Share

BAB 55

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-02 13:15:29

Jelita kembali bertanya. Sejujurnya, dia takut mendengar jawaban suaminya. Wanita itu menyiapkan hati saat Galih mengangkat kepala. Jelita menggigit bibir dan meremas jemari. Sungguh, dia tidak menyangka lelaki yang sejak pertama berjumpa terlihat sangat memuja dirinya dan selalu menghujaninya dengan penuh cinta ternyata tega menghancurkan kehangatan keluarga kecil mereka.

“Baru tadi malam.” Galih menjawab dengan suara bergetar. Lelaki itu merutuki dirinya saat melihat Jelita mengusap air mata. Ingin rasanya dia menghapus air mata wanita itu seperti yang selalu dia lakukan selama ini. Namun, Galih tidak memiliki keberanian melakukannya. Dia takut sakit karena Jelita pasti akan menolak dirinya. “Foto di kamar itu hanya akal-akalan Amanda. Aku demam dan tertidur. Kamu tahu sendiri bagaimana kalau aku sakit, Ney. Lemas dan tidak bertenaga walau hanya pilek biasa.”

“Bagaimana rasanya? Enak nggak tidur sama dia?” Jelita tertawa di antara tangis mendengar pertanyaannya sendiri. Bisa-bisanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
najis deh m si galih..lemot banget gak ngotot mempertahankan. salah litaaa klo kmu blg s jalang g memuaskan,justru galih ketagihan !!!
goodnovel comment avatar
oliv
suka jelita...!! joosshhh...!!!
goodnovel comment avatar
Siti Yunani
good job jelita.. buang laki laki yg dengan sadar datang ke selingkuhannya ditengah keslahannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 118

    “Mau kemana ini jadinya? Makan di tempat biasa?” Jelita melirik jam di tangannya saat mobil yang dia kemudikan mulai berjalan.“Ya boleh … enak juga ya mobil baru begini. Ada aroma-aroma uang cash ratusan jutanya masih tercium sangat jelas.” Langit tertawa lebar melihat Jelita menatap dirinya dengan mata menyipit dari kaca spion tengah. Lelaki itu lalu mengedipkan sebelah mata untuk menggoda Jelita hingga membuat wanita itu mengalihkan pandangan dengan segera. Dia ikut bersenandung pelan saat Jelita memutar musik.“Jadi pakai travel yang kemarin untuk rencana umrah?” Langit kembali bertanya setelah hampir sepuluh menit berlalu mereka diam saja. Lelaki itu memeriksa ponselnya karena masuk pesanan katering pernikahan untuk acara awal bulan depan. Dia langsung mencocokkan tanggal karena khawatir kalau sudah ada yang memesan lebih dulu. “Insya Allah jadi. Harganya cocok dan fasilitasnya juga OK.” Jelita menjawab sambil tetap fokus menatap kedepan karena jalanan cukup ramai. “Aku izin dul

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 117

    “Alhamdulillah, kata dokter tidak parah. Hanya saja tangannya yang butuh perhatian khusus karena ada beberapa saraf yang terputus dan masih menunggu pemeriksaan dari dokter ahli saraf.” Tiwi menjelaskan saat Jelita bertanya. Sejujurnya, dia benar-benar khawatir dengan kondisi tangan Galih yang sekarang belum bisa digerakkan sama sekali. Namun, dia tidak mau membicarakannya di depan anaknya agar tidak menjadi pikiran Galih saat ini.“Tadi ada kecelakaan saat menguras akuarium punya Papa di ruang tamu itu.” Pras mengisi pembicaraan saat tercipta hening diantara mereka. Dia tahu Jelita agak sungkan untuk bertanya. “Ya namanya musibah, kita tidak bisa menghindar kalau sudah waktunya tiba. Mohon doanya agar Galih bisa segera pulih.” Pras tersenyum pada Jelita yang sejak tadi memperhatikan Bella menyuapi Galih dengan telaten.Sekitar lima belas menit, Jelita pamit. Sementara Bella memang akan ikut menginap disana karena kebetulan besok tanggal merah. Wanita itu memberikan semangat pada mant

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 116

    “GALIH!”Tiwi dan Pras berteriak panik melihat keadaan anaknya. Pras dengan sigap mencabut colokan blower di stop kontak hingga aliran listrik di air terhenti. Lelaki itu bergegas mengangkat tubuh anaknya yang lemas. Rasa cemas menguasai hatinya melihat darah bercampur air membuat genangan merah di lantai. Tangannya sedikit gemetar melihat pecahan akuarium seukuran telapak tangan masih menancap di tangan kanan anaknya.“Alhamdulillah ….” Pras sedikit merasa lega saat bisa merasakan denyut nadi di leher anaknya walau terasa sangat lemah. Setidaknya, masih ada harapan karena melihat kekacauan di tempat kejadian. Pecahan akuarium dan vas bunga bertebaran. Ponsel Galih yang pecah terpisah menjadi beberapa keping dan genangan merah sampai mengenai permadani di ruang tamu, darah Galih bercampur dengan akuarium.“Buka mobil, Ma! Kita bawa Galih ke rumah sakit terdekat.” Pras bicara dengan nada sedikit naik pada istrinya yang masih tampak sangat terkejut. Wanita itu hanya memegangi dada denga

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 115

    “Masuk saja, Pak.” Tiwi menggamit tangan suaminya saat melihat beberapa orang yang mengenakan seragam televisi swasta dan membawa kamera mendekat ke rumah mereka. Sejak tahu kalau Galih adalah suami Amanda, hampir setiap hari ada saja awak media yang datang dan mengawasi rumah mereka untuk mencari berita. “Entah sampai kapan mereka akan terus mencari makan dengan cara mengganggu ketenangan orang lain.”Pras mengeluh pelan mendengar ucapan istrinya. Dia tidak berkomentar apapun. Mungkin, memang inilah yang harus ditanggung karena orang terdekat mereka sudah membantu pencuri uang negara dan menikmatinya juga. Jadi, sudah selayaknya hukuman sosial diterima agar memberikan efek jera. Namun, masalahnya mereka tidak tahu apa-apa sehingga sangat terganggu saat ini. Apalagi, keadaan Galih di dalam sana yang bisa tiba-tiba saja berteriak dan mengamuk tanpa sebab, memecahkan barang-barang.Malam harinya, Galih tersenyum lebar melihat wajah kedua anaknya. Bella terus saja bercerita tentang libur

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 114

    “Kabar mengejutkan yang sudah tidak aneh lagi datang dari salah satu pejabat pemerintah daerah. Sekitar jam tujuh pagi tadi, Arifin yang terkenal sebagai pemilik yayasan untuk tuna rungu ditangkap karena diduga terlibat kasus pencucian uang yang sedang ramai diperbincangkan saat ini. Namanya mencuat setelah Amanda Belova ‘bernyanyi’. Akankah tiga periode menjabat sebagai pejabat pemda berakhir di penjara?”Tiwi, Pras, Galih dan Dery yang sedang makan menoleh berbarengan ke layar televisi. Keempatnya sontak saling berpandangan melihat foto Amanda dan Arifin disandingkan sedemikian rupa. Tiwi hendak mematikan televisi, tapi Galih menahan tangan ibunya hingga wanita itu duduk kembali. Dia ingin tahu kabar terbaru tentang istrinya itu setelah beberapa waktu menutup mata dan telinga tentang apapun berita yang beredar di luaran sana.“Menurut penelusuran cepat yang tim kami lakukan, Arifin dan Amanda tidak hanya terlibat kerjasama pencucian uang, tapi wanita itu juga diduga merupakan simpan

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 113

    Suara pelanggan yang datang dan pergi menarik perhatian Langit hingga lelaki itu mengalihkan pandangan ke arah lainnya. Lelaki itu menghela napas panjang sambil memikirkan kalimat yang pas dan pantas diucapkan pada Jelita. Pertanyaan Jelita barusan jelas sangat serius dan bisa mempengaruhi pandangan wanita itu pada dirinya.“Aku menganut paham kalau tujuan menikah adalah untuk meneruskan garis keturunan. Setiap orang ingin mempunyai legacy di dunia ini dan bagiku anak adalah salah satunya.” Langit menghela napas panjang, berusaha memilih dan memilah kata di dalam kepalanya. “Apakah suatu keharusan? Ya kalau bisa diusahakan, kenapa tidak? Beda cerita kalau memang ada alasan kesehatan yang menyebabkan tidak bisa memiliki keturunan.” Galih meraih tisu dan mengelap ujung bibirnya. Noda merah dari saus kerang menempel di sana.“Menurutku, itu bukan termasuk pandangan wanita adalah mesin pencetak anak. Toh sebelum menikah sudah ada kesepakatan yang disetujui bersama. Kalau memang tidak sep

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status