Share

Jebakan Istri Lugu
Jebakan Istri Lugu
Author: prasidafai

1. Terkurung

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2024-07-11 10:19:42

"Aku berjanji akan selalu ada di sampingmu."

Begitu janji Fara pada Shakir saat pernikahan mereka. Pria itu selalu tersenyum saat menatapnya. Matanya selalu berbinar setiap kali tatapan mereka bertemu.

"Aku tak akan melepaskan kamu, Shakir." Ucapan yang selalu Fara ulang-ulang setiap kali mereka berbicara. Fara meyakini ucapan yang ini akan dia tepati. Dia tidak boleh pergi sebelum mendapatkan sesuatu, bukan?

Sudah hampir satu tahun mereka bersama dan tinggal bersama kedua orangtua Shakir. Rumah mewah yang mempekerjakan banyak asisten rumah tangga ini menetapkan peraturan untuk setiap anggota keluarganya yaitu wajib makan malam bersama. Walaupun Shakir belum sampai di rumah dan mertuanya tidak menyukainya, Fara tetap harus hadir di meja makan.

"Kandungan kamu sudah berapa bulan, Fara?" tanya mertua laki-lakinya, Ryan.

Kini dia sedang ada di meja makan bersama kedua mertuanya tanpa kehadiran Shakir.

"Masuk sembilan bulan, Pa. Beberapa minggu lagi aku akan melahirkan."

"Shakir akan sibuk bulan ini. Kamu sebaiknya tidak merepotkan Shakir." Sarah, mama mertuanya buka suara.

"Oh ya betul. Minggu depan itu Shakir harus mulai proyek besar yang sudah deal dengan pemerintah. Apa kamu gak ada teman untuk mengantar kamu?" Ryan menimpali.

Sebenarnya, Fara bisa merasakan kasih sayang dari perhatian Ryan. Pria tua itu tidak pernah bermaksud untuk bersikap kasar. Dia hanya terlalu polos untuk menyadari bahwa istrinya tengah menghakimi menantunya.

"Aku melahirkan sendiri saja, gak apa-apa, Pa," ujarnya lemah sambil menunduk dan mengelus perutnya. Dia bisa merasakan sedikit pergerakan janinnya.

"Bagus deh," ucap Sarah dengan ketus.

Fara sedikit tersenyum. Walaupun dia tidak pernah mencintai Shakir, perlakuan Sarah selalu membuatnya tak berkutik.

Niko bilang, dia harus bersabar supaya misi mereka bisa berjalan lancar. Niko tengah berusaha membawa masuk investor utama untuk perusahaan Shakir. Niko berjanji pada Fara bahwa dia bisa pergi dari rumah ini bersama anaknya sebelum sang anak berusia satu tahun.

"Kamu mandiri sekali, Fara. Ayo silakan dimakan yang banyak. Kamu harus sehat buat anak kamu," puji Ryan dengan ramah.

"Seandainya saja kamu itu bukan anak yatim piatu dan bukan anak yang dibesarkan di panti asuhan, kamu pasti akan punya teman atau keluarga yang mau menemani kamu melahirkan," keluh Sarah sambil berpura-pura sibuk memilih lauk.

Fara tidak ingin mengingat masa kecilnya di panti asuhan. Namun, Sarah akan dengan senang hati membahas hal ini supaya Fara bisa selalu ingat dari mana dia berasal.

"Mama," panggil Shakir yang baru saja bergabung ke meja makan. "Jangan bicara seperti itu sama Fara. Dia istri aku, orang yang aku cinta."

Fara menatap Shakir. Pria berhidung mancung itu melempar senyum kepadanya.

"Makan, Shakir. Senyum gak akan bikin kamu kenyang," ucap Sarah.

"Sebentar, Ma. Aku masih rindu dengan istriku."

Shakir terus tersenyum kepada Fara. Wanita itu membalasnya dengan kikuk. Jika saja Fara menikah dengan Shakir karena cinta, dia akan sering meleleh karena Shakir adalah suami idaman yang bisa membela istri di depan ibunya.

"Makan, Sayang," bujuk Fara. "Kalau gak makan sekarang, kamu bisa sakit perut keesokan paginya."

"Kalau sakit perut, aku jadi bisa minum teh hangat buatan kamu, kan?"

"Ya ampun, Direkturku yang manja ini," ujar Fara sambil meremas kedua pipi suaminya dengan gemas.

Sarah berdeham tidak suka. Fara langsung menurunkan tangannya dari pipi Shakir.

"Aku harus memanfaatkan waktu sebelum waktumu dibagi dua antara aku dan dia," sahut Shakir sambil mengelus perut Fara. Tak mempedulikan tatapan sinis ibunya.

Ryan tiba-tiba tertawa di sela suapan makannya. Sarah mengernyit.

"Kamu itu persis banget sama Papa waktu kamu masih di perut Mama. Ketakutan Papa terbukti, setelah kamu lahir seluruh perhatian Mama tercurah ke kamu. Lihat saja sekarang, dari tadi mata Mama terus melihat ke arah kamu padahal anaknya sudah menikah dan sudah ada yang mengurusi," keluhnya dengan santai.

"Papa bicara apa? Udah, makan aja!" seru Sarah kesal yang justru membuat gelak tawa Ryan semakin besar.

Shakir mulai menyuap makanannya. Fara menuang es jeruk ke dalam gelas Shakir sambil terus tersenyum. Sesekali dia membantu menyingkirkan nasi yang menempel pada sudut bibir Shakir.

***

Berbeda dengan orang kebanyakan, Fara selalu menunggu hari Senin tiba. Hanya di hari itu, dia akan sendirian di rumah. Shakir bekerja dan kedua mertuanya pergi bermain golf.

Pada hari itu juga, dia akan pergi keluar rumah menggunakan taksi menuju rumah Niko. Dia tidak mungkin menggunakan sopir pribadi yang sudah disediakan oleh Shakir. Sopir itu akan melapor ke mana di pergi. Padahal tidak ada orang yang boleh mengetahui hubungannya dengan Niko.

Niko tinggal di sebuah apartemen mewah lantai 21. Saat pintu masuknya terbuka, Fara menemukan wajah Niko, Sella, dan Omar. Dia bergabung bersama mereka sambil mulai menyalakan sebatang rokok.

"Jangan merokok di sini, Ra!" maki Niko hampir berhasil merebut benda yang sudah mulai berasap itu di bibir Fara. Wanita berbadan dua itu tampak tidak cocok merokok, tetapi dia cukup lihai bermain dengan kepulan asap dan meniupkannya ke wajah Niko. Pria itu terbatuk.

"Lo diem aja, Nik! Lo gak tau rasanya mulut gue jadi asem karena nggak bisa ngerokok di rumah itu!" Fara balas memaki Niko yang akhirnya memilih menjauh.

Walaupun Niko adalah pemimpin dari kelompok ini, dia memang tidak merokok dan selalu terganggu pada asap rokok. Satu-satunya sisi negatif dari pria itu adalah kelicikannya. Fara belum pernah menemukan orang selicik Niko yang begitu niat mengatur rencana selama lima tahun untuk merebut perusahaan milik orang lain. Lebih tepatnya, Shakir.

"Kandungan lo gak berpengaruh? Kita butuh anak itu lahir," ucap Sella yang duduk di sebelahnya.

"Aman. Dia kuat."

Lalu, Fara menatap Omar lekat-lekat. Sejak tadi pria itu tidak bersuara dan sibuk mencoret-coret koran di hadapannya.

"Lo udah tau kan kalo Shakir gak boleh nemenin lo lahiran? Kita bikin jadwal sesar lo dan jadwal dia meeting dengan Omar bentrok." Niko menjelaskan.

"Udah. Lagian gue juga gak mau Shakir nemenin gue. Tapi gue belum bahas ini lagi sama dia," jawabnya sambil mengelus perutnya dan melirik Omar. Niko mengikuti arah pandang Fara.

"Lo harus bisa yakinin Shakir untuk melahirkan sendiri tanpa dia. Hari itu Shakir dan gue harus ketemu, Sella akan mengajak Bu Sarah ke salonnya, dan Bu Sarah pasti ngajak Pak Ryan." Omar bersuara.

Omar menatap manik mata cokelat Fara dengan datar. Dia sadar sejak tadi wanita itu menatapnya.

"Masalah Shakir bisa gue atur." Niko menimpali. Di PT Afnan Projects, dia adalah sekretaris sekaligus asisten pribadi Shakir. Tangan kanannya yang tidak setia.

"Shakir tetap butuh motivasi dari istrinya. Meyakinkan dia untuk fokus ke proyek." Omar tak mau kalah. Dia melirik Fara lagi.

Fara menyesap dalam batang nikotin yang tinggal setengah itu. Omar benar-benar membuatnya tidak mood.

"Gue tahu harus ngelakuin apa. Lo fokus aja bikin Shakir setuju sama proyek lo biar gue bisa cepat-cepat pergi dari rumah itu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jebakan Istri Lugu   40. Keluarga

    Dua tahun kemudian…Fara mengajak Shakir dan keluarganya untuk berlibur ke Dieng, Wonosobo. Ini adalah perjalanan pertama keluarga konglomerat itu ke tempat wisata lokal. Biasanya, luar negeri seperti Paris, Belanda, Turki, Amerika yang selalu menjadi pilihan mereka.Fara bersikeras membawa mereka ke Dieng. Dia menjanjikan homestay yang nyaman, pemandangan gunung dan lembah yang memukau, serta udara dingin yang membawa oksigen bersih. Semua diurus oleh wanita itu.Homestay ini terdiri dari dua lantai dan dilengkapi dengan furnitur sederhana. Tidak semahal yang ada di rumah Kelapa Gading, tapi tetep berkualitas baik.Ada juga halaman yang luas di sekitar homestay dan di sana orangtua Shakir sedang menyiapkan barbeque.Attar yang sudah berusia empat tahun, terus menempeli Sarah yang sibuk membantu Ryan. Bocah kecil itu selalu bertanya macam-macam dan tidak akan berhenti bicara sebelum mendapat jawaban yang memuaskan.Sementara Fara baru saja keluar dari kamar mandi. Dia menyembunyikan t

  • Jebakan Istri Lugu   39. Kedua

    Sidang yang berlangsung beberapa kali selama sekitar tiga bulan akhirnya selesai. Hakim memutuskan Afnan Projects jatuh kembali ke tangan Shakir, begitu pula rumah Kelapa Gading dan harta kekayaan mereka lainnya.Niko diputuskan menjadi tersangka utama dan harus menjalani hukuman selama 15 tahun. Begitu pula Fara dan Sella yang dijatuhi masa percobaan selama dua tahun. Setelah sempat menolak, Sella akhirnya menyerahkan diri ke polisi bersama Fara kala itu.“Fara,” panggil Sarah sambil merangkulnya. Fara tidak bisa membalas pelukan wanita itu karena tangannya di borgol. “Kamu harus kuat di dalam sana,” pesan Sarah sambil mengelus punggungnya.Di balik punggung Sarah, ada Shakir yang tengah menggendong Attar dan Ryan yang sudah kembali berdiri gagah. Ryan maju dan ikut mengelus bahu Fara. Mereka berharap elusan itu mampu mengalirkan energi baik pada menantu mereka.“Iya, Ma,” sahut Fara. “Mama dan Papa jaga kesehatan. Jangan berantem lagi ya.”Sarah yang hampir saja menangis jadi tertaw

  • Jebakan Istri Lugu   38. Buta

    Orang pertama yang Shakir hubungi setelah mendapat kabar Fara menghilang adalah Sella. Pria itu menelepon Sella sambil berpegangan pada bahu tukang ojek yang membawanya membelah jalanan Jakarta. Dia harus sedikit berteriak supaya Sella bisa mendengar suaranya.“Please, kasih tahu aku, Tan!” serunya panik ketika Sella memilih bungkam.“Tante sudah janji sama Fara buat gak bilang apa-apa ke kamu. Dia cuma titip pesan supaya kamu bisa hidup bahagia tanpa dia.”Shakir berdecak. “Yang bisa buat aku bahagia cuma Fara, Tan. Tante, Fara belum tentu aman di luar sana tanpa aku. Ada lebih banyak orang jahat di luar sana,” ucap Shakir frustasi.Sella menghela napas. Dia terdiam beberapa beberapa saat, menimbang-nimbang apakah dia harus memberi tahu Shakir atau menuruti permintaan Fara untuk merahasiakan keberadaannya.“Tan? Masih di sana, kan?” tanya Shakir tak sabar karena Sella tak kunjung menjawab.“Kamu serius masih mau sama Fara setelah tau siapa dia sebenarnya?” Sella balik bertanya.“Seri

  • Jebakan Istri Lugu   37. Selamanya

    Omar diadopsi oleh pasangan suami istri dari Jerman saat berusia 10 tahun. Dia langsung diboyong untuk sekolah di sana oleh orang tua angkatnya. Hanya dia yang berhasil diadopsi di antara teman-teman seangkatan di panti asuhannya.Panti asuhan Niko, Omar, dan Fara terbilang kecil dan tidak banyak donatur yang datang. Tidak semua anak akan bernasib baik seperti Omar. Ada lebih banyak anak yang harus menelan kekecewaan karena tak kunjung mendapat orangtua asuh seperti Fara dan Niko.Saat kuliah, Omar memilih kembali ke Indonesia dan satu kampus dengan Fara. Berbeda dengan Omar yang bisa kuliah dengan penuh fasilitas, Fara harus sangat menghemat uang hasil jerih payahnya bekerja paruh waktu supaya bisa membayar kuliah.Teman masa kecil yang akhirnya jatuh cinta. Mereka adalah Fara dan Omar. Hubungan mereka awalnya sangat lancar.Namun, Omar mulai sering tertangkap basah sedang bercumbu dengan teman-teman mereka. Alasannya karena Fara tidak pernah mau diajak melakukan hal itu dengan Omar.

  • Jebakan Istri Lugu   36. Sirna

    Fara baru saja keluar dari kamarnya sambil menyampirkan handuk di bahunya pada pukul delapan pagi. Tidak seperti rumah Kelapa Gading yang memiliki kamar mandi di setiap kamar tidur, di rumah ini hanya ada satu kamar mandi bersama. Sementara Attar sudah kembali terlelap setelah kenyang minum susu.“Sudah bangun?” tanya Shakir yang tengah membuat teh manis di dapur. Pria itu tersenyum.“Mau ke mana?” Fara balik bertanya ketika melihat Shakir sudah berpakaian rapi menggunakan kemeja dan celana hitam. Dia mengurungkan niatnya ke kamar mandi dan lebih memilih menghampiri Shakir.Sejak mereka berkumpul di sini, Fara dan Shakir tidur di kamar terpisah walaupun masih terikat dalam pernikahan yang sah. Fara ingin hubungan mereka kali ini berjalan perlahan dan Shakir menghormati keputusan itu. Walaupun mereka sudah menikah selama setahun, ini adalah kali pertama Fara bisa menunjukkan dirinya sendiri di hadapan Shakir.Shakir menggeser secangkir teh hangat ke hadapan Fara. Dia membuat dua porsi.

  • Jebakan Istri Lugu   35. Menyerah

    “Papa minta maaf, Ma,” ujar Ryan setelah Sarah mendapatkan kekuatannya kembali untuk berdiri. Wanita itu sekarang duduk di salah satu bangku ruang tunggu.“Kok bisa sih Papa tega sama Mama? Mama kurang apa lagi? Mama yang nemenin Papa dari nol,” keluh Sarah sambil berkali-kali menghapus air mata yang terus mengalir. “Siapa dia, Pa?”“Teman dari kampung, Ma. Maaf, malam itu dia datang ke tempat Papa waktu Papa dinas di Banyuwangi. Dia yang mau menyembunyikan hal ini dan ingin mengurus Niko sendirian. Papa gak nyangka hal itu akan sampai seperti ini. Maaf, Ma.”“Setelah itu, apa Papa masih berselingkuh?”“Gak, Ma. Gak mungkin. Itu kesalahan Papa, bukan kebiasaan Papa. Mama mau maafin Papa?”“Mama butuh waktu, Pa.”Ryan mengangguk pasrah. Dia tertunduk juga. Air mata mulai membasahi pipinya.Lalu, Ryan menggenggam tangannya erat sambil menunggu sang istri tenang. Rumah tangga yang sudah dia bina selama 30 tahun tidak boleh hancur.Langkah kaki yang mendekat membuat Ryan dan Sarah mengang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status