Tuan Satria segera menghela napas sembari menepuk jidat. Ia tidak percaya melihat aksi brutal dari Rose. Tanpa sehelai kain di tubuh, Rose menari dengan penuh energi di dalam kamar tuan Satria.
"Kamu menyukai tarianku?" tanya Rose menarik masuk tuan Satria. "Tidak!" jawab tuan Satria sembari menggelengkan kepala. Raut wajah bahagia dari Rose seketika berubah. Ia begitu kecewa dengan sambutan dingin dari Satria. Sama sekali tidak menyangka Satria akan sedingin itu pada dirinya. Satria mengambil pakaian Rose di atas kasur. Lalu meminta Rose kembali mengenakan pakaiannya. Menurut Satria penampilan dari Rose sama sekali tidak pantas untuk dilihat. "Dengan cara kamu seperti ini. Aku sama sekali tidak tergoda. Ingat Rose. Aku bukan laki-laki murahan. Jadi jangan pernah berperilaku aneh lagi!" tegas Satria. Melihat kemarahan dari Satria. Rose terdiam, ia hampir menangis. Tidak percaya Satria akan berkata demikian padanya. "Aku hanya ingin berduaan denganmu. Aku harap itu akan membuatmu menyukaiku. Tetapi kamu sama sekali tidak menyukainya," ucap Rose dengan wajah sedih. Tidak hanya menegur Rose dengan keras. Tuan Satria, juga mengusir Rose dari dalam kamar. Ia ingin beristirahat dengan tenang, sehingga merasa keberadaan dari Rose akan menggangu dirinya saat ini. "Mau apa lagi kamu di sini?" tanya tuan Satria. Rose menatap wajah tuan Satria. Berusaha mendekat ke tubuh tuan Satria. "Aku ingin bersamamu." Tuan Satria segera menghindar. "Aku mohon kamu pergi dari kamarku. Sebelum orang lain berpikiran kotor tentang kita." Bukannya pergi. Rose malah semakin nekat. Dia berusaha memeluk tuan Satria. Berharap akan mendapatkan perhatian lebih dari tuan Satria. Perempuan berusia 25 tahun itu, tetap pada keyakinannya. Meyakini tuan Satria akan memperlakukan dirinya dengan baik. Lagi, tuan Satria langsung menolak ajakan dari Rose. Dia segera menghindar dari Rose yang semakin agresif. Meminta Rose untuk menjauh darinya. Tuan Satria kurang suka dengan cara yang dilakukan oleh Rose. Apalagi tuan Satria berpikir itu tindakan yang tidak baik. Dengan wajah marah, Rose akhirnya memilih untuk pergi dari hadapan tuan Satria. Rose begitu kecewa dengan sikap tuan Satria. Tidak seharusnya tuan Satria berperilaku demikian pada Rose. Apalagi Rose sudah memberikan semuanya pada tuan Satria. Tidak peduli dengan ancaman dalam bentuk apapun dari Rose. Tuan Satria justru kembali mengingat momen terindah dengan mantan pacar. Beberapa tahun lalu ia harus kehilangannya. Sekarang ia melihat aura mantan pacarnya dari sosok Langit. Mantan pacar dari tuan Satria yang bernama Iren. Memiliki wajah yang kurang lebih sama dengan Langit. Sehingga tuan Satria pun berharap bisa kembali bertemu dengan Langit untuk memastikan jika perempuan itu bukan Iren. "Di mana aku bisa bertemu dengan perempuan itu. Namun, kenapa perempuan itu ingin melukaiku?" Tuan Satria mencari photo yang selalu ia simpan di berangkas kecil. Sambil mengingat kembali nomor untuk membuka berangkas. Tuan Satria berharap bisa menemukan tanda-tanda yang sama kembali. Pada percobaan pertama, ia gagal membuka kunci berangkas. Nomor sandi yang dimasukkan salah. Begitu juga pada percobaan kedua, tuan Satria masih salah memasukkan nomor sandi di berangkas. Sebelum masuk pada percobaan ketiga. Tuan Satria kembali mengingat dengan seksama nomor sandi pada berangkas tersebut. Jika ia gagal, mungkin akan sangat berbahaya. Tuan Satria ingat, jika dirinya menggunakan tanggal, bulan dan tahun jadian dengan Iren. Sehingga tuan Satria segera memasukkannya. Rasa puas terlihat dari raut wajah tuan Satria. Di mana akhirnya kunci berangkas itu terbuka dengan sendirinya. Memulai kembali kenangan dari 12 tahun dirinya dengan Iren. Photo kebersamaan dengan Iren menjadi objek pertama yang membuat air mata tuan Satria hampir jatuh. Berat bagi tuan Satria untuk mengingat kenangan indah tersebut. Apalagi itu adalah kenangan paling bersejarah dalam hidupnya. Photo yang menjadi saksi bisu kehilangan dari tuan Satria untuk pertama kalinya. Sejak pertemuan itu, tuan Satria tidak pernah lagi bertemu dengan Iren. Tanpa kabar apapun, Iren pergi meninggalkan tuan Satria. Hingga meninggalkan penderitaan dalam hidup tuan Satria. Tuan Satria memeluk photo tersebut. Mengucapkan kerinduan teramat dalam pada Iren. Tidak ada satupun perempuan di dunia ini yang mampu menggantikan posisi Iren. "Aku mencintaimu Iren. Tapi kenapa kamu pergi. Kemudian tidak pernah memberikan kabar apapun padaku," ucap tuan Satria ketirTidak ada rasa takut, dokter intelejen dengan pakaian serba tertutup menemui paman Sam. Merasa dirinya tidak salah sama sekali. Dokter intelejen datang tanpa pengawalan dari siapapun. Paman Sam dengan dua orang pengawal berbadan kekar. Terlihat begitu marah begitu bertemu dengan dokter intelejen. Merasa dokter intelejen adalah sosok penjahat. Kedatangan dokter intelejen langsung disambut dengan pukulan keras di atas meja makan. Perilaku kurang baik dari paman Sam langsung menarik perhatian dari pengunjung lainnya. Mereka langsung mengalihkan pandangannya ke arah paman Sam dan dokter intelejen. Tidak ingin kehilangan momen ini, dokter intelejen segera menyalakan handphone untuk merekam amarah dari paman Sam. Ia khawatir keselamatannya akan terancam dengan amarah paman Sam. Melihat dokter intelejen menyala handphone. Paman Sam segera meredakan emosinya. Ia duduk dengan wajah kesal. Namanya akan semakin buruk, jika ia terekam melakukan tindakan kekerasan pada dokter intelijen. P
Paman Sam mengutus seorang pengacara ternama untuk memberikan somasi pada dokter intelijen. Baginya, ulasan dari dokter intelejen sudah sangat buruk. Produk miliknya hampir hancur dibuat oleh dokter intelejen. Romadhon S.H. Akrab dipanggil Madhon, menjadi pengacara khusus bagi paman Sam. Bersama dengan rekan sejawat, Madhon siap membantu mengembalikan nama baik paman Sam."Saya tidak terima dengan ulasan Dokter itu. Dia memang kurang ajar. Menghancurkan bisnis saya secara perlahan," ucap paman Sam dengan nada emosi. "Baik Pak. Saya akan bantu Bapak menyelesaikan persoalan ini. Saya akan bantu laporan Bapak untuk segera di proses," balas Madhon. "Jika perlu. Kita penjarakan dia. Supaya dia tahu, siapa saya," timpal paman Sam. "Siap Pak. Saya akan usahakan," Amarah paman Sam semakin menggebu-gebu. Usai beberapa tempat praktek miliknya di datangi mantan pasien klinik kecantikannya. Mereka menuntut ganti rugi pada paman Sam. Sebab mereka merasa sudah dijadikan kelinci percobaan ole
Gusti secara tiba-tiba membatalkan rencana makan siang bersama dengan Langit. Padahal Langit sudah berada di restoran favorit mereka untuk makan siang. Sedikit kecewa, Langit memilih untuk tidak membalas pesan permintaan maaf dari Gusti pada dirinya. Wajah Langit sedikit ditekuk begitu makanan yang dipesannya berdatangan secara bergantian. Ada banyak makanan yang harus dihabiskan oleh Langit sendirian. Mengingat Gusti yang batal makan siang bersama dengan Langit. Secara bersamaan, tuan Satria yang dikawal oleh dua orang bodyguard. Datang ke restoran tempat Langit makan siang. Tuan Satria terlihat begitu gagah dengan setelan jas berwarna hitam. Ditambah kacamata hitam yang berkilau. Kesan mafia begitu nampak dari tuan Satria. Beberapa pengunjung restoran mulai memperhatikan keberadaan tuan Satria. Mereka juga terkesan dengan aroma minyak wangi yang dipakai oleh tuan Satria. Aroma minyak wangi mahal yang kerap digunakan oleh orang-orang kaya. Seorang pelayan menghampiri tuan
Ditonton hampir 10 ribu penonton. Ulasan perempuan bernama Ratih dengan ciri khas rambut berwarna hijau mencolok menghebohkan dunia kecantikan. Dengan penuh percaya diri, perempuan yang berprofesi sebagai dokter kecantikan itu memberikan ulasan pada berbagai produk kecantikan. Beberapa produk kecantikan terindikasi memiliki kandungan berbahaya bagi kulit. Dokter Ratih tidak merekomendasikan untuk digunakan. Sementara produk lainnya, dianggap tidak sepenuhnya jujur dengan isi kandungan produk memiliki. Sedikit dilebihkan untuk mengelabuhi pembeli. Asisten pribadi paman Sam bernama Sita, segera mengabarkan pada paman Sam tentang ulasan dari dokter Ratih. Ia meminta paman Sam untuk melihat siaran langsung dari dokter Ratih. Baru membuka siaran langsung dokter Ratih. Paman Sam terkejut bukan main. Produk kecantikan miliknya mendapatkan ulasan buruk. Ada beberapa kandungan berbahaya yang tidak baik untuk kulit. Nilai 3 dari 10 di rasanya sudah cukup untuk produk dari paman Sam.
"Tunggu sebentar," Masih mengantuk, Langit kembali menguap begitu bangun dari tempat tidurnya. Tidak ingin tampil buruk. Langit bercermin terlebih dahulu, sebelum merapikan penampilannya. Begitu ia merasa sudah cukup baik, Langit segera membuka pintu kamar. "Selamat pagi Non. Bibi mau kasih bunga ini buat Non Langit," ucap bi Zanah. Jarang mendapatkan bucket bunga. Tentu Langit bingung setengah mati dengan kiriman bunga untuk dirinya di hari ini. Sedikit membingungkan untuk dirinya. "Bunga dari siapa Bi?" tanya Langit dengan wajah bingung. Bi Zanah segera memberikan bunga itu. Membiarkan Langit membaca kartu ucapan yang menempel di bunga. Secara hati-hati Langit menerima bunga besar tersebut. Ia segera membaca secarik surat yang menempel di bunga besar tersebut. "Hi Langit. Aku Satria. Bunga ini sebagai tanda perkenalan kita. Senang bisa mengenal kamu," Langit semakin terkejut saat mengetahui bunga itu merupakan pemberian dari Satria. Tentu Langit tidak bisa me
Tuan Satria begitu gugup, begitu bertemu dengan Langit di dalam lift. Ditambah penampilan Langit yang begitu mempesona dengan rambut panjang, dengan setelan dokter. Semakin membuat tuan Satria panas dingin berada disampingnya. Melihat keberadaan tuan Satria di sampingnya. Langit terlihat begitu marah. Wajahnya memerah, dengan kobaran api di dalam hati. Ingin rasanya ia menerkam tuan Satria saat itu juga. Tuan Satria perlahan masuk ke dalam lift dengan pandangan tertunduk. Jauh dari kesan mafia yang melekat pada dirinya. Ia sama sekali tidak mampu menatap wajah Langit. Terkesan canggung berada disampingnya. Langit mencoba menjaga jarak dari tuan Satria. Ia berharap tidak berdekatan dengan pria tersebut. Merasa kurang nyaman berada di dekat pria yang menghabisi anggota keluarganya sendiri. Sedikit gugup, tetapi tuan Satria tetap mencoba berkenalan dengan Langit. Ia terlihat begitu berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Berharap Langit akan menyambut dirinya dengan baik. "H