Share

5. Carmen Gaura Abraham!

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-02-05 00:58:49

'Layani aku kapanpun aku menginginkanmu.'

Ucapan Raymond tersebut terus menggema di kepala Carmen. Namun, saat itu, dia menjawab 'aku lapar dan aku mau makan.' Sialan! Padahal waktu itu Carmen ingin membantah ucapan Raymond, akan tetapi karena dia terlalu lapar dan kepalanya hanya dipenuhi oleh makanan, Carmen sulit berkonsentrasi.

"Jadi aku akan tinggal di rumah ini? Aku akan menjadi istri Mas Kaizer selamanya?" gumam Carmen. Dia habis berkeliling mansion mewah Kaizer, setelah sebelumnya dia makan dengan begitu banyak.

"Yah, untuk saat ini, lebih baik aku tinggal dengannya. Lumayan, aku dapat tempat tinggal dan makanan gratis. Tapi aku harus mencari pekerjaan dan mengumpulkan uang untuk membalas perbuatan Tiara dan Clarissa. Juga pada Nicolas dan … seluruh keluarga Wijaya yang meremehkanku," ucap Carmen, bermonolog sendiri, penuh keyakinan dan semangat yang menggebu-gebu.

Meskipun peretemuannya dengan suaminya sangat buruk dan mengerikan. Akan tetapi Carmen menganggapnya sebagai awal hidup yang baru. Kota ini lebih maju dari kota kelahirannya, dan dia akan memanfaatkan keberadaan dirinya di kota ini sebaik mungkin.

Carmen ingin menjadi koki terkenal, dan kota ini akan menjadi langkah awal Carmen memulai kesuksesannya. Dia yakin dia bisa! Dia sudah jauh dari ibu tiri dan keluarganya yang menjerat, tak ada lagi yang menghalangi Carmen untuk meraih impiannya.

Ah yah. Tiara adalah ibu tirinya. Clarissa adalah kakak tirinya dan Nicolas adalah mantan pacarnya. Carmen memiliki dendam pada mereka karena telah menghancurkan kebahagiaan Carmen, mereka juga meremehkan serta menghalangi Carmen untuk menjadi seorang koki. 

Raymond Kaizer Abraham adalah seorang penguasa di kota dan bahkan negara ini. Dulu suaminya memang diremehkan karena lumpuh, tetapi sekarang Raymond sudah bisa berjalan. Tak ada lagi cela untuk orang-orang meremehkannya.

Apakah Carmen bisa memanfaatkan statusnya sebagai istri Raymond untuk dijadikan tangga loncatan kesuksesan? Mungkin Carmen akan memanfaatkan status istri Raymond sebagai tapeng berlindung dari ancaman keluarganya sendiri.

"Ah, iya, Teresia kan berasal dari kota ini. Aku akan menemuinya dan meminta bantuan padanya untuk mencari pekerjaan," monolog Carmen kembali. "Tapi handphone ku-- kurasa ada pada Mas Kaizer. Humm, bagaimana caraku memintanya yah?"

Carmen bermonolog sendiri, berjalan mondar mandir di teras halaman belakang. Tanpa dia ketahui, seorang tengah memperhatikannya. Sosok itu tak lain adalah Raymond–menyunggingkan smirk tipis, terus mengamati Carmen dari balik tembok kaca transparan.

"Mas Kaizer, bisakah aku mendapatkan handphoneku kembali?" Carmen mencoba belajar untuk meminta handphonenya nanti pada Raymond, "is, formal sekali dan lagipula belum tentu handphoneku ada padanya. Ekhmm … Mas Kaizer sayang, apakah kamu melihat handphoneku?"

"Argkkk … geli banget!" Carmen menepuk-nepuk pipi, geli karena memanggil sayang pada Raymond. "Bisa-bisa Mas Kaizer ilfeel kalau aku panggil sayang. Ah, jangan-jangan!" Carmen menggelengkan kepala secara berulang, pertanda dia tak setuju kalau harus memanggil sayang pada  Raymond.

Akan tetapi tiba-tiba saja, matanya membulat sempurna. Senyuman lebar muncul dari bibirnya. "Yah, itu bagus." Carmen menjentikkan jari, merasa telah menemukan ide brilian, "kalau Mas Kaizer ilfeel padaku, pasti dia tidak akan menyentuhku seenak jidatnya lagi. Bagus bagus bagus! Ahahaha … aku memang brilian. Aku cerdas." Carmen tertawa sembari mengibas rambut di akhir kalimat.

Tak tahu saja jika pria yang dia bicarakan menonton tingkahnya. Raymond berdecis geli secara pelan lalu segera beranjak dari sana.

Menggemaskan! Ura-nya sangat menggemaskan!

***

"Ini laporan yang saya dapat, Tuan." Diego meletakkan sebuah file laporan ke hadapan Raymond. Diego adalah tangan kanan Raymond, orang kepercayaan nomor satu yang selalu Raymond bawa kemana-mana.

Raymond meraih laporan tersebut dan membacanya. Rahangnya langsung mengatup, tatapannya berubah tajam dan penuh kemarahan. 

Di sisi lain, meskipun telah memberikan laporan pada Raymond, Diego tetapi menjelaskan secara langsung isi dari laporan yang dia kumpulkan. 

"Nona Clarissa adalah kakak tiri Nyonya Ura. Dan dia adalah perempuan yang seharusnya menikah dengan Tuan. Sebenarnya, yang kakek anda inginkan menikah dengan anda memanglah Nyonya Ura, karena dia putri kandung Tuan Herlando. Juga karena-- kakek anda telah jatuh cinta pandang pertama pada Nyonya Ura. Dia ikut menjenguk istri pertama Tuan Herlando saat melahirkan, dan ketika melihat Nyonya Ura, Kakek anda langsung teringat pada anda. Dia ingin suatu saat Carmen Gaura Wijaya menjadi istri anda di masa depan. Nama Gaura adalah nama pemberian kakek anda pada Nyonya, sengaja agar bersanding dengan nama Tuan--Kaizer.

Kaizer artinya kaisar sedangkan Gaura artinya Dewi pemelihara. Seorang kaisar yang kuat harus didampingi seorang dewi yang lembut dan pemelihara."

Amarah Raymond langsung padam, berubah menjadi sebuah ketakjuban. Dia tertegun mendengar informasi yang diberikan Diego padanya. Ini tak tertulis di laporan.

Kakeknya memang sering menyebut kalau dia telah menyiapkan calon istri yang cocok untuk Raymond, tetapi Raymond tidak pernah menduga kalau itu adalah Carmen. Dan ketika kakeknya keukeuh menikahkannya dengan keluarga Wijaya, Raymond sama sekali tak curiga.

"Akan tetapi Tuan Herlando tak setuju jika putrinya menikah dengan anda, Tuan. Karena pada saat itu Nyonya Ura masih berusia 17 tahun, baru lulus sekolah menengah atas. Sehingga perjodohan dialihkan pada Clarissa, putri tiri Tuan Herlando. Mengetahui Tuan adalah tuan muda Abraham, Clarissa menerima perjodohan tersebut. Akan tetapi, dia langsung berubah pikiran dan berupaya menggagalkan perjodohan tersebut ketika dia tahu anda lumpuh. Dia menggoda pacar Nyonya Ura dan menjebaknya agar mereka bisa menikah. Akhirnya Nyonya Ura lah yang menikah dengan anda."

Raymond terdiam sejenak. Mengingat kembali kejadian lima tahun lalu. Kakeknya sudah dalam keadaan yang mengkhawatirkan, tetapi ketika Raymond memberitahu kalau Carmen lah yang dia nikahi, secara ajaib kondisi kakeknya jauh lebih baik. Sayangnya, kakeknya hanya bertahan sebulan setelah itu.

Sebelum meninggal, kakeknya memberi pesan supaya suatu saat Raymond membawa Carmen dan anak mereka kelak berkunjung ke makamnya. Tetapi, Raymond malah berniat menceraikan Carmen karena mengira Carmen perempuan liar.

"Laporan buruk tentang Nyonya Ura, yang Tuan terima, itu semuanya palsu. Nyonya memang sering ke hotel, karena Nyonya bekerja sebagai koki di sana. Nyonya pernah berpacaran tetapi itu hanya sekali dan itu sebelum kalian menikah. Selebihnya, Nyonya hanya fokus pada dirinya dan impiannya. Nyonya tidak pernah menjual diri dan tak pernah menggoda pengusaha di hotel. Laporan yang anda terima adalah palsu. Ulah Zack sebab tak terima Tuan menikah dengan Nyonya Ura dan mulai melupakan kembarannya, Siran, yang merupakan cinta masa kecil Tuan. Oleh sebab itu, dia selalu menjelek-jelekkan Nyonya supaya anda menceraikannya, Tuan."

Brak'

Raymond langsung membanting file di tangannya ke meja–secara kasar dan penuh kemarahan. Sialan! Orang yang dia percayai ternyata pengkhianat besar! Dan Siran?!

****

"Aku mencintaimu. Terimakasih banyak." Secara ceria, Carmen mengirim pesan pada sahabatnya. Dia menggunakan handphone Raymond yang tertinggal dalam kamar. Dia nekat menggunakannya karena se ingin itu dapat bekerja kembali. Kebetulan dia memang mengingat nomor sahabatnya tersebut, sehingga dia langsung menghubungi lewat HP suaminya.

Sejujurnya dia takut Raymond marah sebab mengunakan ponsel pria itu. Bagaimanapun ponsel adalah tempat privasi, beberapa orang tak suka handphonenya di pegang. Namun, Carmen terlalu bersemangat untuk segera punya pekerjaan.

"Yes, aku tidak sabar untuk hari besok," ucap Carmen. Dia sangat bersemangat karena sahabatnya tersebut menemukan pekerjaan untuknya–di sebuah hotel yang membutuhkan koki tambahan.

Namun, ketika membalik tubuhnya, Carmen langsung terlonjak dan membeku–menemukan Raymond berada tepat di belakangnya.

Tatapan Raymond begitu gelap, terlihat marah.

"Kau mencintai siapa, Carmen Gaura Abraham?!" Raymond mencengkeram lengan Carmen kemudian menyentaknya sehingga Carmen berakhir menabrak dada bidangnya. "Kau mencintai pria lain?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (17)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
waduhhhhhh cemburuuuuu ekkkkkkkk
goodnovel comment avatar
CacaCici
Sudah Kakku.
goodnovel comment avatar
CacaCici
Baik Akakku sayang.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   223. (DTLS 61) Tita Hamil?

    "Aku juga suka." Tita mencomot satu nugget gosong lalu memakannya. Setelah mengunyahnya, mata Tita melebar sedikit. Entah kenapa nugget gosong ini terasa sangat enak bagi Tita. 'Apa jangan-jangan Kak Damian milih nugget gosong, memang karena enak, bukan karena perhatian padaku yah?' batin Tita, kembali meraih nugget gosong di piring Damian lalu memakannya dengan lahap. "Ini sangat enak," gumamnya pelan, menatap nugget gosong yang ia gigit dengan mata berseri-seri–caranya memandang nugget tersebut seolah dia telah menemukan penemuan yang luar biasa. Cup' Tita mencium nugget tersebut lalu kembali menggigitnya. "Tita, itu tidak layak untuk …-" Tita langsung memotong ucapan Damian. "Ini sangat enak, pantas saja Kakak milih yang gosong. Ternyata karena rasanya lebih enak. Kirain!" ucap Tita, melirik Damian dengan ekspresi berang. Di akhir kalimat dia menyindir suaminya. Damian mengerutkan kening karena heran, dia juga merasa aneh dengan Tita. Setahunya–informasi yang d

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   222. (DTLS 60) Sebuah Suka

    Tita bangun dan menemukan dirinya di dalam kamar–apartemen Damian. Tita menoleh ke sebelah dan tak menemukan Damian. Mungkin pria itu sudah berangkat bekerja. Mengingat pertengkarannya dengan Damian, tadi malam, Tita meringis dan gugup. Ini pertama kalinya Damian marah padanya dan pria itu sangat mengerikan. Namun, Tita mengesampingkan rasa takut dan cemas tersebut. Damian sudah keterlaluan karena menuduhnya berselingkuh, Tita perempuan baik-baik dan dia tak terima dengan tuduhan Damian. "Apa aku kabur saja yah?" gumam Tita, menggaruk pipi sambil menunduk dalam. Seharusnya setelah tidur, dia merasa lega dan tak memikirkan masalah tadi malam. Namun, yang terjadi dia malah khawatir berlebihan–membuat jantung Tita berdebar kencang dan tak nyaman. Tadi malam, Damian meminta maaf padanya. Akan tetapi sepertinya pria itu tak benar-benar meminta maaf. Pasti pria itu hanya menjebak Tita dengan kata maaf, supaya Tita bersedia pulang. "Ini kesempatanku. Sebelum dia pulang, aku

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   221. (DTLS 59) Aku Tidak Berselingkuh

    "Kenapa Kakak tahu?" cicit Tita. Dia takut pada Damian akan tetapi dia penasaran. Sedangkan Damian, matanya melotot karena tak menduga bahwa Tita sama sekali tak mengelak saat dia sebut sedang jatuh cinta. Namun, detik berikutnya raut kemarahan langsung menyelimuti Damian. Damian menyentak pinggang Tita lalu melingkarkan tangannya secara erat di sana. Tubuh mereka merapat. Damian menunduk untuk menatap Tita yang terlihat gugup. "Aku paling tidak suka perselingkuhan, Tita!" dingin Damian dengan suara menggeram rendah. Dia mencoba menahan kemarahan yang telah menyelimuti dirinya. Tita menggelengkan kepala. "Aku tidak berselingkuh. Aku hanya diantar pulang oleh Kak James, kenapa langsung di cap berselingkuh?" "Kau menyukainya bukan?" Satu tangan Damian yang bebas mencengkeram pipi Tita, cukup kuat karena kemarahan yang semakin tak terkendalikan. "Tentu! Dia pria yang menyenangkan dan bisa membuatmu tertawa. Kau pasti suka dan jatuh cinta padanya." Tita mengerutkan kening,

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   220. (DTLS 58) Kau Jatuh Cinta

    "Kak James," ucap Tita pelan, kembali duduk ke tempat semula. James mengerutkan kening, sebagai ke arah piring di depan Tita–di mana di piring tersebut berisi mie yang terlihat pedas. "Tita, kenapa kamu memesan makanan pedas? Kamu kan sedang hamil," ucap James dengan nada lembut, menegur Tita yang memesan makanan pedas. Wajah Tita seketika pucat, tegang, dan panik. Astaga! Dia lupa jika dia pernah berpura-pura hamil di depan pria ini dan Catrina. Wait! Jangan-jangan Catrina semakin nekat padanya, itu karena Catrina marah karena dia hamil–mengandung anak Damian. Sejujurnya Tita sangat heran dengan Catrina. Awalnya dia kira perempuan janda sehingga menggatal pada Damian. Namun, ternyata perempuan itu masih bersuami, dan suaminya seorang pilot. Aneh saja rasanya karena dia perempuan bersuami tetapi berharap bisa menjadi pasangan suami orang. Apa karena suaminya sering meninggalkannya sehingga dia haus belaian? "Hehehe … lagi ngidam, Kak," jawab Tita, mendapat anggukan

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   219. (DTLS 57) Sang Pelakor

    "Kenapa kau melihat Damian?" Raymond memicingkan mata, reflek menoleh ke arah Damian. Entah kenapa dia curiga pada Damian. "Damian, bisa jelaskan sesuatu?" tanya Raymond kemudian pada putranya. Damian berdehem sejenak lalu bersuara. "Dia tinggal di gedung ini dan beberapa kali mengganggu Tita," jawab Damian pelan dan berhati-hati, seketika langsung mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Meski tak menyebutkan nama perempuan itu, tetapi Raymond tahu siapa maksud putranya. Siapa lagi kalau bukan perempuan hina yang pernah menyelingkuhi Damian-nya?! "Secepatnya kalian harus pindah dari sini. Jangan menunggu terjadi hal buruk pada Tita baru kau bergerak, Damian. Lebih cepat lebih baik," peringat Raymond, mendapat anggukan dari Damian. "Sayang, kamu diganggu oleh perempuan itu?" tanya Carmen pada Tita, mendapat anggukan dari Tita. "Tapi tenang saja, Mah. Aku bisa menghadapinya," jawab Tita santai. Seperti yang dia katakan, bahkan pria tadi bisa ia hadapi–andai mertuanya tak di s

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   218. (DTLS 56) Suamiku Kelaparan

    Pria ini mengaku-ngaku sebagai pacar Tita?! "Damian, sudah," pekik Carmen, berusaha menghentikan putranya yang masih terus memukul Danuar. Dia ingin mendekati Damian akan tetapi Raymond menahan tubuhnya. "Biarkan saja," jawab Raymond enteng, "pria itu memang harus diberi pelajaran," lanjut Raymond. "Tapi dia bisa mati, Mas!" panik Carmen, setelah itu menoleh pada Sbastian yang malah hanya menonton–membiarkan Damian memukul pria itu, "Sbastian, tolong pisahkan Damian dengan pemuda itu. Pemuda itu bisa mati, Tian. Cepat," pekik Tita. Sbastian menggaruk daun telinga, cukup bimbang. Dia sendiri senang melihat Damian memukul pria itu karena pria itu telah mengganggu adiknya. Namun, ibu dari sahabatnya ini sudah terlihat panik. Pada akhrinya Sbastian merelai, menjauhkan Damian dari pria itu dan memaksa Damian masuk ke apartemannya. Setelah itu, Sbastian menghubungi anak buahnya–menyuruhnya supaya datang dan membawa pria yang sudah babak belur serta tak sadarkan diri tersebut dari t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status