Accueil / Romansa / Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan / Bab 15. Upacara Kedewasaan Putri Pejabat Hang

Share

Bab 15. Upacara Kedewasaan Putri Pejabat Hang

Auteur: Zhang A Yu
last update Dernière mise à jour: 2025-11-10 20:21:21

Tuan muda Meng berhenti di depan Shen Liu Zi, lalu menundukkan tubuh sedikit sebagai bentuk salam.

Di tangan kirinya masih tergenggam cangkir teh yang belum habis, sementara senyumnya menenangkan seperti semilir angin di pagi hari.

Shen Liu Zi membalas dengan anggukan halus. Tatapannya lembut, tapi di balik ketenangan itu terselip kejutan kecil yang tak ditampakkannya.

“Sudah lama tak berjumpa, Nyonya Shen,” ucap tuan muda Meng, nadanya bersahabat, sebelum menduduki bangku di hadapan Shen Liu Zi tanpa menunggu basa-basi.

Yu Li, yang berdiri di belakang, menurunkan pandangan, sedikit menjauh dengan sopan supaya tidak mengganggu percakapan mereka.

Udara di taman seolah ikut berubah. Suasana riuh dan bisik-bisik pelan yang semula hanya berputar di satu sisi taman kini menyebar ke berbagai arah.

Beberapa gadis yang tadi tertawa manja kini diam membisu, pandangan mereka diam-diam terarah ke tempat keduanya duduk. Ada yang pura-pura menyentuh rambutnya, ada pula yang memperhatikan dar
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 88. Jenderal Mengingat Tarian Shen Liu Zi

    Hujan turun perlahan. Jenderal Shang membakar hio, meletakkannya di depan papan arwah Chu Qiao. Dia kemudian duduk bersimpuh, punggungnya tetap tegak, tetapi sorot matanya yang dingin perlahan melemah. 'Aku belum pernah sekalipun melupakan kamu.' Dia membatin. 'Namun rasanya, posisimu di sini perlahan bergeser.' Hujan bertambah besar, udara dingin menyusup tanpa komando, sementara jenderal Shang masih di sana. Duduk bersimpuh di depan papan arwah Chu Qiao, tetapi bayangan Shen Liu Zi menari beberapa waktu lalu berputar di pikirannya. Satu shichen sebelumnya. Shen Liu Zi berdiri di tengah ruangan, jantungnya berdegup terlalu keras untuk disembunyikan. Tubuhnya kaku sesaat. Kemudian ingatan lama menyeruak, seperti aliran air yang menemukan kembali jalurnya. Wanita itu menunduk ringan, kedua lengan terangkat perlahan. Gerakannya mula-mula sederhana, mengikuti tarian lokal yang sering dipertontonkan di jamuan. Dari langkah kecil, putaran lembut, ujung kaki menyentuh lantai tanp

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 87. Mengelabui Jenderal Tidak Mudah

    Sejak awal ketidakhadiran Shen Liu Zi disadari setiap orang! Salah satu pejabat membuka mulut siap melontarkan kata-katanya, tetapi semua kata itu lenyap seketika begitu pandangannya jatuh pada jenderal Shang yang memancarkan aura membunuh. Siapa yang berani bicara? Tidak ada! Saat itu, Shen Liu Zi bergeser dengan gerakan seolah alami. Menghindari tatapan Kaisar, dan yang jelas coba bersembunyi dari tatapan pria itu maupun sang jenderal. Hanya saja .... Posisinya tetap tertangkap mata jenderal Shang! Sambil menggoyang cangkir arak di tangan, sambil mengarahkan pandangannya pada Shen Liu Zi, tetapi seakan-akan melempar pandangan ke luar, dia berkata, “Kesehatan Nyonya Shen menurun drastis, pagi tadi seseorang menyeretnya ke jurang kematian.” Alis Kaisar terangkat, tapi tidak ada kata-kata yang lolos. Permaisuri Chun langsung mengurungkan niat mengupas apel. Atmosfer udara menegang dalam sekejap! Di tempatnya, Shen Liu Zi membatin, 'Dia tahu.' Tanpa perbincangan lebih jauh,

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 86. Salah Orang

    Saking ketatnya penjagaan istana malam ini, lalat mustahil bisa masuk! Tepat di halaman belakang paviliun naga emas, seluruh meja rendah untuk para tamu telah ditata sedemikian rupa. Para pelayan tengah menyajikan berbagai kudapan di mejanya, prajurit berseragam lengkap berpatroli dengan awas. Malam ini, jamuan setelah pertandingan akan dilangsungkan. Beberapa tamu telah berdatangan, termasuk pejabat Song dengan istrinya, Ji Xiao. Pada jamuan makan malam ini, Kaisar mengundang penari lokal yang berpenampilan tidak mencolok. Mereka masih dalam perjalanan. Kini istirahat sejenak di salah satu restoran untuk sedikit makan, karena menari membutuhkan banyak energi. Hanya saja, pada saat kejadian, salah satu penari pergi ke belakang untuk buang air besar. Dia mengalami diare hebat! Hampir satu dupa tidak kembali, teman-teman sesama penarinya belum menyadari, karena jumlah penari saat itu lumayan banyak. 17 penari! Seseorang yang diutus kemudian datang. “Ayo! Jamuan makan

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 85. Seharian Hanya Latihan Duduk

    Pulang-pulang ke rumah .... “Nyonya Shen, silahkan duduk.” Kepala Xun menghadang di tengah jalan menuju kamar Shen Liu Zi. Tangannya terulur, mempersilahkan Shen Liu Zi singgah ke pondok di seberang sana. Shen Liu Zi memutar bola matanya diikuti helaan napas kasar. Dia tahu, etiket bangsawan akan diajarkan padanya lagi. 'Apa bagusnya etiket bangsawan itu, sih,' geram Shen Liu Zi dalam hati. Meski tampangnya kesal, tetapi wanita itu tidak menolak. Dia kemudian tersenyum terpaksa, seraya mengikuti pengarahan kepala Xun. Shen Liu Zi sedikitnya tahu etiket bangsawan, tapi seumur hidup ini hampir tidak pernah menggunakannya kecuali jika berhadapan dengan Kaisar. Itu pun hanya sekedar membungkuk hormat, serta tidak menatapnya secara langsung. Sekarang, saat wanita itu diminta duduk, dia duduk sekenanya. Persis wanita jalanan! Seketika itu juga kepala Xun mengeluarkan tongkat kecil dari balik lengan. Tuk! Pukul nya ke bokong Shen Liu Zi sambil berkata, “Bukan seperti itu, Nyonya Sh

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 84. Meledek Lu Xian

    Di kediaman jenderal Shang. “Nyonya Shen! Selamat!” Baru sampai halaman depan kediaman, kepala Xun sudah menyambut dengan tubuh setengah membungkuk, kedua tangannya menyatu ke depan. Langkah Shen Liu Zi terhenti, tetapi dia tak sedikit pun membuka mulut. Posisi kepala Xun belum berubah. Tampaknya juga tidak akan menegakkan punggung kalau tidak diperintah. Dan tampaknya juga tak merasa pegal terus membungkuk, dengan tangan menyatu ke depan seperti itu. Shen Liu Zi menghela napas hati-hati. Lebih tepatnya hati-hati pada wanita tua di hadapannya, karena wanita itu selalu tidak sesederhana yang dilihat. “Untuk merayakan kemenangan Nyonya, hamba telah menyiapkan daging cincang pedas manis kesukaan anda, serta beberapa sayur rebus termasuk asparagus kesukaan anda juga,” ucap wanita tua itu rendah penuh hormat selayaknya dia berkata pada sang junjungan, padahal biasanya dia selalu lebih dominan. Shen Liu Zi curiga, jadi hanya mengangguk diikuti jawaban singkat, “Hm, terima kas

  • Jenderal! Istrimu Bukan Pajangan   Bab 83. Tidak Pernah Demikian

    Tarikan kekang itu gagal. Kuda jenderal Shang hanya mendengus pendek, kuku depannya menghentak tanah basah, tapi tubuhnya tetap menghadap lurus ke depan. Tepatnya ke arah sungai. “Berbalik,” perintah jenderal Shang rendah, nyaris menggeram. Tak ada hasil. Justru kuda itu mengibas ekornya, seolah tak paham situasi genting yang tengah dihadapi tuannya. Jenderal Shang untuk pertama kalinya merasa panik. Dengan gerakan yang tidak sebersih biasanya, dia meloncat turun. Sepatu botnya terpeleset di lumpur, membuat tubuhnya condong ke depan. Hampir jatuh. Hampir! Dia menjejak kuat, menahan diri, lalu seketika membalikkan badan sepenuhnya. Posisinya kini membelakangi sungai. Jantungnya berdentum keras. Terlalu keras untuk ukuran seorang jenderal Shang yang biasa bertampang tenang, dingin laksana salju. Karena di balik punggungnya itu— Di tengah sungai yang jernih dan dangkal, Shen Liu Zi berdiri dalam keadaan telanjang bulat. Air sungai membelai pinggangnya, mengalir di sepanjang

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status