Share

Pertemuan Kedua

Penulis: Erdin Xes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-17 12:44:31

Tuan Satria begitu gugup, begitu bertemu dengan Langit di dalam lift. Ditambah penampilan Langit yang begitu mempesona dengan rambut panjang, dengan setelan dokter. Semakin membuat tuan Satria panas dingin berada disampingnya.

Melihat keberadaan tuan Satria di sampingnya. Langit terlihat begitu marah. Wajahnya memerah, dengan kobaran api di dalam hati. Ingin rasanya ia menerkam tuan Satria saat itu juga.

Tuan Satria perlahan masuk ke dalam lift dengan pandangan tertunduk. Jauh dari kesan mafia yang melekat pada dirinya. Ia sama sekali tidak mampu menatap wajah Langit. Terkesan canggung berada disampingnya.

Langit mencoba menjaga jarak dari tuan Satria. Ia berharap tidak berdekatan dengan pria tersebut. Merasa kurang nyaman berada di dekat pria yang menghabisi anggota keluarganya sendiri.

Sedikit gugup, tetapi tuan Satria tetap mencoba berkenalan dengan Langit. Ia terlihat begitu berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Berharap Langit akan menyambut dirinya dengan baik.

"Hai," sapa tuan Satria singkat.

Langit berusaha untuk menoreh ke arah tuan Satria. Khawatir tuan Satria akan ingat kejadian dua hari yang lalu. Tentu Langit dalam masalah besar, jika tuan Satria ingat kejadian tersebut. Mengingat Langit yang berusaha melenyapkan tuan Satria.

Usaha tuan Satria tidak berhenti begitu saja. Ia sengaja memencet angka berikutnya. Sehingga lift kembali menuju lantai atas. Menjauh dari tujuan dari Langit dan tuan Satria.

Langit tentu kesal dengan kelakuan tuan Satria. Dia menoreh ke arah tuan Satria. Wajahnya mulai memerah, ia pun langsung memarahi tuan Satria dengan tegas.

"Kenapa kamu pencet lagi liftnya?"

Tuan Satria selama ini dikenal sebagai seorang yang tidak mudah tersenyum. Tetapi ia bersikap jauh dari biasanya. Tuan Satria langsung tersenyum melihat kemarahan dari Langit. Mengingatkan ia pada mantannya. Amarah itu hampir sama ketika Iren marah padanya. Itu cukup mengobati rasa rindu tuan Satria pada Iren.

Merasa ada yang aneh dengan tuan Satria. Langit segera menekan tombol alarm. Merasa dirinya dalam bahaya besar. Seketika lift itu pun berhenti, lalu suara alarm terdengar ke petugas keamanan hotel.

Lift berhenti di lantai 17. Dua orang petugas keamanan bersiaga di depan lift. Mereka siap menolong Langit yang menekan tombol alarm. Bantuan pertama untuk Langit yang sedang dalam kesusahan.

Melihat keberadaan tuan Satria di dalam lift. Petugas keamanan itu langsung tidak berkutik. Mereka menundukan kepala masing-masing, menyapa tuan Satria dengan begitu lembut.

Langit tentu bingung dengan sikap dari petugas keamanan. Ia berteriak meminta bantuan pada keduanya. Namun ucapan dari Langit diabaikan oleh kedua petugas keamanan tersebut. Merasa tidak ada yang salah dengannya.

"Saya butuh bantuan dari Bapak-bapak. Kenapa Bapak diam saja?" tanya Langit dengan wajah panik.

"Tidak ada bahaya di sini. Apa mungkin kamu yang membuat semuanya menjadi bermasalah?" jawab salah seorang petugas keamanan.

Langit merasa bingung. Mengapa kedua petugas keamanan itu justru menuduh dirinya. Padahal sudah jelas, jika Langit yang menekan tombol alarm. Tetapi Langit yang dituduh melakukan tindakan tidak baik di dalam lift.

"Pria ini berbahaya. Dia berusaha menculik saya, membawa saya ke lantai 20. Tujuan saya ada di lantai 10," ucap Langit dengan tegas.

Tuan Satria mendekat ke arah Langit. Ia berusaha menghilangkan rasa gugup ketika berhadapan dengan Langit. Bersikap normal saat di dekatnya.

"Saya cuman ingin berkenalan dengan kamu. Bukan untuk menyakiti kamu. Jadi jangan pernah berpikir yang aneh-aneh tentang saya," ucap tuan Satria dengan tenang.

Langit tentu bingung melihat sikap dari tuan Satria. Ia terlihat begitu antusias bertemu dengan Langit. Padahal Langit sempat berusaha untuk mencelakai tuan Satria.

Tuan Satria semakin dekat ke arah Langit. Menatap wajah Langit dengan tatapan tajam. Sebelum akhirnya memberikan tangan kanan untuk berkenalan dengan Langit. "Perkenalkan. Nama saya Satria Wiraguna. Pemilik perusahaan Wiraguna group."

Entah apa yang ada dipikiran Langit. Tetapi ia merasa ada hal yang janggal saat berhadapan dengan tuan Satria. Mengapa pria dingin ini berubah menjadi hangat. Langit dipenuhi dengan pertanyaan besar di dalam kepalanya.

Melihat Langit yang urung memberikan tangan kanannya untuk bersalaman dengan tuan Satria. Salah seorang petugas keamanan itu, langsung mengangkat tangan Langit untuk bersalaman dengan tuan Satria.

Merasa Langit diperlakukan kurang baik oleh petugas keamanan. Tuan Satria segera membentak petugas keamanan tersebut. Tidak lupa tamparan keras dilayangkan oleh tuan Satria pada petugas keamanan. Tuan Satria tidak senang dengan sikap kurang sopan dari petugas keamanan tersebut pada Langit.

"Jangan pernah memaksa dia. Jangan pernah lakukan itu!" Bentak tuan Satria.

Langit terkejut dengan suara tinggi dari tuan Satria. Gambaran seram tuan Satria akhirnya bisa terlihat. Hingga Langit mulai ketakutan melihat tuan Satria. Ia berjalan mundur untuk segera masuk ke dalam lift. Menghindari amukan lanjutan dari tuan Satria.

Begitu Langit sudah berada di dalam lift. Ia segera menutup pintu lift. Segera menuju lantai bawah untuk pergi dari hotel tersebut. Membatalkan rencana awal Langit dalam acara penyuluhan produk kecantikan.

Tuan Satria membiarkan Langit pergi begitu saja. Ia tidak mengejar Langit sama sekali. Ia terlihat begitu menyesali sikap yang ditunjukkan di depan Langit. Berpikir itu akan membuat Langit takut untuk bertemu dengan dirinya.

"Apakah kita harus mengejar perempuan itu, tuan?" tanya salah seorang petugas keamanan.

"Tidak perlu. Biarkan dia pergi," jawab tuan Satria.

Saat salah seorang petugas keamanan itu berusaha untuk kembali bertanya. Tuan Satria segera pergi dari hadapan keduanya. Meninggalkan sejuta pertanyaan yang ada di dalam diri kedua petugas keamanan tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Amarah Paman Sam

    Tidak ada rasa takut, dokter intelejen dengan pakaian serba tertutup menemui paman Sam. Merasa dirinya tidak salah sama sekali. Dokter intelejen datang tanpa pengawalan dari siapapun. Paman Sam dengan dua orang pengawal berbadan kekar. Terlihat begitu marah begitu bertemu dengan dokter intelejen. Merasa dokter intelejen adalah sosok penjahat. Kedatangan dokter intelejen langsung disambut dengan pukulan keras di atas meja makan. Perilaku kurang baik dari paman Sam langsung menarik perhatian dari pengunjung lainnya. Mereka langsung mengalihkan pandangannya ke arah paman Sam dan dokter intelejen. Tidak ingin kehilangan momen ini, dokter intelejen segera menyalakan handphone untuk merekam amarah dari paman Sam. Ia khawatir keselamatannya akan terancam dengan amarah paman Sam. Melihat dokter intelejen menyala handphone. Paman Sam segera meredakan emosinya. Ia duduk dengan wajah kesal. Namanya akan semakin buruk, jika ia terekam melakukan tindakan kekerasan pada dokter intelijen. P

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Rencana Somasi

    Paman Sam mengutus seorang pengacara ternama untuk memberikan somasi pada dokter intelijen. Baginya, ulasan dari dokter intelejen sudah sangat buruk. Produk miliknya hampir hancur dibuat oleh dokter intelejen. Romadhon S.H. Akrab dipanggil Madhon, menjadi pengacara khusus bagi paman Sam. Bersama dengan rekan sejawat, Madhon siap membantu mengembalikan nama baik paman Sam."Saya tidak terima dengan ulasan Dokter itu. Dia memang kurang ajar. Menghancurkan bisnis saya secara perlahan," ucap paman Sam dengan nada emosi. "Baik Pak. Saya akan bantu Bapak menyelesaikan persoalan ini. Saya akan bantu laporan Bapak untuk segera di proses," balas Madhon. "Jika perlu. Kita penjarakan dia. Supaya dia tahu, siapa saya," timpal paman Sam. "Siap Pak. Saya akan usahakan," Amarah paman Sam semakin menggebu-gebu. Usai beberapa tempat praktek miliknya di datangi mantan pasien klinik kecantikannya. Mereka menuntut ganti rugi pada paman Sam. Sebab mereka merasa sudah dijadikan kelinci percobaan ole

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Makan Siang

    Gusti secara tiba-tiba membatalkan rencana makan siang bersama dengan Langit. Padahal Langit sudah berada di restoran favorit mereka untuk makan siang. Sedikit kecewa, Langit memilih untuk tidak membalas pesan permintaan maaf dari Gusti pada dirinya. Wajah Langit sedikit ditekuk begitu makanan yang dipesannya berdatangan secara bergantian. Ada banyak makanan yang harus dihabiskan oleh Langit sendirian. Mengingat Gusti yang batal makan siang bersama dengan Langit. Secara bersamaan, tuan Satria yang dikawal oleh dua orang bodyguard. Datang ke restoran tempat Langit makan siang. Tuan Satria terlihat begitu gagah dengan setelan jas berwarna hitam. Ditambah kacamata hitam yang berkilau. Kesan mafia begitu nampak dari tuan Satria. Beberapa pengunjung restoran mulai memperhatikan keberadaan tuan Satria. Mereka juga terkesan dengan aroma minyak wangi yang dipakai oleh tuan Satria. Aroma minyak wangi mahal yang kerap digunakan oleh orang-orang kaya. Seorang pelayan menghampiri tuan

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Kemunculan Dokjen

    Ditonton hampir 10 ribu penonton. Ulasan perempuan bernama Ratih dengan ciri khas rambut berwarna hijau mencolok menghebohkan dunia kecantikan. Dengan penuh percaya diri, perempuan yang berprofesi sebagai dokter kecantikan itu memberikan ulasan pada berbagai produk kecantikan. Beberapa produk kecantikan terindikasi memiliki kandungan berbahaya bagi kulit. Dokter Ratih tidak merekomendasikan untuk digunakan. Sementara produk lainnya, dianggap tidak sepenuhnya jujur dengan isi kandungan produk memiliki. Sedikit dilebihkan untuk mengelabuhi pembeli. Asisten pribadi paman Sam bernama Sita, segera mengabarkan pada paman Sam tentang ulasan dari dokter Ratih. Ia meminta paman Sam untuk melihat siaran langsung dari dokter Ratih. Baru membuka siaran langsung dokter Ratih. Paman Sam terkejut bukan main. Produk kecantikan miliknya mendapatkan ulasan buruk. Ada beberapa kandungan berbahaya yang tidak baik untuk kulit. Nilai 3 dari 10 di rasanya sudah cukup untuk produk dari paman Sam.

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Kiriman Bunga Tuan Satria

    "Tunggu sebentar," Masih mengantuk, Langit kembali menguap begitu bangun dari tempat tidurnya. Tidak ingin tampil buruk. Langit bercermin terlebih dahulu, sebelum merapikan penampilannya. Begitu ia merasa sudah cukup baik, Langit segera membuka pintu kamar. "Selamat pagi Non. Bibi mau kasih bunga ini buat Non Langit," ucap bi Zanah. Jarang mendapatkan bucket bunga. Tentu Langit bingung setengah mati dengan kiriman bunga untuk dirinya di hari ini. Sedikit membingungkan untuk dirinya. "Bunga dari siapa Bi?" tanya Langit dengan wajah bingung. Bi Zanah segera memberikan bunga itu. Membiarkan Langit membaca kartu ucapan yang menempel di bunga. Secara hati-hati Langit menerima bunga besar tersebut. Ia segera membaca secarik surat yang menempel di bunga besar tersebut. "Hi Langit. Aku Satria. Bunga ini sebagai tanda perkenalan kita. Senang bisa mengenal kamu," Langit semakin terkejut saat mengetahui bunga itu merupakan pemberian dari Satria. Tentu Langit tidak bisa me

  • Jatuh Ke Pelukan Mafia Skincare    Pertemuan Kedua

    Tuan Satria begitu gugup, begitu bertemu dengan Langit di dalam lift. Ditambah penampilan Langit yang begitu mempesona dengan rambut panjang, dengan setelan dokter. Semakin membuat tuan Satria panas dingin berada disampingnya. Melihat keberadaan tuan Satria di sampingnya. Langit terlihat begitu marah. Wajahnya memerah, dengan kobaran api di dalam hati. Ingin rasanya ia menerkam tuan Satria saat itu juga. Tuan Satria perlahan masuk ke dalam lift dengan pandangan tertunduk. Jauh dari kesan mafia yang melekat pada dirinya. Ia sama sekali tidak mampu menatap wajah Langit. Terkesan canggung berada disampingnya. Langit mencoba menjaga jarak dari tuan Satria. Ia berharap tidak berdekatan dengan pria tersebut. Merasa kurang nyaman berada di dekat pria yang menghabisi anggota keluarganya sendiri. Sedikit gugup, tetapi tuan Satria tetap mencoba berkenalan dengan Langit. Ia terlihat begitu berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Berharap Langit akan menyambut dirinya dengan baik. "H

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status