Sonia sungguh kaget dengan sikap Reza. “Kenapa kamu berbicara seperti ini?”Reza menarik napas dalam-dalam. Dia menyandarkan sikunya ke atas paha dan menggenggam erat kedua tangannya. “Tasya masih kecil. Lagi pula, seharusnya kamu beri tahu masalah ini sama aku.”Sonia menggigit bibirnya, lalu bertanya, “Apa kamu tahu masalah penculikan Tasya? Sebenarnya masalah ini ….”“Aku tidak lagi membahas masalah itu!” potong Reza, “Masalah itu ulah Yoko, tidak ada hubungannya dengan Yandi. Aku tidak akan menyalahkan orang-orang di dalam restoran itu.”Reza tertegun sejenak, lalu melanjutkan, “Tapi kebanyakan anggota Yandi memiliki riwayat di penjara. Kamu malah membiarkan mereka berhubungan dengan Tasya. Apa kamu pernah kepikiran akibatnya?”Sonia terdiam sejenak, lalu berkata dengan datar, “Aku merasa kamu punya prasangka buruk sama mereka. Leon dan yang lain memang pernah melakukan kesalahan, tapi mereka bukan orang jahat. Lagi pula, mereka semua menganggap Tasya sebagai adik mereka sendiri. M
Orang tua Tasya sedang dinas ke luar kota. Kakek pergi memancing bersama temannya. Tandy juga sedang di sekolah. Saat makan siang, hanya tersisa Tasya dan neneknya di rumah.Tasya berulang kali mengaduk sup di dalam mangkuknya. Dia tidak memiliki selera makan!Lysa pun menyadarinya. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa? Sakit?”“Nggak!” Tasya menggeleng.“Kenapa kamu nggak keluar dalam beberapa hari ini?” Lysa menaruh makanan kesukaan Tasya ke piringnya, lalu bertanya dengan tersenyum.“Aku sudah mengundurkan diri!”“Mengundurkan diri? Betul juga, sudah saatnya kamu mempersiapkan S2-mu.”“Emm!” Tasya hanya makan beberapa suap, lalu naik ke lantai atas. Dia berbaring di atas ranjangnya melihat pisau cukur di dalam laci nakasnya. Hatinya terasa sangat penat saat ini.Saat menjelang jam dua sore, Lysa mengetuk pintu kamar. “Tasya, Nenek mau keluar, kamu mau ikut tidak?”Awalnya Tasya ingin menolak ajakan neneknya. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu segera membuka pintu d
Bruno merasa sekarang Tasya sudah tidak bekerja di restoran lagi. Dia hanya datang untuk mengunjungi temannya saja, jadi Bruno pun tidak melarangnya.Tasya berjalan ke lantai atas. Dia sungguh gembira ketika melihat ruang tamu yang tergolong bersih, tidak seberantakan dulu lagi.Pintu kamar Yandi tidak ditutup rapat. Tasya ingin mengejutkannya, jadi dia pun langsung masuk tanpa bersuara. Namun ketika pintu dibuka, kebetulan dia langsung berpapasan dengan mata lelaki itu.Yandi sedang bersandar di ranjang sambil bermain gim. Ketika melihat kedatangan Tasya, dia merasa sangat kaget.Tasya terbengong tidak bergerak sama sekali. Sudah beberapa hari mereka tidak bertemu, mungkin karena belakangan ini Tasya selalu memikirkannya, ketika melihat Yandi langsung, jantungnya spontan berdegup kencang. Entah kenapa Tasya malah ingin menangis saat ini.Mereka berdua bertatapan selama beberapa detik. Kemudian, Yandi duluan berkata, “Kenapa kamu datang ke sini?”Tasya menunjukkan senyumnya berjalan ke
“Emm, aku pergi dulu. Semuanya bekerja yang giat, ya, biar bisa menghasilkan banyak uang lagi!” Tasya tersenyum sambil melambaikan tangannya. “Sampai jumpa!”Bruno, Leon, dan yang lain mengantar Tasya keluar restoran. Mereka menatap taksi yang ditumpangi Tasya melaju pergi.Kemudian, Bruno naik ke lantai atas, menuangkan segelas air untuk Yandi. “Tasya sudah pergi!”“Emm,” balas Yandi sambil menatap ponselnya.“Tasya memang baik. Dia bahkan datang khusus untuk mengunjungi kita!”Yandi tiba-tiba mengangkat kepalanya dan bertanya, “Khusus? Bukannya dia singgah setelah keluar sama temannya?”“Apa iya?” tanya Bruno dengan ragu, “Tadi aku lihat dia pulang naik taksi. Seharusnya dia datang khusus untuk mengunjungi kita. Aku juga nggak melihat ada orang lain.”“Kalau Tasya datang lagi, jangan biarkan dia naik sendiri. Kamu ikut ke atas.”Bruno tersenyum dengan tidak acuh. “Bos, sepertinya kamu terlalu waspada. Kamu itu cowok, kenapa kamu takut akan diambil keuntungan oleh seorang ce …..”Belu
Thalia merasa kaget. Dia spontan melirik sekeliling, lalu menunduk. “Beberapa hari ini, Pak Reza nggak datang untuk jemput Sonia. Aku kira merasa lagi berantem. Tapi tadi aku dengar Sonia lagi telepon sama Pak Reza. Sepertinya Pak Reza akan datang menjemputnya.”Gerakan tangan Gina berhenti. Terlintas tatapan sinis di matanya. Dia sungguh membenci Sonia dan juga Reza!Jelas-jelas Reza tahu Sonia memendam maksud lain. Bahkan, Tasya hampir celaka. Dia masih saja tidak melepaskan Sonia!Hanya saja, semuanya bukan masalah! Masih ada selembar kartu as di tangan Gina!Berhubung Reza tak tega untuk melepaskannya, dia akan mencari orang untuk memaksanya untuk melepaskan Sonia!Setelah acara kumpul bersama berakhir, mobil Reza juga sudah tiba di Nine Street Mansion. Dengan adanya kejadian sebelumnya, kali ini semuanya juga tidak kaget ketika melihat Sonia memasuki mobil Reza.Namun berbeda dengan Thalia, dia berdiri di bawah pancaran lampu jalan dengan tatapan kecewa. Reza mengendarai mobil, s
Masalah Tasya sudah berlalu. Hubungan mereka berdua juga telah kembali seperti dahulu kala. Reza memperlakukan Sonia dengan baik. Hanya saja, Sonia merasa ada yang aneh. Sepertinya ada tembok di tengah-tengah mereka berdua. Dia merasa sedih dan juga bingung.Angin dingin berembus sepoi-sepoi. Rintik-rintik hujan memercik ke leher Sonia. Dia merasa dingin. Dia menutup jendela, lalu kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya.Keesokan harinya, saat Sonia bangun dan keluar, Reza sedang memasak di dapur.Lelaki itu mengenakan sweater berwarna krim dipadukan dengan celana panjang berwarna krim juga. Dia mengenakan celemek sembari memanaskan susu.Hati Sonia tergerak. Dia berjalan ke belakang Reza, lalu memeluknya dari belakang, menempelkan wajahnya ke belakang punggungnya.Tangan Reza yang memegang gelas pun tertegun. Dia meletakkan gelas susu, lalu membalikkan tubuhnya untuk membalas pelukan Sonia. “Ada apa? Baru satu malam saja, kamu sudah merindukanku?”Pelukan Sonia semakin erat lagi.
Tentu saja si pelayan kenal dengan Sonia. Dia tahu majikannya sangat menyukai Sonia. Jadi, dia juga tidak berani menghalangi pemuda di hadapannya. Si pelayan tersenyum sungkan. “Kalau begitu, silakan duduk di ruang tamu. Aku akan sampaikan kepada Bapak.”Setelah masuk ke vila, si pemuda pun terbengong ketika melihat interior klasik dan mewah ini. Dia menggerakkan matanya mengamati sekeliling.“Mohon ikuti aku!” ucap si pelayan.Tatapan pemuda terlihat terkejut. Tersimpan keserakahan di dalam tatapannya. Dia mengikuti pelayan berjalan ke dalam ruang tamu.Pelayan bertanya, “Permisi, kamu mau minum kopi atau jus?”Si pemuda duduk di sofa dan kedua matanya masih mengamati sekeliling. “Coba bikinkan kopi dulu!”“Oke, mohon tunggu sebentar!”Pelayan pergi ke dapur, lalu segera menyuguhkan secangkir kopi untuk si pemuda. Saat ini, tampak si pemuda sedang menyantap buah-buahan dan camilan di atas meja tamu. Mulutnya terisi penuh hingga tampak menggembung. Remahan camilan juga jaruh berserakan
“Cari aku?” Tommy duduk di seberangnya dengan menunjukkan ekspresi serius.“Iya, kakakku adalah kekasih dari putramu sekaligus bos dari Herdian Group. Mereka sudah hampir menikah. Aku termasuk anggota keluarga kakakku. Sepertinya sudah saatnya kita membahas masalah mahar?” ucap Welly dengan terkekeh.Tommy sungguh terkejut. Kali ini, raut wajahnya pun berubah. “Apa katamu?”“Apa kamu nggak tahu masalah pernikahan mereka?” Welly tersenyum menyeringai. Sepertinya Keluarga Herdian berlagak tidak mengetahui apa-apa.Tommy kembali bertanya, “Kamu bilang Sonia adalah kekasihnya Reza?”“Iya, mereka sudah berpacaran dalam waktu lama!” Welly menyandarkan punggungnya ke sofa, lalu menyilangkan kakinya. “Kakakku pernah bilang. Setelah dia dan Reza menikah nanti, kalian akan memberiku sebuah perusahaan dan sebuah vila. Oh ya! Tambahkan sebuah mobil, satu sopir, dan dua sekretaris juga. Ngomong-ngomong, kapan kalian berikan kepadaku?”“Apa semua itu janji Sonia kepadamu?” tanya Tommy dengan serius.
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia