Share

Bab 8. Ingatan 7 Tahun yang Lalu : Surya Sudah Tahu

Dengan tatapan setengah kosong, Ella masuk ke dalam mobil Rigel. Ella pun tak mengerti dengan dirinya sendiri, kenapa ia tak menolak saja. Harusnya ia bisa lebih tegas menolak tawaran Rigel. Meski hujan deras, bisa saja ia menjemput Jupiter dengan motor dan menggunakan mantel.

Tapi penyesalan itu tetap sia - sia lantaran mobil itu sudah melaju kencang di jalan yang terguyur oleh derasnya hujan.

Mereka berdua hanya saling membisu satu sama lain selama beberapa saat. Hingga Rigel mencoba memulai pembicaraan.

"Mulai besok aku yang akan mengantar Jupiter, selama Kak Surya tidak di rumah. Kamu cukup di rumah saja." Kata Rigel dengan percaya diri seolah ia adalah ayah Jupiter.

Ella yang sejak tadi hanya fokus melihat pemandangan dari jendela pintunya, mengalihkan pandangan ke Rigel sambil memicingkan matanya karena keheranan. Namun, tak sepatah kata pun keluar dari bibirnya.

Ella tetap enggan bicara dengan Rigel selama perjalanan pulang setelah menjemput Jupiter. Bahkan saat sampai di rumah, ia tetap tak berbicara sedikitpun.

*****

"Tuan Rigel, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa telepon Tuan besar Prabu dan Nyonya Jane selalu Anda tolak? Mereka sangat khawatir." Terdengar suara Dani dari panggilan telepon Rigel.

"Sudahlah, biarkan saja. Kamu tahu sendiri bukan, mereka tidak suka kalau aku ke rumah Kakakku. Biarkan saja, aku masih di sini karena Kak Surya juga kebetulan meminta tolong." Tegas Rigel.

"Lalu, untuk apa Anda meminta saya mengantarkan mobil ke rumah Tuan Surya kemarin? Anda bahkan menyuruh saya cepat - cepat pulang." Dani terdengar protes.

"Tentu saja untuk mengantar jemput keponakanku. Apa perlu ditanya? Kak Surya menitipkan anak istrinya untuk kujaga dalam beberapa hari."

Dani hampir tersedak oleh air ludahnya sendiri.

"Tidak saya sangka ternyata Anda adalah orang yang penyayang. Saya kira selama ini Anda adalah robot. Hahaha..."

Tuuttt... Tuuttt... Tuuttt..

Rigel sangat kesal hingga secepat kilat ia mematikan sambungan telepon itu. Seraya bergumam, "Dasar!"

Segera setelah menyimpan kembali ponselnya, Rigel menuju ruang makan untuk menikmati sarapan. Dan saat ia hendak duduk di kursinya, ia melihat pemandangan yang hangat. Ella sedang menyuapi Jupiter kecil yang manja. Aura keibuannya terpancar, meski sedang melakukan hal sekecil itu.

Tatapan Rigel tak bisa teralihkan. Ia mengikuti setiap gerak gerik kakak iparnya yang cantik itu. Hingga Bi Tami mengagetkannya.

"Mas Rigel kenapa diam saja, tidak selera makan?"

"Oh, aku masih kenyang Bi." Jawabnya singkat.

"Memang makan apa kok sudah kenyang? Ini kan masih pagi." Bi Tami ngeyel.

"Jupiter, kalau sudah selesai bersiap ayo kita berangkat." Ajak Rigel yang akhir - akhir ini menjadi laki - laki yang hangat.

Mereka bertiga masuk ke mobil dan segera berangkat ke sekolah Rigel. Jupiter duduk di depan, sementara Ella di kursi belakang.

"Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi..." suara operator otomatis di ponsel Ella saat menghubungi Surya.

"Ck! Dari semalam tidak bisa dihubungi, kemana sih?" Gumam Ella yang terlihat sangat kesal dan gelisah.

Rigel yang mendengar itu hanya melirik dari spion mobil.

Sesampainya di sekolah, Ella hendak ikut turun sampai Rigel menghentikannya.

"Apa kamu akan menunggunya sampai selesai?"

"Ya." Jawab Ella singkat.

Saat Ella telah pergi dari pandangannya, Rigel meraih ponselnya dan melakukan sebuah panggilan.

"Apa tadi Kakak mematikan ponsel? Ella tidak bisa menghubungimu." Terang Rigel kepada sang kakak, Surya.

"Iya, kamu tahu sendiri aku sedang apa kan? Sudah, jangan sok peduli dengan keluargaku. Ada apa kamu telepon aku?" jawan Surya terdengar sinis.

" Ini masih pagi dan seharusnya kamu menghubungi istri dan anakmu kan? Apa kamu bodoh?" ucap Rigel sangat kesal.

Surya diam sejenak, kemudian mulai menanggapi adiknya.

"Aku tidak mau berdebat saat ini, aku sedang menikmati liburan sembari bekerja."

"Lalu kapan kamu pulang? Aku tahu kamu tidak sesibuk itu, anak istrimu sudah gelisah menunggumu."

"Sudah kubilang aku masih ada urusan, lagi pula baru juga kemarin aku pergi kenapa sudah ribut - ribut begini? Bukannya kamu senang kalau aku tidak di rumah? Hahahah... Kamu bisa masuk kamarku... " Sambungan telepon itu diputus oleh Rigel seketika, karena tidak ingin mendengar lebih jauh.

"Sialan!" Bentaknya seraya memukul setir mobil.

Direbahkan kepalanya di jok kursinya. Dan sambil memejamkan matanya, ia mengingat lagi kejadian malam panas bersama kakak iparnya. Sebenarnya ia telah tersadar saat di tampar oleh Ella, dan mengingat beberapa hal yang telah dilakukannya.

Namun ia juga terkejut, darimana kakaknya tahu kalau malam itu ia dan Ella telah bersama di kamar? Jika itu adalah cerita dari Jupiter, maka kemungkinan itu juga sangat kecil karena Jupiter hanya mendengar teriakan Ella.

Jika Ella yang mengadu, bukankah Ella harusnya tidak bergeming saat ia mengancamnya kemarin? Sedangkan Surya sudah tahu sejak awal setelah kejadian itu.

Tepatnya, saat ia mengabari tentang kepergiannya ke luar kota kemarin.

Rigel ragu harus bertanya ke Ella atau tidak. Namun, akhirnya ia memilih untuk menghubungi Dani dan menceritakan semuanya.

"Ya Tuhan! Anda benar - benar melakukannya? Dengan Nona Ella?" Tentu saja Dani sangat terkejut mendengarnya.

"Coba katakan padaku, menurutmu bagaimana Kak Surya bisa tahu? Sedangkan tidak ada orang lain di rumah malam itu. Apa dia pasang mata - mata? Cctv? Tunggu.. itu... " Rigel tak meneruskan kalimatnya saat ia menemukan sebuah jawaban walau belum dapat dipastikan.

"Anda sudah tahu jawabannya Tuan." Kata Dani singkat.

"Kalau begitu, datanglah kemari. Cari barang itu!"

"Apa harus hari ini?"

Ttuutt.. ttuutt.. ttuutt

Dani sudah mengerti maksud Tuannya yang mematikan sambungan telepon sesuka hatinya itu. Ia yang menginap di hotel sembari menunggu kepulangan Rigel itu segera bersiap menuju rumah Surya.

*****

"Om, kok cepat jemputnya?" tanya Jupiter sesaat setelah masuk ke dalam mobil.

"Iya, Om tadi berkeliling di sekitar sini." Jawab Rigel.

Seperti biasa, Ella hanya diam tanpa menyapa Rigel sedikitpun. Dan tak lama, dering ponsel Ella berbunyi.

"Halo, sayang maaf dari semalam ponselku mati karena habis baterai. Semalam aku sedang menjenguk korban kecelakaan juga melihat kondisi kendaraannya di bengkel." Surya langsung menerangkan sebelum Ella bertanya.

Ella menghela napas panjang dan mulai menanggapinya, "Huft, aku kira ada apa - apa Mas. Terus kapan Mas akan balik ke rumah?" Pertanyaan Ella ini membuat Rigel tertarik untuk mengupingnya.

"Oh, aku belum tahu pastinya. Mungkin dua hari lagi."

"Baiklah, dua hari lagi semoga sudah di rumah.. aku tunggu... "

Mendengar kata dua hari membuat Rigel sedikit gelisah, ia harus menemukan Cctv itu sebelum Surya datang dua hari lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status