Ucapan Yandi terhenti. Dia memalingkan kepalanya menatap ke kejauhan. Dia mengangkat kepalanya menyeka ujung matanya.Morgan berkata dengan serius, “Selama beberapa tahun ini, aku melarangnya untuk ikut campur dalam masalah Benua Delta. Aku juga melarangnya untuk balas dendam terhadap Brown. Tapi dia selalu beraksi di belakangku. Dia masih tidak melepaskan Brown! Kali ini, kalau bukan karena anggotaku berhasil menyelidiki informasi yang diberikan bawahannya kepada Sonia, sepertinya dia sudah pergi bersama Brown!”Yandi tersenyum menyindir. “Kalau dia pergi bertemu dengan Serigala, aku juga ikut langkah dia saja. Dengan begitu, kami bisa berkumpul bersama!”Morgan melirik Yandi sekilas. “Kalian memang sangat keras kepala!”Ujung bibir Yandi melengkung ke atas. “Apa daya? Temperamen semua tentara di bawah kepemimpinanmu memang seperti ini!”Morgan tersenyum sembari menepuk pundak Yandi dengan kuat. “Waktu itu kalian bisa hidup juga karena Serigala dan yang lain mempertaruhkan nyawa merek
Anita mendorong Harvey yang duduk di kursi roda ke dalam ruang rapat. Dirinya berdiri di sisi Harvey, lalu berkata dengan lembut, “Semuanya sudah tiba. Mereka semua sangat merindukanmu!”“Pak Harvey!”Ketika beberapa senior dalam perusahaan tiba-tiba melihat Harvey dalam keadaan seperti ini, mereka semua spontan berdiri.Harvey tidak sanggup untuk berbicara. Dia hanya menatap dan mengangguk perlahan terhadap para senior yang masih setia terhadapnya. Perasaannya sungguh campur aduk saat ini. Melihat kondisi Harvey seperti ini, mereka seketika merasa penat. Mereka pun mengikuti keinginan Harvey untuk duduk kembali.Saat Gina berjalan ke hadapan Harvey, dia menggenggam tangan Harvey, lalu berkata dengan lembut, “Ayah, setelah aku mengambil alih perusahaan, aku akan mengembangkan perusahaan ini. Aku pasti nggak akan kecewain kamu. Kamu dan Ibu cukup menikmati masa pensiun kalian saja!”Tatapan Harvey terlihat sangat muram. Dia tidak menghiraukan ucapan Gina dan tidak merespons sama sekali
Kemunculan Yandi membuat rencana ibu dan anak ini telah gagal total. Surat pengalihan saham itu otomatis tidak berlaku!Setelah rapat berakhir, Yandi mendorong ayahnya meninggalkan ruangan. Ketika melewati sisi Gina, Yandi menghentikan langkahnya dan berkata dengan tatapan sinis, “Apa kamu tahu? Sebenarnya aku tidak ingin kembali. Kalau kamu tidak berulah, aku juga tidak masalah untuk mengalihkan saham perusahaan kepadamu. Tapi kamu tidak seharusnya mencelakai Sonia. Kamu sudah menyentuh batas kesabaranku!”Kedua mata Gina terbelalak. Dia menatap Yandi dengan terbengong.Gina spontan tersenyum sinis. “Ternyata kamu kembali bukan demi Ayah, tapi demi Sonia!”Tatapan Yandi semakin dingin lagi. “Saat Ayah memilih kalian dan melepaskan ibuku, dia seharusnya tahu akan ada kejadian seperti hari ini! Semua ini adalah pilihannya sendiri. Untuk apa aku kasihan sama dia?”Harvey juga mendengar ucapan putranya. Sekujur tubuhnya pun gemetar dan air mata menetes dari ujung matanya.Yandi tidak berb
“Ranty, apa kamu sudah gila? Kamu malah berani memukulku di hadapan begitu banyak orang? Aku akan menggugatmu hingga keluargamu bangkrut!” Gina sungguh malu dan juga marah saat ini. Dia bahkan tidak sanggup menjaga sikapnya lagi.Ranty tersenyum dingin. Dia melihat para reporter, artis, dan aktor yang menghadiri festival film malam ini.“Setiap kali Gina bekerja sama dengan seorang artis, dia pasti akan membuat gosip menjadi viral. Dia akan mengunggah foto ambigu dan memberi tahu khalayak ramai bahwa dirinya telah ditindas. Setiap kalinya, penggemar yang berhasil dikelabui olehnya mengira semua gosip ini diviralkan oleh artis kecil guna untuk mencari perhatian publik. Kemudian, para penggemar akan menyerang kolom komentar Instagram artis kecil itu. Artis kecil itu akan dimaki dan akunnya bahkan dibekukan!”“Setelah artis kecil itu diserang habis-habisan, Gina baru akan keluar untuk melakukan pernyataan tidak penting supaya para penggemar merasa Gina adalah orang yang sangat lapang dada
Namun, nama Gina sudah hancur. Dia kehilangan beberapa kerja sama menjadi brand ambassador. Bahkan sutradara yang awalnya ingin bekerja sama dengannya juga memilih untuk mundur.Film yang disutradarai Sutradara Nathan masih belum tayang. Dia sungguh takut filmnya akan terkena imbas. Jadi, dia terus mencari kabar dari sekeliling.…Malam harinya, di Kasen.Bondan dan yang lainnya sedang bermain kartu. Reza sedang sendirian di dalam ruang meja biliar. Dia membungkukkan tubuhnya melihat bola hijau yang dipukulnya. Tiba-tiba terlintas bayangan kekacauan di dalam kebun karet waktu itu.Pemimpin sudah meninggalkan tempat. Reza tidak sempat untuk bertemu dengannya. Sementara, Maduro telah dihukum oleh Herbert. Akhirnya dia mengaku bahwa Brown yang menyuruhnya untuk mencari Reza.Sisa anggota Brown yang masih bernyawa telah diangkut pergi oleh Pemimpin. Saat anggota Herbert tiba di dalam hutan, tidak ada lagi orang yang bernyawa.Mengenai masalah lainnya, sepertinya identitas orang yang dikepu
Jason melanjutkan, “Dia bilang dia melihat Sonia sedang duduk di taman bunga. Tapi dia juga tidak begitu jelas. Hanya saja, sejak masalah waktu itu, kesannya terhadap Sonia sangatlah dalam. Seharusnya dia tidak salah lihat.”Reza melempar tongkat ke atas meja. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, “Beri tahu Cloud Group dan semua anak perusahaannya untuk membatalkan kerja sama dengan Santoso Group. Jika mereka tidak bersedia, siap-siap masuk ke daftar hitam Herdian Group!”Setelah itu, Reza melakukan banyak panggilan lain lagi.Jason yang mendengar di samping pun tersenyum menyeringai. “Apa yang kamu lakukan? Akhirnya kamu sudah menemukan pelampiasanmu?”Tatapan Reza semakin dingin lagi, begitu pula dengan nada bicaranya.“Meskipun dia itu mantanku, Melvin juga tidak berhak untuk bersamanya!”…Dua hari kemudian.Di dalam vila pribadi di pinggiran kota, Melvin menyuguhkan semangkuk obat yang baru dimasak kepada Sonia.Sonia tidak bisa melihat, tetapi indra pendengarannya sangat p
Luka yang diderita Sonia sangatlah parah. Kedua saraf kakinya putus, tetapi telah dilakukan operasi penyambungan saraf. Hanya saja, dia masih butuh waktu untuk memulihkan kondisinya. Jadi, saat ini Sonia hanya bisa duduk di kursi roda saja.Saat waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, matahari sangatlah terik. Saat keluar taman, Melvin bertanya, “Sayang, apa kamu bisa merasakan ada cahaya?”Sonia melebarkan kedua matanya dan tidak berkata apa-apa.Melvin segera berkata, “Tidak apa-apa. Pelan-pelan saja. Dokter juga sudah bilang kamu akan segera pulih.”Sonia tersenyum tipis. “Kamu nggak usah hibur aku. Aku sudah menerima kenyataan untuk hidup di dalam kegelapan.”Tiba-tiba ucapan tersendat di tenggorokan Melvin. Ketika Sonia tahu dirinya telah kehilangan penglihatannya, dia hanya terbengong sejenak saja. Dia tidak menangis dan juga tidak beronar. Namun sikap tenang Sonia malah membuat hati Melvin terasa sangat tidak nyaman. Melvin menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan tersenyum
Menyadari tidak ada suara, Sonia pun bertanya, “Di mana Frida? Apa dia datang bersamamu?”Johan menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara rendah, “Dia sudah datang. Dia pergi mencari dokter. Sebentar lagi dia juga akan ke sini.”“Dia nggak usah selalu cari dokter. Aku ada di sini, dia bisa langsung bertanya padaku,” ucap Sonia dengan nada bercanda.Johan tidak berbicara. Dia tidak tahu dirinya harus meminta maaf atau menjelaskan semua yang terjadi sebelumnya.Sepertinya semua penjelasan itu juga tidak berguna bagi Sonia yang sudah kehilangan penglihatannya sekarang!Setelah terdiam beberapa saat, Sonia memutar kursi rodanya menghadap Johan. “Johan, aku nggak salahin kami. Serius!”“Sebelumnya kamu menentangku karena Gina, itu karena kamu setia kawan. Kamu nggak tahu sebenarnya kita itu juga adalah teman. Jadi, aku nggak salahin kamu!”“Aku malah ingin terima kasih kamu mengenai masalah Brown. Kamu tahu sendiri betapa inginnya aku membunuh Brown ….” Belum sempat Sonia menyele
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak