Home / Romansa / Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO / Bertemu Kembali Denganmu

Share

Bertemu Kembali Denganmu

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2025-03-26 12:35:18

‘Mungkin ini hanya perasaanku saja.’

“Sebaiknya kamu jangan melamun. Jika CEO killer melihatnya, kamu bisa habis diomelinya.”

“CEO Killer?” tanya Lizbeth saat ia dan Angela berjalan kembali ke meja resepsionis.

“Kamu tidak tahu CEO kita?”

Lizbeth menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu apa pun.”

“Ada desas desus kalau bos kita keturunan mafia! Dia sangat kejam, resepsionis sebelummu, hanya bertahan selama satu minggu!” bisik Angela.

Mendengar cerita Angela, membuat Lizbeth cemas. Dapatkah dia bertahan, bagaimanapun dia membutuhkan uang.

Angela memandang Lizbeth dari atas sampai ujung kakinya. Angela menggelengkan kepala. Memuat Lizbeth mengerutkan keningnya.

“Jujur saja, kamu tidak cantik. Sebagai resepsionis, kita harus tampil menarik. Ada baiknya kamu tak lagi memakai kacamata, pakailah lensa kontak. Dan makeup-mu... duh, lalu gaya rambutmu itu, kuno sekali. Sepertinya kamu tidak akan bertahan lama di sini.”

Lizbeth terkejut. Matanya melotot. “Apa maksudmu?”

Angela tidak lagi menjawab. Ucapan Angela membuat Lizbeth sedikit gelisah. Mereka pun mulai fokus kepada pekerjaan masing-masing.

Setelah beberapa waktu berlalu. Lizbeth menerima kiriman bunga aster untuk seseorang bernama Lucien. Lizbeth ingat, kalau Lucien adalah naman bosnya. Ia mencoba menghubungi sekretaris Lucien, tapi tak diangkat. Karena itu, ia memutuskan mengantar langsung bunga tersebut.

Angela yang baru kembali dari toilet mendapati Lizbeth masuk ke dalam lift dengan membawa bunga itu. Ia panik dan berlari mencoba menghentikannya, tapi pintu lift sudah menutup.

“Gawat!” gumam Angela sambil menekan tombol lift dengan cemas.

Sesampainya di lantai atas, Lizbeth melangkah menuju ruang CEO dan mengetuk pintu. Suara dari dalam mempersilakan masuk.

“Selamat siang, Pak. Ada kiriman bunga untuk—”

Lizbeth masuk ke dalam dengan kepalanya sedikit tertunduk. Lizbeth terdiam saat melihat pria yang duduk di balik meja mewah itu, memandangnya mata dingin. Pria itu berdiri perlahan, tatapannya menusuk diam-diam.

Sebelum ia berkata sesuatu, Angela menerobos masuk dengan napas memburu.

“Pak, mohon maaf. Ada kesalahan. Bunga ini bukan milik Anda!” serunya sambil mengambil bunga dari tangan Lizbeth dan membungkuk dalam-dalam.

Lizbeth terpaku, matanya tak lepas dari wajah pria yang kini berdiri tegak. Angela menarik tangannya, hendak membawanya pergi.

Namun, suara Lucien menghentikan langkah kaki mereka. “Berhenti.”

Mereka terdiam, Lizbeth tidak berani menoleh. Bahkan untuk menggerakkan tubuhnya pun membuatnya takut.

“Kau resepsionis baru?” tanya Lucien menatap dalam-dalam.

Angela berbalik badan, dan menjawab gugup. “Benar, Pak.”

“Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya padanya.”

Dengan gugup. Lizbeth memutar tubuhnya menunduk. “Benar, Pak. Saya resepsionis baru.”

Lucien menatapnya dalam-dalam. Angela yang berdiri di samping Lizbeth tampak ketakutan. Tatapan Lucien berpindah ke name tag yang bertuliskan nama Lizbeth. Ekspresinya sedikit berubah, seperti sedang mengingat sesuatu.

Saat itu, Sonia datang membungkuk dan mencoba mencari pengampunan untuk Lizbeth.

“Mohon maaf Pak, dia baru masuk hari ini. Saya janji, ini tidak akan terulang lagi. Angela, bawa Lizbeth kembali ke bawah.”

Angela dan Lizbeth menuruni lift. Lizbeth saat ini masih terkejut, sampai tidak memedulikan Angela yang terus menerus mengomel.

Saat lift terbuka, Lizbeth langsung pergi menuju toilet. Lizbeth tidak pernah menyangka dipertemukan kembali dengan pria yang ditidurinya dengan cara seperti ini. Dia merasa dunia begitu sempit, dari banyaknya orang di dunia ini, kenapa harus Lucien yang menjadi bosnya.

“Kenapa dari sekian banyaknya pria, harus dia?” gumamnya pada bayangan dalam cermin.

Lizbeth berdiri di depan cermin wastafel, dia menghela napas. Jantungnya berdegup kencang, kakinya terasa lemas. Lizbeth teringat malam panas itu, dan kini pria itu Lucien, CEO-nya.

“Apakah dia mengenaliku?” gumamnya, menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Sementara itu, di ruangan kerjanya Lucien duduk memandangi profil Lizbeth yang baru saja diserahkan oleh Sonia.

“Saya akan meminta Sonia memecatnya,” ucap Kilian.

Lucien tidak menjawab. Ia hanya menatap foto Lizbeth dan berkas itu, diam namun matanya terlihat emosi. Kilian pergi meninggalkan ruang kerja Lucien. Di waktu yang sama, bayangan malam panas terus berputar kembali di kepalanya.

Setelah kejadian itu, Sonia menegur Lizbeth dengan tegas. Ia melarang Lizbeth menerima atau mengantar apapun yang berhubungan dengan Lucien, terutama bunga. Semua kiriman bunga untuk Lucien kini langsung dibuang ke tong sampah.

***

Dua hari berlalu. Sejak insiden itu, Lucien tidak lagi menyinggung soal bunga. Lizbeth bekerja seperti biasa. Hari itu, ia diminta membantu menyiapkan ruang rapat.

“Dua puluh menit lagi rapat. Pastikan semuanya siap. Jangan sampai ada kesalahan,” perintah Sonia.

“Dua puluh menit lagi meeting, cek kembali semua perlengkapannya. Jangan sampai ada kesalahan,” kata Sonia.

Lizbeth baru saja merapikan barang di depannya. “Semuanya sudah siap,” ujar Lizbeth kepada Sonia dan membungkuk dan keluar bersama rekannya yang lain.

Di luar ruang rapat, Lizbeth berpapasan dengan Lucien. Semua staf membungkuk, termasuk dirinya. Lucien berjalan begitu saja, tak melirik sedikit pun ke arahnya.

Lizbeth menghela napas pelan.

‘Sepertinya dia memang tidak mengingatku.’

Meski belum sepenuhnya lega, ada sedikit kelegaan di hati Lizbeth dan berharap semuanya akan selalu berjalan dengan normal.

Saat memasuki ruangan rapat, para staf terdiam dan membungkuk. Lucien duduk di kursinya dan memulai rapat. Saat dalam ruangan rapat, dia sempat teringat kepada Lizbeth yang baru berpapasan dengannya, Lucien melirik sekretarisnya. “Yang kuminta, sudah kau dapatkan?”

“Setelah selesai rapat, saya akan menyerahkannya kepada Anda.”

Lucien menyeringai kecil. Sorot matanya tidak bisa diartikan.

“Gadis nakal ... beraninya kau pura-pura tidak mengingatku.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Sitirahmah
wanita yang beruntung
goodnovel comment avatar
Sitirahmah
sangat tertarik
goodnovel comment avatar
Rna 1122
lucuuuu nyebutnya gadis lima juta ahhhh suka cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   TAMAT

    Terima kasih untuk para pembaca yang selalu setia mengikuti kisah Lizbeth dan Lucien. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam ceritanya. Akhirnya cerita ini tamat. Otor memiliki cerita baru berjudul. 'Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar.' mohon dukungannya dan semoga kalian suka. Terima kasih, sayang kalian semua.

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kau Tetap Menyukaiku

    Mata Lucas melembut saat mendengar permohonan Lucien. Untuk sesaat ia menatap semua orang di sekitarnya. Lizbeth yang menatap penuh harap, Caspian dengan pandangan hangat yang nyaris pecah dalam tangis, dan Cameron yang masih menunduk menahan kesedihan di hatinya. Lucas menarik napas panjang, lalu mengangguk pelan. “Baiklah… Aku akan tetap di sini. Aku tidak akan pergi lagi.”Semua orang terlihat lega dengan keputusan Lucas. Lizbeth mengatupkan mulutnya, matanya basah. Lucien tersenyum—senyum yang jarang terlihat setenang itu. Caspian meraih Lucas untuk pelukan kedua, kali ini lebih erat, dan Cameron menundukkan kepala, bahunya gemetar menahan perasaan di hatinya.Lucas menatap Cameron. Cameron akhirnya melangkah, dia meraih Lucas dan memeluknya sangat erat.“Maaf! Hanya itu yang bisa aku katakan padamu saat ini. Aku bersalah, termasuk pada ibumu.”“Aku sudah memaafkanmu. Jika aku belum memaafkanmu, aku tidak akan ada di sini hari ini. Aku tahu selama ini kamu mencari ibuku. Aku akan

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Sedang Memohon

    Edwina menggigit bibirnya, jari-jarinya terus menggenggam ponsel erat. Tidak lama, balasan dari Lucien muncul beberapa detik setelah foto dan videonya terkirim. [Tenanglah. Jangan panik. Dad hanya sedang melewati masa sulit di hatinya. Jika kondisinya memburuk, hubungi dokter atau siapa pun yang bisa menemaninya. Aku akan mengurus sisanya. Tolong tetap di sisinya.]Edwina menghela napas, matanya berkaca-kaca. Ia menoleh ke arah Cameron yang terhuyung-huyung ke dapur, mencari botol lain. Suara gelas pecah terdengar saat botol tergelincir. Edwina hampir menangis, tapi ia mengingat kata-kata Lucien. Ia berjalan mendekat, meraih pundak ayahnya. “Daddy— cukup,” bisiknya. Tapi Cameron hanya menatap kosong ke depan.Edwina memutuskan untuk duduk di lantai bersandar ke dinding, menjaga jarak agar tidak memancing kemarahan Cameron. Dalam hatinya, ia berdoa agar masa sulit ini segera berakhir. Dan dua minggu berikutnya, Victoria akhirnya terbang ke London untuk menemani suaminya. Sementara

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Orang Sepertiku Tidak Pantas Kau Sukai

    Malam senakin pekat. Namun, cahaya dari lampu-lampu di teras villa membuat suasana terasa hangat. Gelas-gelas wine telah setengah kosong. Musik lembut mengalun dari speaker kecil di pojok teras—lagu yang tak terlalu keras, cukup untuk menemani gelak tawa yang sesekali pecah.Lucien bangkit, mengambil sehelai kain selendang hangat dan menyelimutkannya di bahu Lizbeth. Udara laut mulai menusuk kulit.“Jangan membiarkan dirimu kedinginan. Angin malam sangat jahat sayang.”Lizbeth menoleh dari samping, mata mereka bertemu. Dalam sekejap, waktu seperti berhenti. Bibir Lizbeth bergerak mendekat, menyentuh bibir Lucien dengan ciuman hangat yang penuh kasih. Keduanya saling berciuman dengan penuh cinta, lalu melepaskannya dengan sebuah senyuman hangat.Grace yang berdiri tak jauh dari mereka, Grace berjalan mendekati balkon, jemarinya menyentuh pagar kaca yang dingin. Kilian bergerak mendekatinya, berdiri di sisinya.Jason duduk di samping Caspian di meja panjang, mengamati mereka sambil ters

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kembalinya Sang CEO

    Pagi itu langit tampak cerah. Mobil mewah menepi di halaman gedung tinggi milik Kingsley. Suasana kantor terasa lebih hidup dari biasanya. Pagi itu, seperti biasanya mereka yang bekerja untuk Lucien berdiri di depan pintu menyambutnya. Namun, kali ini mereka tidak menunduk. Mereka menatap Lucien dan Lizbeth penuh haru.Lizbeth dan Lucien berjalan berdampingan memasuki lobi. Tangannya saling menggenggam erat. “Selamat datang,” ucap para staf yang berdiri.Lucien tersenyum hangat kepada mereka. “Terima kasih.”“Kami tahu Bapak tidak bersalah.”Lucien dan Lizbeth tersenyum. Di depan sana Kilian memandang lurus ke depan, ada rasa haru di hatinya. Matanya berbinar menahan air mata. Para karyawan yang berpapasan berhenti sejenak, menatap keduanya dengan rasa hormat.Kilian menunduk kepada Lucien. “Selamat datang kembali, Pak.” Lalu dengan cepat dia menekan lift. Lizbeth dan Lucien serta Kilian masuk ke dalam lift bersamaan. Setelah beberapa saat mereka keluar dari lift dan menuju ruang ra

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Raja Mafia

    Setelah itu mereka masuk ke dalam.Namun, mereka tidak tidur begitu saja. Lucien pergi mandi, sedangkan Lizbeth membaca buku. Lampu kamar memancarkan cahaya lembut, Lizbeth duduk di pinggir tempat tidur menutup buku yang dibacanya. Lucien keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah. Ia yang sudah memakai pakaian, mendekat dan duduk di samping Lizbeth, memandang wajah istrinya yang masih menyisakan bekas air mata.“Sayang,” suara Lucien pelan, “kamu sudah memikirkan rencana untuk tahun depan?” tanya Lucien tiba-tiba.Lizbeth mengangkat kepalanya perlahan, menatap Lucien. Ada lelah di matanya. “Belum sepenuhnya,” jawabnya. “Aku bahkan belum bisa memikirkan hari esok tanpa merasa bersalah karena Lucas. Jujur saja aku masih memikirkan dia.”Lucien menyentuh punggung tangan sang istri.“Lucas sudah menunjukmu sebagai CEO utama. Itu keputusan yang tidak main-main.” Ia menghela napas. “Dia tidak mengizinkan aku memimpin lagi. Dan aku bersyukur. Pada akhirnya kamu yang menjadi CEO. Aku tahu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status