

“Ooh, iya!”

“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.

Ternyata … seperti itu ceritanya!

“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu sendiri.”

Sembari menatap ke luar jendela, Sonia pun menanggapi ucapan Reza, “Nggak perlu, aku rasa dia nggak bakal nyari aku lagi!”

“Oh?”

Sesungguhnya, Reza sudah tahu apa yang dimaksud oleh perkataan Sonia tadi. Sonia tidak berbicara apa-apa lagi dan hanya sibuk dengan pikirannya sendiri, tapi dia tampak tersenyum-senyum sendiri dengan ekspresi bahagia. Suasana hati Sonia dengan sangat baik, dia bahkan masih tersenyum dan mengucapkan sampai jumpa saat turun dari mobilnya Reza. Setelah itu, Sonia pergi ke sebuah kedai yang ada di samping kampusnya untuk membeli dua bungkus permen yang belakangan ini sedang hits. Lalu dia naik bus pulang ke Vila Green Garden dan memberikan satu permen itu untuk Kelly setelah dia turun di Jalan Yunani.

Setibanya di rumah, dia menghabiskan waktu dengan membaca buku dan main game hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Persis di pukul enam sore, Sonia mendapat panggilan dari Ranty kalau dia sudah sedang dalam perjalanan.

Kurang lebih setengah jam kemudian, Ranty akhirnya tiba dengan mengendarai Porsche merah kesayangannya. Dia melepas kacamata hitamnya begitu melihat Sonia dan berkata padanya, “Baru berapa hari nggak ketemu, kamu jadi makin cantik saja!”

Sonia pun masuk ke mobilnya Ranty, lalu Ranty memberikan sebuah tas yang dia taruh di kursi belakang ke Sonia. “Mamaku hari ini baru pulang dari Prancis, ini buat kamu. Ada baju, perhiasan, sama tas. Kamu lihat saja sendiri.”

“Titip terima kasih buat mama kamu, ya. Tapi biasanya aku jarang pakai barang-barang kayak begini. Lain kali nggak usah.”

“Sebenarnya aku juga sudah bilang, GK Jewelry itu punya kamu. Tapi mamaku bilang barang yang dia kasih beda sama kamu. Toh, itu juga demi puasin nafsu belanjanya dia sendiri, jadi kamu terima saja.”

Hati Sonia terasa hangat mendengarnya. Dia pun tidak banyak bicara lagi dan hanya bertanya, “Sekarang kita mau ke mana?”

“Temanku baru buka restoran, terus dia ngajak aku ke sana, jadi sekalian saja aku bawa kamu makan bareng!” ujar Ranty dengan senyum manisnya di bawah pancaran cahaya matahari senja.

Restoran baru milik temannya Ranty berada di lokasi yang sangat strategis di pusat kota. Interiornya juga sangat indah dan ramai oleh pengunjung yang datang. Begitu memasuki restoran, Ranty langsung membawa Sona ke private room yang sudah Ranty pesan sebelumnya.

Bos di restoran itu adalah Daniela, seorang wanita tangguh berusia sekitar 30-an. Dulunya dia adalah senior ketika Ranty masih kuliah di luar negeri, dan mereka berdua masih terus berhubungan satu sama lain meski sudah tamat kuliah.

Mengetahui Ranty sudah datang, Daniela segera menyapanya dengan hangat dan membantu mereka memesan makanan dan minuman yang menjadi unggulan di restoran ini. Restorannya cukup sibuk dan selalu saja ada orang yang mencari Daniela. Akhirnya Daniela terpaksa meninggalkan mereka berdua.

Para pelayan dengan cekatan menyajikan lauk yang seperti premium abalone, kerang macan masak lada garam, lobster, dan masih banyak lagi. Setiap hidangan dibuat begitu indah, baik dari rupa, aroma, ataupun rasa. Mereka berdua pun menikmati makanan sambil mengobrol santai, dan perlahan-lahan topik pembicaraan berpindah ke Reza.

“Kamu sudah berkali-kali pergi ke rumahnya keluarga Herdian, si Reza masih nggak tahu hubungan kalian berdua?” tanya Ranty penasaran.

“Nggak, tuh,” jawab Sonia.

“Hmmm, menarik. Kalau sampai dia tahu, ekspresi dia bakal kayak apa, ya?”

Sonia pun teringat dengan apa yang Reza katakan sewaktu di Celestial Hotel dan menjawab, “Entah, mungkin saja dia bakal langsung jauhin aku!”

“Makanya itu kamu harus tidur bareng dulu sama dia! Kalau dilihat dari badan dan tampangnya, kamu juga nggak rugi, kok!”

“Memangnya kamu pikir tidur bareng sama dia segampang itu?”

“Sonia-ku yang cantik, kamu harus percaya diri, dong! Atau mau aku ajarin kamu?”

“Nggak perlu! Jurus kamu itu cuma ampuh ke cowok doang, mending kamu pakai buat Matias saja sana.”

“Kalau dia, buat apa aku pakai lagi?” ledek Ranty.

“Hmm, benar juga. Justru seharusnya dia yang begitu ke kamu,” angguk Sonia.

Mendengar itu, Ranty tertawa terbahak-bahak sampai wine yang baru saja dia minum muncrat keluar. Ketika mereka berdua baru saja makan separuh, tiba-tiba Ranty mendapatkan telepon dari Matias, tapi Sonia langsung pergi ke toilet karena takut akan mendengar topik pembicaraan yang tidak cocok untuk anak muda.

Sonia menelusuri lorong lalu berbelok ke kanan, dan kebetulan di belakangnya ada seorang pria yang baru saja keluar diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Mereka berjalan menuju ke sebuah ruangan, kemudian salah satu dari pengikutnya itu membukakan pintu untuknya.

“Silakan, Kak Reza!” ujar salah satu pengikutnya itu.

Sudah tiga tahun Reza meninggalkan Jembara, tapi para pengikutnya masih saja tunduk dan setia padanya. Lantas, semua orang yang sudah terlebih dahulu berada di ruangan itu berdiri, tapi hanya ada satu orang yang masih duduk tanpa sedikit pun melirik Reza, walau hanya sekilas. Seorang pria yang berdiri di samping orang itu, Tahir, berkata, “Pak Melvin, beliau ini yang namanya Pak Reza.”

Melvin pun bangkit dari kursinya dengan kedua tangan berada di saku, Pak Reza, nama yang sudah sejak sering aku dengar. Apa kabar?”

Reza dengan santai berjalan ke kursi yang ada di depan Melvin dan berkata, “Salam kenal, Pak Melvin!”

Setelah itu mereka semua duduk dan saling menuangkan minuman sambil mengobrol, membuat suasana menjadi jauh lebih meriah seakan-akan mereka adalah teman lama.

“Sudah lama aku mau ngajak Pak Reza dan Pak Melvin makan bareng, akhirnya hari ini kesampaian juga. Ayo kita bersulang buat mereka,” kata Tahir.

“Kalau Pak Tahir ngomong dari awal, aku pasti bakal datang. Toh Pak Reza juga baru balik dari luar negeri, harusnya dari kemarin-kemarin kita ngadain pesta,” sahut Melvin.

“Nggak usah sungkan begitu, kita ini kan teman,” tutur Reza.

“Ah, benar juga,” balas Melvin.

Herdian Group dan keluarga Santoso memiliki hubungan kerja sama dalam bisnis, tapi ada pula persaingan di antara mereka. Herdian Group sendiri merupakan penguasa yang ada di Jembara, dan keluarga Santoso juga memiliki ambisi yang besar untuk menjadi penguasa yang berikutnya.

Melvin sudah pernah mendengar soal Reza sewaktu dia masih di luar negeri, tapi ketika Melvin baru saja pulang, Reza ternyata sudah pergi. Maka dari itu, Melvin terus menunggu selama tiga tahun sampai akhirnya Reza kembali lagi.

Semua orang di sana menyadari adanya ketegangan yang samar di antara Melvin dan Reza, makanya mereka pun sangat berhati-hati dalam berbicara untuk menjaga situasi tetap damai. Karena mau bagaimanapun juga, mereka berdua ini bukanlah orang yang bisa diusik sembarangan.

***

Sementara itu di toil, di belakang Sonia ada dua orang wanita yang sedang berdandan sambil mengobrol. Salah satu dari mereka yang mengenakan gaun biru berkata, “Siska, kok, kamu bisa masuk ke Victor Entertainment, sih?”

“Hoki doang itu, mah,” kata wanita bergaun putih.

“Aku dengar kamu dipilih langsung sama Reza, ya? Dapat tambang emas, nih. Coba kasih tahu aku, dong. Gimana caranya kamu bisa tidur sama dia?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 21

    Reza juga melirik Melvin dengan gayanya yang santai tanpa bicara sedikit pun, seakan-akan memang sedang menunggu Melvin memanggilnya.“Kapan-kapan aku dan Sonia bakal datang berkunjung!” kata Melvin.Ekspresi wajah Siska juga langsung berubah dari yang awalnya penuh dengan kebencian kini menjadi sangat ramah. Dia mendekati Sonia dan berkata dengan senyum, “Oh, ternyata kamu keponakannya Pak Reza. Yang tadi itu cuma salah paham! Temperamennya Devi memang jelek, kadang ngomong suka nggak mikir dulu, jadi jangan dimasukkin ke hati, ya.”Devi juga segera meminta maaf, “Aku benar-benar nggak tahu kalau kamu keponakannya Pak Reza. Ini semua salahku.”Begitu pula dengan Tiara yang segera mendatangi Sonia dan meminta maaf dengan tulus, “Sonia, aku benar-benar minta maaf!”Hanya karena sebutan “Om”, dalam sekejap sikap semua orang langsung berubah 180 derajat.“Untuk Tiara, jangan panggil aku Sonia. Kamu harus manggil aku Non Sonia!”Wajah Tiara langsung memucat. Tadinya dia mengira Reza akan m

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 22

    Saat ini di lorong hanya tinggal Reza dan Melvin. Tinggi badan mereka berdua tidak terlalu jauh, dan juga mereka sama-sama memiliki paras serta perangai yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan. Atmosfer di sana pun jadi menegang dan seolah pancaran cahaya jadi meredup.“Sonia itu beneran keponakan kamu? Kenapa marganya bukan Herdian?” tanya Melvin dengan tatapan matanya yang tajam seperti seekor rubah itu.“Terserah marganya dia apa, yang jelas dia manggil aku ‘Om’.”“Oh, begitu? Kirain cuma ngaku-ngaku!”“Aku nggak segabut itu sampai harus ngaku-ngaku dia sebagai keponakanku, apalagi ngaku-ngaku orang lain sebagai pacar!” kata Reza.“Kemarin malam Sonia setuju untuk jadi pacarku, itu bukan cuma sementara saja.”“Kalau begitu, berarti kamu juga harus manggil aku ‘Om’!”“.…”Sekembalinya mereka berdua ke ruang makan, Melvin merasa dirinya masih kalah jauh dibandingkan Reza. Pemikiran yang berkecamuk di kepalanya ini membuat dia uring-uringan dan jadi sensitif terhadap segala hal. Ak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 23

    Sonia jelas mengerti apa yang dirasakan oleh Ranty, hanya saja Sonia merasa bersimpati kepadanya. Tak lama kemudian, Matias pun tiba di restoran dan langsung menghubungi Ranty untuk menanyakan di ruangan mana dia berada.Karena tidak ingin mengganggu temannya, Sonia bangkit dari kursinya dan berkata, “Kalian ngobrol saja berdua, aku pulang duluan.”“Kan aku yang ngajak kamu, jadi aku juga yang harus antar kamu pulang. Lagian kamu kan juga kenal sama Matias, kenapa malah pergi?”“Terus aku jadi kambing congek saja, gitu?” balas Sonia bergurau, “Lagian kamu juga sudah minum banyak, gimana mau nyetir? Aku pulang naik taksi saja.”“Ya sudah. Sampai rumah nanti langsung kabari aku.”“Oke!”Ranty mengantar Sonia sampai ke depan restoran, tapi siapa yang menduga mereka malah berpapasan dengan Matias di lorong. Matias tampak mengenakan jas dan mengeluarkan aroma alkohol dari tubuhnya, seolah dia baru saja menghadiri perjamuan dengan orang lain. Dengan matanya yang berkilauan dan sikap yang han

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 24

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, “Ranty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?”Lalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, “Matias!”Sonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar … si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 25

    Tandy mengira Sonia akan menggunakan kesempatan ini untuk menceramahi dirinya, misalnya seperti mengatakan kalau murid yang baik tidak boleh berkelahi atau semacamnya.“Iya. Kamu bantuin teman kamu yang di-bully, bukannya itu berani kamu anak yang pemberani?”Tatapan mata Tandy yang polos langsung bercahaya, tapi kemudian dia dengan nada sedih berkata, “Tapi aku bikin kepala mereka bocor. Orang tua mereka sampai datang ke sekolah nyari aku, makanya guruku minta aku panggil orang tuaku juga ke sekolah.”“Gurumu nggak tahu kalau kamu dari keluarga Herdian?” tanya Sonia.“Di sekolah yang marganya Herdian nggak cuma satu. Lagian, di yang aku tulis cuma nama depan orang tuaku. Mereka kan orangnya nggak suka kelihatan mencolok.”“Jadi kamu mau aku berlagak jadi orang tua kamu?”“Tepat sekali!” sahut Tandy tersenyum menunjukkan gigi serinya.“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Pertama, aku bukan orang tuamu. Kalau sampai om kamu tahu, aku bisa kehilangan pekerjaan! Kedua, gimanapun juga, aku ini gurumu.

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 26

    Sore harinya, Sonia mengajukan cuti setengah hari dan pergi bersama Tandy ke sekolahnya. Setibanya di sana, mereka berdua langsung menuju ke ruang kantor kepala sekolah. Mereka terus mengetuk pintu, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. Guru yang lain tahu kalau Sonia datang untuk membicarakan masalah yang terjadi sebelumnya. Dia pun menawarkan segelas air untuk Sonia dan memintanya untuk menunggu sebentar.Secara tak disengaja, Sonia juga mendengar perbincangan dua orang guru yang ada di sana.“Siapa itu?”“Orang tua murid.”“Semuda itu? Dia kelihatan kayak masih mahasiswi!”Tandy yang menyadari kedua gurunya sedang membicarakan Sonia pun berkata, “Tenang saja. Nanti aku bakal kasih tahu mereka kalau omku memang suka sama cewek-cewek muda.”“.…”Sonia hanya ingin mengatakan bahwa … sebenarnya tanpa harus dijelaskan sekalipun, yang namanya pria pasti suka dengan gadis muda!Satu per satu setiap guru berdatangan ke ruang guru. Beberapa da

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2125

    “Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2124

    “Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2123

    “Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2122

    Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2121

    Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2120

    Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2119

    Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2118

    Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2117

    Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status