Share

Kontrak Seumur Hidup

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-07 22:10:13

Lizbeth menguatkan dirinya, membawa tubuhnya menemui Lucien yang kini berada di kamarnya. Di waktu yang sama Lucien membuka pintu kamarnya, pada saat itu juga Lizbeth jatuh ke pelukan Lucien.

Lucien melirik seorang pelayan di belakang Lizbeth. “Nona terus bersikeras ingin menemui Anda!”

Lirikan mata Lucien memberikan isyarat agar pelayan itu pergi.

“Saat kau berada dalam kesulitan, kau selalu jatuh ke dalam pelukanku Lilibeth!”

Lizbeth yang berada dalam pelukan Lucien mengangkat wajahnya menatap Lucien yang kini menundukkan wajahnya menatap mata Lizbeth.

“Tawaranmu itu, apa masih berlaku?”

Lucien mengerjapkan matanya.” — tentu.”

Lizbeth berusaha meraih pakaian Lucien dan berpegangan pada pakaian Lucien.

“Tidak lebih dari sekadar asisten, aku ingin berdiri di kakiku untuk kali ini saja. Aku berjanji akan bekerja dengan keras, tidak akan mengecewakanmu.”

Mata Lizbeth berbinar, Lucien hanya diam membuat Lizbeth mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu diam saja? Aku memang tidak terlahir kur
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Diculik

    Caspian tidak lagi melanjutkan menyiram bunganya. Ia meraih berkas di tangan orang kepercayaannya. Lalu, mengayunkan kakinya mengarah ke sebuah kursi yang terbuat dari kayu kualitas tinggi.Sore langit mulai menggelap. Namun, hati Caspian Damien Kingsley, seolah tertusuk duri. Setelah membaca informasi yang mengejutkan. Di tangannya, berkas laporan yang semula ia minta untuk menertawakan kebodohan Lucien, berubah menjadi pil pahit yang memaksa hatinya untuk diam.Di lembaran paling atas, foto Lizbeth terpampang jelas. Sorot matanya yang jernih, senyumnya yang tenang. Sosoknya tidak terlihat seperti gadis yang akan menjadi ancaman untuk keluarga Kingsley, atau sehina dan serendah—seperti yang dikatakan orang-orang di luar sana yang sibuk menggosipkannya.“Lizbeth Cassiel Llewellyn, nama ini ….”Semakin Caspian membaca, semakin terkuak kebenaran yang tak ia sangka. Nama ibunya, kisah kematian wanita itu, hingga bagaimana Mateo, memperlakukan Lizbeth. Membiarkan anak kandungnya tumbuh da

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Skandal Cinta CEO

    Mata Lizbeth dan Lucien berbinar, bibir saling bertautan bersama tubuh yang saling memeluk dalam kehangatan. Hingga mereka melangsungkan makan malam romantis, mencoba melupakan sejenak penat. Ada tawa malam itu, meski hatinya tak sepenuhnya Lucien menggenggam tangannya erat, seakan ingin menegaskan bahwa apa pun yang akan datang, ia akan tetap ada.Namun pagi itu, segalanya berubah. Sebuah artikel dari media besar menyebar luas di kalangan elite bisnis. ‘Putri Pertama Mateo Dari Pernikahan Pertamanya Hanyalah Kebohongan? Skandal Cinta CEO Kingsley Group Menjadi Sorotan!’Lizbeth menatap layar ponselnya dengan napas tertahan. Di layar, wajahnya berdampingan dengan Lucien dalam potret yang diambil dari kejauhan, saat mereka sedang memasuki kamar hotel. Judul itu menyayat, membongkar luka yang belum sembuh dan menyulut percikan yang selama ini disembunyikan keluarga Kingsley.Di ruang kerjanya, Lucien menatap layar laptop tanpa ekspresi. Memo internal sudah ia keluarkan agar tidak ada s

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Sangat Mencintaimu

    Lizbeth terdiam sejenak, apa yang dikatakan oleh Kilian memang benar. Karena salah satu dari mereka tidak ada yang ingin berpisah, Victoria semakin murka. Lizbeth sadar ini hanyalah permulaan. “Kamu benar, semua ini tidak akan berhenti jika hubunganku dan Lucien berakhir.”Kilian menggeleng pelan.”Jikapun, hubungan kalian berakhir, aku tidak bisa menjamin kau tetap aman Lizbeth.”Lizbeth terkejut, ia meremas pakaiannya. Dia tahu, saat ini dia tidak sedang melawan orang biasa. Melainkan Nyonya besar, ibu dari pria yang telah melahirkan pria yang dicintainya.“Kilian, boleh aku bertanya?” Kilian mengangguk. Namun, Lizbeth sedikit ragu haruskah dia menanyakan ini. Namun, rasa ingin tahunya terlalu besar. “Kenapa Victoria, tidak memakai nama keluarga Kingsley?”Kilian terdiam usai mendengar pertanyaan Lizbeth. “Saya pernah mendengar sebuah rumor, kalau nyonya besar tidak ingin memakai nama Kingsley karena marah kepada tuan Cameron, saya tidak tahu apa yang terjadi saat itu. Namun, sepe

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Noda Hitam

    Sore itu, ketika langit berwarna kelabu. Angin bertiup pelan, menyusup masuk ke celah-celah jendela kaca. Di salah satu ruang rapat yang dikhususkan hanya untuk dewan tertinggi perusahaan, Victoria Quintessa Hershberger berdiri, mengenakan mantel wol abu-abu dan gaun hitam elegan. Tangannya menggenggam tablet berisi semua bukti kesalahan Lizbeth. Foto, testimoni palsu, potongan rekaman.Dia memandangi satu persatu anggota dewan yang mulai merapat, lalu berbicara dengan suara lembut namun tajam.“Perusahaan kita berada dalam bahaya. Karena satu orang gadis yang tidak memiliki latar belakang yang jelek, pendidikan, maupun integritas. Ia hanya menjual kelemahannya, memanipulasi emosi Lucien, dan perlahan-lahan… menggerogoti nama besar keluarga Kingsley.”Beberapa atasan mengangguk setuju. Namun, beberapa lainnya tampak ragu, apalagi setelah memo resmi Lucien yang mengejutkan pagi tadi. Memo itu membuat mereka tahu bahwa Lizbeth bukan hanya seorang karyawan biasa, tetapi dia adalah sesuat

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Memo Darurat

    Mata Lizbeth terasa panas, dia tahu kalau Lucien akan selalu membelanya. Dia akan tetap berada di sisinya, dan menguatkannya. Lucien tidak pernah goyah untuk tetap di sisinya, mencintainya, menjaganya, melindunginya.Namun, perlakuan Lucien rupanya sedikit membebani hati dan pikirannya. Lizbeth tidak ingin karena mencintainya, pria itu mengalami banyak kerugian. Lizbeth tidak ingin menjadi beban hidupnya.***Di hari yang berbeda, suasana kantor mendadak begitu sunyi, tapi bukan karena tidak ada aktivitas. Justru sebaliknya. Banyak mata mengawasi, berbisik, dan menatap tajam ke arah Lizbeth saat ia melangkah masuk. Langkah kakinya tenang, namun ada getaran samar di ujung bibirnya. Dia tahu. Semua orang sudah tahu. Tentang insiden tamparan itu. Tentang dirinya yang ‘hilang kendali’. Dan tentang siapa yang ia tampar—seorang staf senior yang dikenal dekat dengan manajemen.Isu sudah berkembang ke mana-mana. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Lizbeth memang sejak awal tidak pantas bekerja d

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Rumor Di Kantor

    Air mata Lizbeth menetes lagi. Dia terharu, mendapatkan perlakuan dan cinta sedahsyat ini.“Aku mencintaimu tanpa syarat Lilibeth. Apapun yang terjadi, selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah meninggalkanmu.”“Meskipun aku mengkhianatimu?” ucap Lizbeth, suaranya bergetar nyaris tidak terdengar.Jemari tangan Lucien menyeka air mata Lizbeth. “Aku akan tetap menerimamu ….”“Aku tahu, betapa hancurnya kamu saat ini. Aku mengerti Lilibeth, jika kamu ingin menangis. Menangislah. Tapi, setelah esok tiba. Kamu tidak perlu lagi menangis.”Lizbeth memeluk Lucien, air matanya tumpah di pakaian Lucien. Lizbeth tidak pernah merasakan cinta yang begitu luar biasa.Setelah cukup lama Lizbeth memeluk Lucien, dia melepaskan pelukannya dan menatap mata Lucien.“Nenekmu, sejak tadi aku tidak melihatnya?” “Mereka sudah kembali ke New York, mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Lilibeth, selama kamu percaya padaku. Aku bisa melewatinya.”Lizbeth menatap mata Lucien dengan tatapa

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Akan Selalu Mencintaimu

    “Lebih, baik kamu tidak pernah tahu siapa pria itu.”Lizbeth hanya bisa menelan rasa pahit di hatinya, ia tahu sekeras apapun dia meminta. Mateo tidak akan mendengarnya, Lizbeth membalikkan badan, melangkah perlahan meninggalkan ruangan itu. Air mata masih menetes, namun langkahnya tidak lagi ragu.Di belakangnya, Mateo hanya bisa berdiri dalam diam. Menatap pintu yang tertutup kembali, menyadari betapa banyak waktu yang telah hilang—dan mungkin tak akan pernah bisa ia perbaiki. Mateo pun memejamkan matanya.Dengan langkah lemas, dan patah hati. Lizbeth meninggalkan gedung perkantoran sang ayah, ia menyeka air matanya dan masuk ke dalam taxi. Perlahan tangannya meraba dadanya yang terasa sesak, fakta bahwa dirinya bukanlah putri dari Mateo. Lizbeth tidak pernah membayangkan itu semua.“Tidak ada lagi yang tersisa,” gumamnya.Mobil yang ditumpanginya menepi di sebuah area pemakaman. Lizbeth keluar dari mobil, ia mengayunkan langkah kakinya pelan, namun pasti. Hingga langkahnya terhen

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Anak Siapa?

    Lucien memeluk Lizbeth, membalas ciuman hangat itu. Menyesapnya semakin dalam lagi, Samantha yang melihat itu semua terdiam di tempat yang hampir tidak terlihat. Adapun, Lucas melihatnya di balik dinding.Ciuman itu terlepas, Lucien dan Lizbeth sama-sama melepaskan ciuman hangat itu.“Aku akan siap-siap ke kantor,” kata Lizbeth pergi.Lucien menghela napas, dia masih mengingat jelas ucapan Lizbeth. Sebuah kata cinta yang selama ini tidak pernah keluar dari mulutnya. Bagi Lucien, Lizbeth mencintainya saja sudah cukup.Lizbeth masuk ke dalam kamar, dia menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Menguncinya, masih bersandar pada pintu Lizbeth meneteskan air mata. Tatkala teringat ucapan Samantha yang mengatakan kalau dirinya bukan putri Mateo.Samantha bisa tahu dia bukan putri Mateo, artinya ucapan Martha waktu itu bukan hanya sekadar omong kosong belaka. Lizbeth meraba dadanya yang terasa sakit dan perih.“Lalu, aku anak siapa?” gumamnya pelan.Lizbeth menghela napas berat. Meskipun saat ini

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Aku Juga Mencintaimu

    Setelah saling menatap beberapa saat, Lucien memalingkan tubuhnya dan tidak terlihat lagi. Lizbeth menghela napas, lalu masuk ke dalam mansion. Freya membungkuk kepada Lizbeth, saat berpapasan dengannya.“Sarapan paginya apa sudah siap?” tanya Lizbeth.“Sudah Nona, saya sudah memanggil orang-orang.”“Pagi ini aku tidak sarapan bersama,” jawab Lizbeth pelan.Lizbeth melanjutkan langkahnya, dan saat itu dia berpapasan dengan Samantha yang baru saja keluar dari lift. Lizbeth menatapnya sesaat, lalu menunduk sopan kepada Samantha.Samantha melangkah keluar dari lift. “Lilibeth, mari kita bicara.”Lizbeth mengangkat kepalanya, saat Samantha telah berdiri di sampingnya. Lizbeth menghela napas dan meremas celananya. “Baik,” jawabnya hampir tidak terdengar.Samantha dan Lizbeth berjalan ke arah taman belakang. Keduanya duduk di bangku taman, pagi itu matahari sudah naik. Awan biru dan putih menghiasi cakrawala. Sesaat hening, sebelum akhirnya Samantha membuka pembicaraan.“Kamu pasti terkejut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status