Suasana yang awalnya ramai seketika menjadi hening. Baru saja Bondan ingin membantu meredakan kecanggungan dengan mengatakan Sonia sudah memberinya hadiah, tiba-tiba malah terdengar suara serius Reza. “Tentu saja Sonia sudah mempersiapkan hadiah untuk Bondan!”Tere berkata, “Yang mana? Coba keluarkan untuk ditebak!”“Tidak perlu ditebak! Hadiah yang diberikan Sonia tidak ada di dalam kotak.” Reza menatap Tere dengan tatapan datar. Kemudian, dia berbicara terhadap Bondan, “Kontrak lahan di samping Lapangan Gloria. Besok akan ada yang mengantar kontraknya ke perusahaan. Itu hadiah dari aku dan Sonia.”Bondan terkejut. “Kak Reza, gimana ceritanya kamu tahu aku menginginkan lahan itu? Aku sudah berusaha mendapatkannya dalam waktu lama. Tapi mereka tidak bersedia untuk menjualnya. Sekarang kamu malah mendapatkannya?”Reza mengangguk dengan perlahan. “Hadiah ulang tahunmu yang ke-27!”Bondan sangat kegirangan. “Terima kasih, Kak Reza. Terima kasih, Sonia. Aku ingin gunakan lahan itu untuk ba
Keesokan paginya, saat Jason sedang di perjalanan ke perusahaan, dia menerima panggilan dari asistennya.“Pak Jason, ibunya Nona Kelly sedang sibuk renovasi rumah barunya. Cuma itu saja.”Jason menyipitkan matanya, lalu berkata dengan suara datar, “Aku tahu!”Selesai mengakhiri panggilan, Jason mendengus, lalu memandang ke luar mobil.Renovasi rumah?Benar, renovasi rumah memang memerlukan banyak uang. Kelly memang adalah seorang anak yang berbakti. Demi membantu merenovasi rumah kakaknya, Kelly malah menjualnya kepada Yerin!Bagus!Bagus sekali!…Sonia sibuk seharian. Di sisi lain, syuting hari ini tidak berjalan dengan lancar. Nancy terus meminta untuk ditambahkan adegan, padahal hasil syutingnya juga sangat kacau. Aktingnya sungguh tidak sesuai dengan ekspektasi sutradara. Bahkan, Nathan sudah beberapa kali membanting buku skenarionya.Darren datang bergosip dengan Sonia. Dia berkata dengan dingin, “Dia ingin menambahkan beberapa adegan penangkapan mata-mata, tapi dia nggak mau kam
Sonia duduk di atas bangku, mengenakan jaket yang dibagi oleh kru syuting. Jaket itu agak kedodoran, jadi wajah Sonia tampak sangat kecil dan semakin memesona.Saat ini terlihat ekspresi tenang di wajahnya. “Nancy, aku sarankan jangan buang-buang waktu di diriku. Meski kamu persulit aku, aktingmu juga nggak bakal semakin maju dan kedudukanmu di sini juga nggak bakal semakin tinggi. Kalau kamu bisa mengusirku dari lokasi syuting, kamu lakukan saja. Kamu nggak perlu ancam aku terus, habis-habisin waktu saja!”Nancy mengerti jika Sonia sedang menyindir aktingnya, dia pun semakin emosi lagi. “Sonia, kenapa Pak Nathan dan Pak Delon begitu membelamu? Kamu pasti sudah tidur sama semua orang di lokasi syuting ini!”Sonia menatap Nancy dengan dingin. “Nancy, aku nggak perhitungan mengenai masalah paku yang kamu taruh di bawah bantalan. Tapi kalau kamu sembarangan bicara lagi, jangan salahkan aku turun tangan!”“Paku apa?” Nancy menatap Sonia sambil mengerutkan keningnya. “Kamu ingin pukul aku?
“Plak!”Melvin langsung menampar wajah Nancy. Tatapannya juga terlihat dingin. “Apa kamu tahu? Aku bahkan nggak tega untuk berbicara kasar sama dia. Kamu malah berani suruh dia untuk melayani kamu?”Nancy menutup wajahnya dan tertegun di tempat. “Kak Melvin, kamu malah pukul aku. Aku baru pacarmu. Kamu malah memukulku demi Sonia?”Raut wajah Melvin langsung berubah. Tatapannya terlihat sangat dingin. “Kamu kira kamu itu siapa? Apa kamu bisa dibandingkan dengan Sonia? Sehelai rambut Sonia bahkan lebih berharga daripada kamu!”Nancy tertegun. “Apa hubungan kamu sama dia?”Tatapan Melvin masih terlihat dingin. Dia menjawab dengan tersenyum menyeringai, “Dia adalah orang yang paling aku sayang. Menurutmu, apa hubungan kami?”Air mata spontan menetes dari mata Nancy. “Melvin!”Sonia mengangkat kepalanya untuk menatap Reza. Tampak raut wajahnya semakin dingin lagi. Reza bukan hanya marah, bahkan dapat terasa aura membunuh dari tatapannya.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia sungguh salut de
Suasana seketika menjadi hening. Ini adalah taman belakang lokasi syuting, tempat biasa Sonia curi-curi istirahat. Jarang ada yang datang ke sini. Saat ini, hanya tersisa tiga orang di taman. Bahkan, angin yang berembus juga tidak berani bersuara.Reza melirik Sonia, lalu melirik Darren dengan tatapan muram.Tatapan Reza bagai hujan es yang menghantam tubuh Darren. Dia merasa merinding, bahkan ucapannya juga jadi terbata-bata. “Aku … aku … Sonia, aku pergi dulu!”Selesai berbicara, Darren baru menghela napas panjang. Saat ini, dia baru sadar ternyata Sonia mengenal Melvin dan juga Reza!Demi Sonia, Melvin bahkan memukul Nancy?Demi Sonia, Reza bahkan menantang Melvin?Astaga!Menakjubkan sekali?…Sonia melirik sekeliling, lalu berjalan ke arah lelaki dengan perlahan. Dia memeluknya, lalu berkata dengan suara manja, “Kak Reza!”Reza menarik napas dalam-dalam. Raut wajahnya terlihat dingin. “Cara ini tidak berguna!”Sonia mengangkat kepalanya di dalam pelukan Reza. Dia menunjukkan tatap
Wajah Darren sudah memucat. Dia berkata dengan terbata-bata, “Jangan … jangan sungkan!”Reza membalikkan kepalanya, lalu mengusap kening Sonia. “Aku pergi cari Pak Nathan dulu, kamu pergi kerja sana. Tenang saja, ada aku!”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza mengusap rambut Sonia, baru berjalan pergi.Setelah si lelaki pergi, Sonia kembali mengambil buku sketsanya, lalu bertanya pada Darren, “Ada urusan apa cari aku? Ayo pergi!”Darren mengikuti langkah Sonia. Saat ini, dia terlihat sangat kaget. “Sonia, kekasih yang kamu katakan sebelumnya itu Pak Reza, ya?”“Iya.” Sonia mengangguk.Darren hampir jatuh pingsan ketika mendengarnya. Dia kembali bertanya, “Pak Reza nggak salah paham, ‘kan?”“Nggak, kok!” Sonia tersenyum santai. “Kita hanya teman. Untuk apa dia salah paham?”“Jadi, apa aku masih boleh bicara sama kamu?” tanya Darren dengan hati-hati.Sonia sungguh tidak berdaya. “Kenapa nggak boleh bicara sama aku? Kita kan rekan kerja. Dia nggak bossy, kok.”Darren membatin, ‘Tokoh terkemuka s
Siska yang sedang syuting malah dibawa pergi. Dari perawakannya yang tinggi dan kekar, ditambah lagi dengan ekspresi yang begitu dingin, sepertinya orang itu bukan orang biasa. Tidak ada yang berani menghalanginya. Delon berusaha menenangkan semua orang di sekitar, lalu mengutus seseorang untuk memberi tahu Nathan.Orang yang disuruh memberi tahu Nathan sudah kembali. Dia berbisik, “Kata Pak Nathan, kita tidak usah ikut campur.”Akhirnya Delon mengerti. Dia kembali menenangkan semua orang, kemudian melanjutkan syuting.Siska dibawa ke sebuah kamar di belakang halaman. Dia sangatlah marah. “Siapa kalian? Apa kalian nggak tahu tindakan kalian sudah melanggar hukum? Aku itu tokoh utama dalam film ini. Aku anggotanya Victor Entertainment. Kalau kalian berani menyentuhku, Pak Reza juga nggak bakal lepasin kalian!”Raut wajah Romi terlihat sangat datar. “Pak Reza yang mengutus kami ke sini!”Siska terkejut. “Pak Reza? Ada urusan apa Pak Reza mencariku?”“Sebelumnya saat Nona Sonia menjadi pe
Seketika paku ditusuk menembus pakaian hingga kulit Siska. Dia menjerit histeris, lalu meronta dengan sekuat tenaga. Hanya saja, semakin dia meronta, tusukan akan semakin dalam lagi. Siska membuka kedua matanya dengan lebar. Dia merasa sakit hingga kesulitan untuk bernapas.“Sakit sekali! Lepaskan aku! Perbuatan kalian melanggar hukum! Aku akan menuntut kalian! Aku mau lapor polisi!”…Saat Gina berjalan kemari, dia mendengar suara jerit histeris Siska.“Aku mau ketemu Pak Reza! Aku ceweknya Pak Reza! Kalian nggak boleh perlakukan aku seperti ini!”…Gina hanya terdiam. Dia tidak masuk meminta pengampunan bagi Siska, melainkan berjalan pergi ke lokasi syuting untuk mencari Sonia.Kemudian, Gina menyuruhnya semuanya untuk mundur. “Sonia, Siska sedang disiksa sama anggotanya Reza. Aku nggak tahu kesalahan apa yang sudah dia lakukan sampai Reza bisa marah seperti ini. Tapi kalau dibiarkan begitu saja, bisa jadi akan memakan korban jiwa!”Sonia terlihat kaget dan wajahnya juga memucat. Seb
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu