“Masalah kamu sama Thalia nggak ada hubungannya sama aku!” Sonia memotong pembicaraan Reza dengan tenang. “Aku pernah bilang sebelumnya, kita sudah putus. Sejak kita putus, aku nggak cinta lagi sama kamu!”Reza sungguh kaget dan hatinya terasa sangat sakit. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya.Reza menatap Sonia, lalu berkata, “Kalau kamu bisa menghentikan perasaanmu kepadaku dengan secepat itu, itu berarti kamu tidak mencintaiku!”“Sepertinya begitu!” balas Sonia.Tatapan sinis si lelaki terus tertuju pada diri wanita.“Betul, rasa cintamu tidak sedalam aku. Meskipun kita sedang bersama, kamu juga tidak pernah mengatakan kamu mencintaiku. Setiap kali berpisah, hanya aku saja yang tidak merelakanmu dan merindukanmu. Bagaimana dengan kamu? Kamu selalu bersikap tenang. Meskipun kamu melihat aku bersama dengan wanita lain, kamu juga bersikap sangat tenang. Aku kira kamu bukan orang yang pintar mengutarakan perasaanmu, sebenarnya perasaanmu terhadapku kurang mendalam.”“Hanya gara-
Sonia berjalan keluar restoran. Dia berjalan di trotoar dalam waktu lama dan baru menyadari dia lupa untuk mengambil mobilnya. Pada akhirnya, Sonia meninggalkan restoran begitu saja.Siang harinya, Sonia sangatlah sibuk. Dia hanya makan seadanya di siang hari. Sekarang perutnya pun terasa sakit.Sonia melihat sekeliling. Dia pun menemukan sebuah kedai terdekat di Jembara University. Dia pun langsung makan mi di jalan Antik.Masih di restoran yang sering dikunjunginya dulu. Pemilik kedai segera menjamu Sonia, lalu bertanya dengan tersenyum, “Mau makan apa?”Pemilik kedai mengenali Sonia. Dia pun merasa terkejut ketika bertemu dengan tamu lamanya. “Ternyata kamu, sudah lama kamu tidak datang. Sudah tamat belum?”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Dua tahun ini aku tinggal di luar negeri.”“Pantas saja!” Pemilik kedai juga tidak berubah. Dia masih suka mengobrol seperti dulu. “Sepertinya kamu sudah lama tidak ke sini. Pacarmu itu malah sering ke sini.”Sonia terkejut. “Pacar?”“Iya! Cowo
Tandy berpamitan dengan Fadin, lalu berlari ke lantai atas. Dia tidak kembali ke kamarnya, melainkan berlari ke lantai tiga.Setelah pintu diketuk, Tandy masuk ke dalam dan tampak lampu di dalam ruang tamu masih menyala. Reza sedang duduk di sofa sendirian.Ketika mendengar adanya suara, Reza memalingkan kepalanya dan bertanya dengan suara seraknya, “Tidak bisa tidur?”Tandy berjalan menghampirinya, lalu melihat tumpukan sisa rokok di dalam asbak. Dia pun mengerutkan keningnya. “Paman sudah rokok berapa batang?”Reza berdiri, lalu membuka jendela kamar. Dia membiarkan udara dengan percikan hujan menghilangkan bau rokok di dalam kamar.Saat Reza berdiri, Tandy melihat ada selembar foto di atas sofa. Foto itu dalam keadaan tertutup. Baru saja Tandy hendak membalikkan foto, Reza pun sudah membalikkan tubuhnya.Tandy duduk di seberangnya, lalu berkata, “Paman, luka di tubuhmu baru sembuh. Kurangi rokokmu.”Reza mengangguk. “Aku mengerti.”“Paman, apa kamu masih menyukai Bu Sonia?” Tiba-tib
Keesokan siangnya, sewaktu di perjalanan pulang sekolah, Tandy menerima panggilan dari Diana.Suara Diana terdengar lembut. “Sudah pulang sekolah?”Tandy membalas, “Sebentar lagi sampai rumah!”Diana berpesan, “Ibu dan Ayah baru bisa pulang dalam beberapa hari lagi. Kakek dan Nenek juga lagi tidak di rumah. Kamu mesti dengar apa kata Paman Reza, ya.”“Iya, aku mengerti. Aku juga bukan anak-anak. Ibu tidak usah khawatirkan aku,” balas Tandy dengan berlagak dewasa.Diana pun tersenyum. “Besok ada ujian, ya? Jangan gugup, isi seperti biasa saja!”“Hanya ujian kecil saja, mana mungkin aku gugup!” balas Tandy dengan penuh percaya diri.“Baguslah! Kamu jaga dirimu dengan baik, sekalian jaga kakakmu.”“Ibu dan Ayah juga jaga kesehatan!”Setelah panggilan diakhiri, Tandy menatap ke luar jendela sembari memikirkan ujian besok. Tiba-tiba terlintas tatapan licik di matanya.…Sore harinya, Sonia sedang sibuk bekerja. Asisten baru Sonia berlari menghampirinya dengan membawa ponsel. “Sonia, ponselm
“Oke!”Setelah Linda pergi, Jason baru bertanya, “Ada apa?”Sonia membalas, “Nggak kenapa-napa. Mungkin ibunya Yana ada urusan.”Jason mengangguk, lalu bertanya dengan penasaran, “Apa ibunya Yana itu teman yang baru kamu kenal dalam dua tahun ini?”Sonia terdiam sejenak, baru mengangguk. “Iya.”“Di mana ayahnya?”“Mereka sudah pisah.”Kening Jason berkerut. Dia berkata dengan datar, “Sepertinya cukup susah bagi ibunya Yana untuk membesarkannya seorang diri.”Sonia melihat Yana yang sedang linglung dan tidak berbicara.Jason berkata, “Biar aku gendong dia sebentar.”Lagi-lagi Sonia tertegun. Dia menyerahkan Yana ke dalam pelukan Jason.Yana tidak menolak Jason, malah langsung bersandar di dalam pelukannya.Ketika melihat anak kecil yang imut dan mungil ini, hati Jason semakin luluh. Dia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya.Tak lama kemudian, Linda kembali dengan mengambil obat pereda demam. Kemudian, dia pun menyuapi Yana sesuai dosis yang dianjurkan dokter.Yana sangatlah
Begitu memasuki rumah, tampak dekorasi klasik nan indah di dalamnya. Jantung Jason seketika berdegup kencang. Dia tidak bisa mendeskripsikan apa yang dirasakannya saat ini.“Tuan, biar aku bawa Yana ke kamar,” ucap Linda dengan tersenyum ringan.“Oke.”Jason tidak leluasa untuk masuk ke kamar perempuan. Dia pun menyerahkan Yana kepada Bibi Linda.Sonia memberinya sebotol air, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Terima kasih, ya!”“Jangan sungkan! Aku dan Yana juga tergolong teman.” Jason duduk di sofa, lalu berkata dengan nada bercanda. Kedua matanya terus mengamati sekeliling.Rumah dibereskan dengan sangat bersih. Tampak sofa berwarna muda dengan kain meja tamu berwarna biru muda. Ada juga beberapa tangkai bunga aster di dalam vas. Warna bunganya sangatlah indah.Tirai jendela berwarna biru tua. Angin berembus dari balkon menggoyangkan gorden jendela. Tercium bau susu anak dan aroma wangi di dalam ruangan. Jason merasa sangat nyaman untuk berada di rumah ini.Jason kepikiran Sonia
Setelah berbicara beberapa patah kata, Sonia mengakhiri panggilan. Dia mengembalikan ponsel kepada Bibi Linda, lalu masuk ke kamar untuk menemani Yana.Yana masih belum bangun. Tubuhnya keringatan dan wajahnya memerah.Sonia memegang keningnya. Menyadari Yana tidak demam lagi, hatinya pun terasa tenang.…Yana terus tertidur hingga sore hari. Kondisinya sudah semakin sehat. Ketika Yana bangun, dia mengatakan perutnya kelaparan. Yana pun disuap bubur sayur.Kelly pulang dengan buru-buru. Dia menggendong Yana sambil meminta maaf.Yana memegang wajah Kelly, lalu menenangkannya dengan suara imutnya, “Ibu sedang menjaga Nenek. Aku sangat patuh, tidak takut sama sekali.”Kelly semakin merasa bersalah. Dia menggendong Yana ke dalam pelukannya, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Sonia. “Untung saja ada kamu.”“Tenang saja.” Sonia tersenyum.Linda sudah sibuk seharian. Kelly pun menyuruhnya untuk istirahat. Dia sendiri akan memasak nanti.Saat makan, Kelly bertanya pada Sonia, “Tadi kata Y
Jason bergegas berjalan ke dalam ruangan. Baru saja berjalan dua langkah, dia pun bertanya, “Apa ibunya Yana di rumah?”Linda segera menjawab, “Tidak, dia lagi jaga orang sakit!”Raut wajah Jason semakin muram lagi. “Anaknya saja lagi sakit, dia malah jagain orang lain?”“Bukan, ibunya Yana juga tidak berdaya,” jelas Linda dengan segera.Jason tidak mendengar penjelasannya lagi. Dia segera berjalan ke ruang tamu, lalu tampak Yana yang sedang berbaring di atas sofa sembari menangis kuat. Dia yang sedang demam kelihatan tidak bertenaga. Hati Jason terasa sakit ketika melihat sosok Yana yang menangis dengan terisak-isak.“Yana!”Jason meletakkan buah-buahan di atas meja tamu, lalu menggendong Yana. “Paman sudah datang. Apa kamu merasa tidak enak badan?”Yana membalas pelukannya, lalu bersandar di pundaknya. Air mata masih tak berhenti menetes di wajah indahnya.Jason mengusap keningnya. Rasanya sungguh panas. Dia pun berkata, “Dia demam terus?”“Bukan, aku dengar dari ibunya Yana semalam
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi