Share

Jurang Penderitaan

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2025-08-08 20:09:58

Langkah Lizbeth terdengar perlahan menjauh, meninggalkan Lucien sendirian di ruang kerja dengan pencahayaan yang redup. Lampu meja di hadapannya memancarkan cahaya kuning lembut, memantulkan bayangan dirinya di dinding.

Ia tidak menahan Lizbeth untuk tetap disisinya, ia juga tidak ingin membuat Lizbeth merasa tertekan.

Lucien memutar kursi, membelakangi meja, lalu menatap ke luar jendela. Langit mulai memerah. Namun, pikirannya bukan di sini—melainkan pada London, orang tuanya, adiknya, neneknya juga pada Lucas, dan pada segala kemungkinan yang mengintai.

Bunyi ketukan pelan di pintu memecah lamunannya. Kilian masuk, wajahnya seperti biasa datar, namun matanya menyimpan sedikit kekhawatiran.

“Jason, apakah dia sudah menghubungi Anda?” tanya Kilian.

“Ya,” jawab Lucien sambil menatapnya sekilas. “Kau juga sudah memastikan Lucas di pesawat?”

Kilian mengangguk. “Dia terbang sendirian. Tidak ada orang kepercayaannya yang ikut. Tapi, aku tidak bisa menaruh kecurigaan padanya. Saat terjad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Menghindari Konflik

    Lizbeth dan Grace masih duduk di ruang tamu, sementara Lucas menatap mereka dengan tatapan tenang. Ada keyakinan yang terpancar jelas dari sorot matanya, seolah ia sudah menegaskan pada dirinya sendiri bahwa apa pun yang terjadi, ia sanggup melindungi Lizbeth dengan tangannya.Lizbeth memperhatikan kakaknya dalam diam. Di satu sisi, ia tahu Lucas bukan orang yang bisa menandingi Lucien dalam prestasi. Tapi bukan berarti Lucas lemah. Justru, ia adalah cerminan lain dari Lucien. Ia dan Lucien memiliki kemampuan yang hampir setara, hanya berbeda dalam cara mereka mengeksekusi sesuatu.Senyum tipis tercipta di bibir Lizbeth. “Kalau begitu, maaf harus merepotkan Kakak.”Lucas mengangguk pelan, lalu menatap sekilas ke arah Grace. “Aku sudah meminta pengurus rumah menyiapkan kamar untuk Grace. Supaya kamu bisa beristirahat dengan nyaman.”Grace tersenyum samar. “Terima kasih, Lucas. Tapi, aku rasa itu tidak perlu. Aku akan tidur bersama Lilibeth saja. Sudah lama sekali kami tidak menghabisk

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Cukup!

    Tidak ingin menunggu lama, Lucien dikawal dua mobil bersamanya menuju Malibu. Mobil yang dikendarainya melaju dengan sangat kencang, kali ini Lucien sendiri yang menyetir mobil itu. Dua mobil lain berusaha mengikuti Lucien dari belakang. Kilian mengernyitkan alisnya. “Tuan— Pak, sebaiknya saja yang menyetir.” Lucien melirik Kilian sekilas dengan tatapan dinginnya. “Kau meremehkanku?” “Tidak— hanya saja—” “Sebaiknya kau diam,” potong Lucien. “Sebelum kulempar kau keluar.” Kilian hanya bisa meneguk salivanya dan menghela napas. Dia akhirnya tidak bersuara lagi, dan memilih bungkam sampai mereka tiba di Malibu. Lucien memberikan klakson yang begitu panjang, pagar besar dibuka oleh penjaga villa. Tidak lama mobilnya menepi, sedangkan dua mobil menunggu di luar pagar. Penjaga di depan buru-buru memberi salam, namun tatapan Lucien yang dingin membuat mereka kaku. Pintu mobil terbuka, sepatu yang dikenakannya dari brand ternama menginjak kerikil pelan tapi penuh tekanan. Langkah Lucie

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Malibu

    Pagi itu Lizbeth bangun lebih awal, dia melihat Lucien masih tidur. Dengan hati-hati Lizbeth turun dari tempat tidur, dia tidak ingin membangunkan Lucien.Meskipun hari sudah berganti, tetapi Lizbeth tidak bisa melupakan soal semalam. Dia turun ke bawah, menggunakan mantel hangat. Dilihatnya Grace sedang membuatkan sarapan, sambil mendengarkan musik.“Pagi Lilibeth,” sapanya saat melihat sahabatnya menghampiri.“Pagi,” jawab Lizbeth singkat dan duduk seraya menuangkan segelas air putih.Lizbeth melihat Grace sudah hampir selesai membuat sarapan pagi untuk mereka.“Lilibeth, kamu bangun pagi sekali. Kenapa?” tanya Grace.Lizbeth mendesah. “Jujur saja ada hal yang membuatku tidak nyaman.”Grace mendekat kepada Lizbeth, bahkan hampir terdengar berbisik. “Apakah ini ada kaitannya dengan Lucas?”Lizbeth mengangguk pelan. Grace terkejut dan kembali berbisik kepada Lizbeth.“Lucien, apa dia masih mencurigai Lucas? Dia tidak mungkin.”Lizbeth menarik Grace yang telah selesai memasak, dan mena

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kesombongan Membawa Bencana

    London,Pagi itu waktu London, tepatnya jam 06.00. Jason mendengar sebuah ketukan pintu yang begitu hebat di depan kamarnya. Hingga suara langkah kaki terdengar mendekati ranjang tidurnya, suara rekannya terdengar mengguncangkan tubuhnya.“Jason, bangun—sadarlah.”Pria itu terus mengguncangkan tubuh Jason, tetapi mata Jason masih terasa begitu lengket. Tubuhnya terasa sangat berat, dan tiba-tiba air membasahi wajahnya. Rekannya telah membuang air ke wajahnya.Jason pun setengah tersadar, dengan tangan memegang kepalanya.“Sialan! Apa maksud semua ini?”“Jason, kau sudah sadar, baguslah. Tahanan— mereka semua sudah mati!”DEG!!!!Jason langsung menyingkap selimutnya dan berdiri, dengan kepala yang terasa berat. Dia terjatuh ke lantai, dan memegang kepalanya.“Bagaimana bisa?” gumam Jason seraya memukul lantai dengan kemarahan yang bergejolak di dalam dada.Setelah itu, Jason duduk dan menenangkan diri. Dia tidak langsung pergi, setelah satu jam dan tubuhnya merasa baik. Dia barulah per

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Akhiri Malam Ini

    Malam itu Lizbeth dan Lucien menghabiskan malam yang penuh gairah hingga menjelang subuh. Pertikaian kecil mereka akhirnya berakhir dengan kehangatan, Lizbeth sempat tertidur selama 30 menit, sebelum akhirnya dia membuka matanya menatap Lucien yang masih belum tertidur dan memperhatikannya.Tangan Lucien terasa menyentuh kulitnya dari dalam selimut.“Kamu belum tidur?” tanya Lizbeth.“Sayang, kamu cantik.”Lizbeth tersenyum kecil. “Di pagi seperti ini kamu masih bisa memujiku. Sebaiknya kamu istirahat, jangan pikirkan hal lain dulu.”Lucien meraih kepala Lizbeth dan membuatnya jatuh ke dalam pelukannya.“Lilibeth, maaf sudah membuat kamu kesal akhir-akhir ini. Maaf, karena aku tidak bisa menurunkan kecurigaanku terhadap Lucas.”Lizbeth menghela napas, dia mencoba memahami situasi Lucien akhir-akhir ini.“Aku mengerti. Aku juga yakin Lucas juga akan mengerti, kenapa kamu bersikap seperti ini. Namun, aku ingin sebelum ada bukti yang tidak terbantahkan kamu jangan gegabah. Jika memang o

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Aku Milikmu Lucien

    Lizbeth terdiam sesaat, matanya menatap ke arah tangga yang baru saja dilalui Lucien. Ada rasa gugup di dadanya. Jika apa yang dikatakan Grace memang benar adanya, terkadang langkah kaki Lucien hampir tidak terdengar. Lizbeth berpikir akan membuatnya semakin kesal. “Aku tahu…” gumamnya lirih.Tanpa banyak bicara lagi, ia melepaskan genggaman Grace dan melangkah menuju tangga. Setiap anak tangga yang diinjak terasa berat, Lizbeth tidak tahu harus memulainya darimana dengan Lucien.Lampu di koridor lantai atas menyapu bayangan Lizbeth. Namun, Lizbeth tahu dia tidak ingin menghindarinya. Lizbeth memutar arah langkah kakinya, dan sempat pergi selama 30 menit. Lalu, kembali ke langkah awal. Saat langkah kakinya terhenti, ia sudah di depan kamarnya.Pintu kamar utama tertutup rapat. Lizbeth memutar kenop perlahan dan mendorongnya. Udara di dalam terasa hangat, samar bercampur dengan uap air. Suara gemericik air terdengar dari kamar mandi.Lizbeth berdiri sejenak, memperhatikan setelan jas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status