Karena ini hari pernikahan Lisa dan Sbastian, kita satu bab dulu yah, MyRe. Hehehe … kata Sbastian biar kita semua fokus kondangan dulu. Sehat selalu untuk kalian semua dan semoga suka dengan bab ini. Papai .... IG:@deasta18
Setelah beberapa minggu menikah dengan Sbastian, hidup Lisa berada ada perubahan. Pria itu sangat sopan dan selalu berbicara dengan nada yang ramah. Dis menghargai Lisa dan sejauh ini mereka belum pernah bertengkar. Sama sekali! Hari ini Lisa pergi ke acara reunian teman kampus yang ada di kota ini. Mereka melakukan acara pertemuan khusus untuk lulusan angkatan mereka dan yang ada di kota ini. Dan ini adalah pertemuan pertamanya dengan Tita setelah Lisa menikah dengan kakak sahabatnya tersebut. Lisa sudah izin dengan suaminya, dan Sbastian memperbolehkan. "Gimana? Kakak aku suami-able kan?" tanya Tita, di mana saat ini dia dan Lisa sedang mengobrol berdua. Sebelumnya mereka mengobrol dengan yang lainnya. Namun, karena Tita tipe yang kurang suka mengobrol dengan orang yang tak dekat dengannya, tadi saat mengobrol, Tita banyak diamnya. Sebetulnya, Luis dan Bunga juga ikut di acara reunian ini. Namun, Tita dan Lisa memilih tak bergabung dengan mereka. Keduanya juga mencoba mengh
Mengingat perempuan itu telah sah menjadi istrinya, Sbastian kembali mendekat pada Lisa. "Aku akan membantumu. Kulihat sepertinya kau kesulitan," ucap Sbastian. Lisa yang saat itu sedang memegang bajunya, reflek menjatuhkan baju. Dia kembali menyangkan tangan di depan dada. "Tidak apa-apa. Aku suamimu, jadi santai saja," ucap Sbastian lembut, meraih pakaian Lisa yang jatuh kemudian meletakkannya di sebuah kursi. Setelah itu, Sbastian membantu Lisa melepas dress tersebut. Setelahnya, dia juga membantu Lisa mengenakan pakaian yang jauh lebih nyaman. Bukan hanya itu, pria itu juga membantu Lisa mengemas pakaian dalam koper ke lemari. Setelah semuanya selesai, Lisa kembali merasakan gugup yang tiada tara. Malam pertama! "Tidurlah," ucap Sbastian tiba-tiba, membuat Lisa menoleh kaget serta ragu pada pria itu. Tidur? Tapi mereka belum 'ekhm. Kenapa Sbastian memintanya untuk tidur? Namun, daripada menanyakan hal itu, Lisa memilih secepatnya tidur. Bukankah ini yang dia
"Berliannya kurang besar?" tanya Sbastian santai, akan tetapi membuat Lisa membelalak lebar dan buru-buru menggelengkan kepala. "Bukan begitu," ucap Lisa dengan nada kikuk, kemudian mendekat pada Sbastian untuk membisikkan sesuatu, "harganya kemahalan. Ganti saja, Pak," bisiknya malu bercampur panik. "Ouh." Sbastian ber oh ria, "saya ambil ini," ucap Sbastian kemudian pada pelayan toko, membuat Lisa melebarkan mata karena malam mengambil cincin yang menurutnya terlalu mahal. Selanjutnya Lisa hanya diam karena sudah terlanjut panik dengan harga cincin pernikahannya yang menurutnya terlalu mahal. Memang bagus dan cantik, tapi kemahalan bagi Lisa. "Kau ingin membeli sesuatu?" tanya Sbastian, di mana saat ini dia dan Lisa berniat pulang. Lisa langsung menggelengkan kepala, menatap tegang ke arah Sbastian. 'Kurasa kalau jantung sama kedua ginjalku kujual, itu nggak akan bisa menebus cincinnya.' batin Lisa, masih kepikiran dengan cincin yang terlalu mahal. "Tita sangat suka berbe
"Tita, kamu diam deh." Lisa berkata judes, terlanjur malu. Tita menaik turunkan alis sambil menatap jahil pada Lisa, hal tersebut membuat Lisa makin merah padam karena salah tingkah. Untungnya Sbastian datang, setelah sebelumnya menghajar habis Luis. "Kau tidak apa-apa?" tanya Sbastian pada Lisa, tak sadar jika adiknya ada di sana. Tita seketika memicingkan mata, menatap kakaknya dengan kepala miring dan tangan yang berkacak pinggang. "Wah, apakah aku angin tidak terlihat? Atau bebatuan yang seharusnya diabaikan?" ujar Tita dengan niat menggoda sang kakak dan Lisa. 'Tita, kamu bisa diam nggak sih? A-aku deg degkan tahu.' batin Lisa, menatap berang ke arah sahabatnya yang sangat suka menggoda dan jahil padanya. "Ouh, Dek. Kau tidak apa-apa?" tanya Sbastian pada adiknya. "Aku nggak apa-apa, Kak," jawab Tita cengengesan sambil mendorong Lisa cukup kuat ke arah kakaknya. Hal tersebut membuat Lisa berakhir menabrak dada bidang Sbastian. Mata perempuan itu membelalak leb
Yang dia ingin lihat adalah kesedihan perempuan ini, karena jika Lisa sedih mendengarnya itu berarti Lisa masih mencintainya. "Tapi kamu tidak akan bisa mendapatkan Tita." Lisa berkata dengan nada geli. "Kenapa? Aku tampan dan kaya raya." "Hehehe …." Lisa tertawa lagi, merasa kalau Luis semakin konyol, "sekaya apa sih kamu sampai pede banget bisa mendapatkan Tita? Dan kamu berpikir bisa melebihi suaminya gitu? Ya nggak mungkin lah. Orang perawatan rumput di taman halaman rumah mereka saja, jauh lebih besar dibandingkan pendapatan kamu selama satu bulan. Jadi nggak mungkin, Luis. Udah deh, mending kamu bangun, habis itu cuci muka dan gih … nambah skill mu, siapa tahu suatu saat kamu bisa kaya beneran." Brak' Luis memukul meja karena tak terima mendengar perkataan Lisa. "Jangan menghinaku. Aku memang kaya raya, Om ku seorang direktur kedua di sebuah perusahaan ternama di kota ini. Ayahku manager dan ibuku punya butik." "Iya in deh." Lisa berkata santai, meraih gelasnya dan berni
Hari ini Tita dan Lisa jalan-jalan bersama, seperti sebelumnya mereka suka nongkrong di cafe dan tak jauh dari kantor Damian. Tita memang sengaja memilih cafe tersebut karena dekat dengan kantor suaminya, selain itu agar kakaknya mudah menjemput mereka. Setelah hari itu, di mana Lisa dan ayahnya–Diego berbicara, akhirnya pernikahan Lisa dan Sbastian ditentukan. Mereka akan menikah dalam waktu dekat, bulan depan. Persiapan secara tipis-tipis sudah dilakukan, mulai dari fitting baju pengantin dan undangan pernikahan. Hanya cincin pernikahan yang belum. Dan nanti sore, rencananya Sbastian maupun Lisa akan mencari cincin pernikahan. "Umm … Ta, sebenarnya aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Tentang Lui--" Lisa ingin sekali mengatakan sesuatu pada Tita, sesuatu hal penting yang menurutnya harus ia beritahu pada Tita. Ini mengenai Luis, perasaan pria itu dan sesuatu yang baru ia sadari beberapa hari ini! Sayangnya, sebelum ucapannya selesai tiba-tiba saja Bunga dan Luis datang. "Lisa,