Share

38. Malam Panas

Mentari tidak berniat kembali ke kamar Rakhan. Ia memutuskan tinggal di kamar lamanya dan tidak peduli lagi jika Handoko mengetahui hal itu. Semuanya sudah berakhir. Undangan rasa lapar dari perutnya pun tidak lagi menjadi target Mentari untuk segera bangkit dari tempat tidur dan turun ke ruang makan. Atau setidaknya, ia bisa memanggil salah satu ART di sana untuk mengantarkan makanan ke kamarnya. Tidak terbersit sedikit pun ide untuk mengisi perutnya. Mentari putus asa dan terlalu lelah. Ia memejam dan merilekskan tubuhnya. 

Sementara itu, Rakhan baru kembali hampir tengah malam. Seperti remaja yang baru patah hati, raut wajah Rakhan tampak kusut dan mood-nya untuk bicara lebih banyak dari biasanya menurun drastis. Ia nyaris tidak berbicara ketika ia nongkrong bersama teman-temannya di pub tadi. Ia kehilangan seler

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status