Share

Bab 3

Author: Angin
Sudah sepuluh hari sejak Nova pergi dari kediaman keluarga besarnya, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang menanyakan kabarnya. Di mata mereka, mungkin Nova hanyalah aib keluarga dan bahan bulan-bulanan satu kota. Dengan perginya Nova, kini usaha mereka bisa selangkah lebih maju.

Setelah paras Nova sudah kembali seperti semula, dia segera membuat akta pernikahan dan kembali ke rumah keluarganya.

Toni Kurniawan memiliki tiga orang anak. Anak sulungnya bernama Hardi, anak kedua namanya Jaka, dan yang bungsu bernama Boni. Boni selaku ayahnya Nova hanya dipandang sebelah mata karena apa yang terjadi kepada Nova, meski sesungguhnya dia juga telah berjasa besar bagi usaha keluarga.

Walau Boni menjabat sebagai manajer eksekutif di perusahaan keluarganya sekalipun, dia tidak memiliki pembagian saham dan tidak mendapatkan dividen, melainkan hanya gaji per bulan. Perlakuan tidak adil ini tentu saja membuat Boni hidup dengan kondisi yang pas-pasan. Bahkan rumah saja dia masih harus cicil per bulan.

“Chan, ini dia rumahku,” kata Nova sambil menunjuk ke pintu rumahnya, “Tapi ini masih nggak sebanding sama rumah kamu.”

“Asal ada kamu, di mana pun itu, ya rumahku,” balas Chandra.

Nova lalu mengetuk pintu dan tak lama kemudian, ibunya, Yani, membukakan pintu. Yani kaget ketika dia melihat ada seorang wanita cantik dan pria tak dikenal berada di depan rumahnya, dan dia pun bertanya, “Kalian siapa, ya? Mau cari siapa?”

“Ma,” sahut Nova.

Panggilan “Ma” membuat Yani seketika itu juga terkesiap. Dia menatap lekat wanita cantik yang ada di depannya itu cukup lama tanpa memberikan reaksi apa pun.

“Ma, ini aku, Nova.”

“Eh? Ka-kamu Nova?”

“Iya, Ma. Aku sudah sembuh.”

“Ma,” sahut Chandra.

“Kamu siapa?” tanya Yani.

“Dia ini suamiku. Dia cucu menantu yang Kakek cariin,” jawab Nova sambil merangkul lengan Chandra.

Yani langsung tersadar kembali seketika mendengar hal itu, lalu dia menarik Nova dan berkata padanya, “Mama nggak pernah mengakui dia sebagai menantu.” Lalu dia meraba wajah Nova dan kembali berkata, “Nova, beneran ini kamu? Muka kamu … luka di badan kamu gimana bisa hilang semua?”

“Selama sepuluh hari ini aku berobat. Sekarang aku sudah sembuh total, jadi aku nggak bakal bikin Mama malu lagi,” kata Nova terisak.

Nova telah membuat keluarganya menanggung malu semenjak insiden kebakaran yang terjadi sepuluh tahun lalu, sampai seluruh keluarga Kurniawan dan kedua orang tuanya pun tidak berani untuk menampilkan wajah mereka di depan umum.

“Nak ….”

Yani memeluk putrinya dengan erat dan berkata sambil meneteskan air mata, “Nak, maaf Mama sudah jahat sama kamu selama ini. Ayo masuk.”

Kembalinya paras putrinya seperti sedia kala memberikan sebuah ide kepada Yani. Dengan wajah putrinya yang cantik ini, dia bisa menikah dengan pria kaya atau bahkan konglomerat, dan bukan malah menghabiskan sisa hidupnya dengan sampah yang hanya menikahi Nova hanya demi harta keluarganya.

Yani pun melayangkan tatapan sinis kepada Chandra dan menunjuk ke arah pintu masuk sambil berkata, “Keluar kamu.”

“Ma, kenapa? Dia kan suamiku. Kakek sendiri yang milih dia.”

“Ayo kita pergi ke rumah kakek kamu. Biar dia yang batalin pernikahannya,” kata Yani.

“Chan ….”

Nova pun membalikkan tubuhnya sambil memasang raut wajah pasrah, sedangkan Chandra hanya mengangkat bahunya seakan tidak peduli dengan hal ini dan hanya mengikuti mereka berdua saja. Sementara itu di kediaman keluarga Kurniawan, semua anggota keluarga lainnya tertegun melihat wanita cantik yang berdiri di samping Yani.

Di-dia itu Nova?

Itu Nova yang selama sepuluh tahun ini mukanya hancur?

Kok, bisa? Kenapa hanya dalam sepuluh hari wajahnya sudah berubah?

“Kamu Nova?”

“Serius ini Nova? Kamu oplas di Korea? Memangnya teknologi operasi plastik sudah secanggih itu?”

Seluruh anggota keluarga Kurniawan masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka masih tidak percaya bahwa wanita cantik yang ada di depan mata mereka itu adalah Nova. Apa jangan-jangan dia memakan pil ajaib sampai bisa seperti itu?

“Pa, aku nggak setuju sama pernikahan ini. Dengan kecantikan Nova yang sekarang, dia bisa menikah sama cowok yang lebih kaya,” kata Yani.

Toni yang sedang duduk di sofa sambil mengisap rokoknya pun ikut menatap Nova. Da masih tidak tahu apa yang telah terjadi pada cucunya, mengapa wajahnya yang hancur itu bisa berubah 180 derajat hanya dalam waktu sepuluh hari.

Namun, memang harus diakui bahwa Nova yang sekarang memang luar biasa cantik, maka dari itu dia pun mengangguk, “Benar juga. Masih banyak cowok dari keluarga kaya di kota ini yang belum menikah. Coba aku minta koneksiku untuk cair suami yang pantas untuk Nova.”

“Aku nggak setuju,” ujar Nova, “Kakek sendiri yang milih Chandra untuk jadi suamiku. Dia yang nyembuhin aku, tapi kalian malah ngebatalin. Kalian anggap aku ini apa?”

“Ngomong apa kamu, dasar anak nggak tahu diuntung ….”

Plak!

Yani pun langsung menampar wajah Nova dengan keras dan kembali menegurnya, “Memang apa bagusnya hidup sama orang miskin kayak dia?”

Sambil memegangi wajahnya yang barusan dipukul, Nova mengambil sebilah pisau buah yang ada di atas meja dan menodongkan ke wajahnya sendiri. “Kalau kalian masih terus maksa aku, aku rusak mukaku sendiri.”

“Kamu …,” ujar Yani gemetar.

“Cukup!” seru Toni, “Nova, Kakek begini juga demi kebaikan kamu. Dengan muka kamu yang sekarang, menikah sama keluarga kaya bukan hal yang susah. Masa kamu nggak mau hidup enak? Buat apa bertahan sama orang miskin?”

Chandra yang dari awal hanya diam saja akhirnya berdiri, lalu menatap semua anggota keluarga Kurniawan dan berkata, “Aku nggak perlu jadi bagian dari keluarga kalian, tapi aku dan Nova sudah bikin akta pernikahan. Kalau Nova setuju untuk cerai, aku nggak bakal ngomong apa-apa lagi. Tapi kalau dia nggak setuju, nggak ada yang bisa maksa dia.”

“Bocah, siapa yang izinin kamu ngomong?” kata Leon, cucu tertuanya Toni sambil menunjuk Chandra, “Kamu itu cuma sampah yang dipungut sama keluarga Kurniawan. Kamu nggak punya hak untuk buka mulut. Kalau kami suruh kamu pergi, ya pergi saja.”

Chandra pun membalasnya dengan memelintir jari Leon dan berkata, “Belum pernah ada orang yang berani nunjuk aku kayak begini sebelumnya.”

“Argh! Sakit!”

Leon menjerit kesakitan sampai badannya ikut melengkung. “Ak-aku salah. Lepasin dulu.”

Akhirnya Chandra melepaskan tangan Leon, tapi Leon yang sudah terlanjur mengamuk segera mengambil asbak dari atas meja dan menghantamnya ke arah kepala Chandra.

“Ngapain kamu?”tegur Toni, “Keluarga kita juga punya aturan. Cepat taruh!”

“Kek, orang ini sudah keterlaluan, harusnya Kakek belain aku.”

“Sudah,” ujar Toni sambil menatap Chandra, “Aku kasih kamu satu miliar, tapi kamu harus cerai sama Nova dan jangan pernah lagi hubungi dia mulai sekarang.”

“Aku nggak mau!” teriak Nova.

“Masih berani ngelawan?” bentak Toni seraya menggebrak meja, “Kakek ini kepala keluarga, jadi Kakek yang ambil keputusan untuk semua urusan keluarga.”

Chandra sendiri tidak ingin melihat Nova bertengkar dengan keluarganya. Kepulangan dia kali ini adalah untuk balas budi, dan juga balas dendam. Dia tidak ingin balas budinya ini malah membuat hubungan Nova dengan keluarganya retak.

“Kakek, tolong kasih aku satu kesempatan. Aku bakal buktiin kalau aku nggak kalah dari orang lain,” kata Chandra.

“Kesempatan?” ledek Leon, “Chandra, dari biodata saja sudah kelihatan kalau kamu itu yatim piatu. Orang yang tumbuh di panti asuhan terus jadi tentara mana pantas untuk Nova yang sekarang? Kamu tahu Arthur Group? Dari dulu kamu mau kerja sama dengan mereka, tapi nggak berhasil. Kalau kamu bisa bikin mereka mau kerja sama dengan kami, baru aku akui.”

Sejak awal Leon memang sudah tidak suka dengan Chandra. Seorang pensiunan militer pasti tidak punya uang, dan otoritasnya juga sudah hilang, jadi apa lagi yang dia punya? Maka dari itu Leon memikirkan sebuah cara agar Chandra merasa kewalahan dan mundur dengan sendirinya.

Leon sudah memiliki kandidat yang lebih layak untuk menjadi adik iparnya, yaitu David dari keluarga Sinaga, salah satu Empat Keluarga Besar di sini.

“Kek, coba kasih Chandra kesempatan saja. Kalau dia berhasil menggaet Arthur Group, kita akui kehebatan dia. Tapi kalau nggak bisa, kita usir dia.”

“Hmmm, boleh juga. Usaha utama keluarga Kurniawan itu pengolahan bahan obat herbal. Akhir-akhir ini Arthur Group lagi produksi besar-besaran. Banyak perusahaan pesaing yang rebutan mau ambil orderannya mereka. Kalau kamu bisa dapat orderan dari mereka minimal senilai 60 miliar saja. Aku akui kamu sebagai bagian dari keluarga Kurniawan. Aku kasih kamu waktu sepuluh hari …,” kata Toni.

“Nggak perlu sepuluh hari, besok juga bisa.”

Seusai berkata demikian, Chandra membawa Nova keluar dari rumah itu.

“Cih, sombong banget. Arthur Group itu pentolan di industri obat-obatan. Dia pikir gampang bisa dapat orderan dari mereka?” cibir Leon.

“Papa nggak boleh lembek begitu. Cuma 60 miliar doang, mah, nggak seberapa. Dengan tampang Nova yang sekarang, dia bisa menikah sama salah satu dari Empat Keluarga Besar,” imbuh Yani.

“Kita nggak boleh terburu-buru. Orderan dari Arthur Group dikontrol sama mereka, jadi nggak segampang itu. Biar dia yang mundur sendiri saja, habis itu baru kita pikirin cara supaya Nova bisa menikah lagi. Asal bisa masuk ke salah satu dari Empat Keluarga Besar, reputasi kita pasti bisa naik pesat.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Aulia Lia
Hhhh Netizen marah tu thorr hhhhh
goodnovel comment avatar
Ronggur Milae
hei thor.. kalau buat cerita yg berlogika sedikit lah, sdh macam bodat kau kutengok, ceritamu tdk masuk akal, klu pun plagiat, jgn salah menterjemahkan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2507

    Energi Iblis mengalir ke seluruh tubuh Chandra. Luka-lukanya pun sembuh dengan sangat cepat. Sesaat kemudian, tubuhnya telah pulih sepenuhnya. Setelah itu, Chandra kembali menyerap energi pedang lagi dan tubuhnya kembali dirusak lagi oleh energi tersebut.Chandra berlatih membentuk tubuh pedang sekaligus menempa tubuh fisiknya. Karena dia telah mempelajari Sembilan Transformasi Tubuh Emas, setiap kali tubuhnya hancur, tubuhnya terlahir kembali dan menjadi semakin kuat.Hari demi hari berlalu. Chandra terus menyerap kekuatan energi pedang, membiarkan energi itu terus menghancurkan tubuhnya. Dia juga terus menahan rasa sakit yang luar biasa, saking sakitnya sampai dia hampir tidak mampu bertahan.“Chandra, kamu harus bertahan. Bukan karena ada harapan kita bertahan. Tapi hanya dengan bertahan kita baru bisa melihat harapan. Ini adalah hari kiamat manusia. Sangat sulit bagi manusia untuk bangkit. Hanya segelintir orang terpilih yang bisa menembus Segel Langit, dan itu butuh waktu yang san

  • Jenderal Naga   Bab 2506

    Sasa menjelaskan secara rinci kepada Chandra bagaimana cara mengolah tubuh pedang. Tubuh Chandra sungguh ajaib. Pertama, dagingnya dibentuk kembali dari roh seorang kaisar iblis yang mengandung kekuatan iblis tertinggi.Kedua, Chandra telah mendapatkan Keberuntungan berupa Pengubah Lima Elemen. Tubuhnya telah berubah menjadi Tubuh Suci Lima Elemen. Baik di pembuluh darah maupun tulangnya terdapat Kekuatan Lima Elemen.Kekuatan Lima Elemen saling memperkuat dan menghambat satu sama lain, berputar di dalam tubuh Chandra. Membentuk tubuh pedang yang dimaksud Sasa adalah mengubah diri sendiri menjadi pedang. Tubuh adalah pedang, pedang adalah tubuh.Sangat sederhana, Chandra hanya perlu memanfaatkan energi pedang, menyerap kekuatan energi tersebut untuk menutrisi daging dan darahnya. Begitu waktunya tiba, itu akan menjadi tubuh pedang dengan sendirinya.Meskipun secara teori sangat sederhana, mencapai hal itu tentunya sangatlah sulit. Karena begitu energi pedang masuk ke dalam tubuh, energ

  • Jenderal Naga   Bab 2505

    Di bawah bimbingan Sasa, Chandra mulai menjelajah lebih dalam ke Pegunungan Morlo. Namun, Pegunungan Morlo sangat luas. Selain itu, tingkat kekuatan Chandra terlalu rendah. Dengan kecepatannya saat ini, dia tetap tidak akan mampu mencapai pusat Pegunungan Morlo sekalipun dia terbang selama beberapa tahun.Susu juga merasa kesal dengan kecepatan Chandra yang terlalu lambat. Dia pun mengerutkan kening dan berkata, “Kamu terlalu lambat. Sini, aku bawa kamu.”Usai berkata, Sasa langsung mengulurkan tangannya dan meraih tangan Chandra. Setelah menarik tangan Chandra, dia menggerakkan kekuatan di dalam tubuhnya dan terbang dengan cepat. Kecepatan Sasa begitu cepat, sehingga Chandra merasa seolah-olah waktu telah berhenti. Bahkan sebelum Chandra sadar, Sasa sudah berhenti.“Ke-kenapa kamu berhenti?” tanya Chandra dengan bingung.Tepat saat ini, Chandra merasakan sebuah kekuatan yang mengerikan sedang menyelimutinya. Dia melihat ke depan dan mendapati angkasa di depannya bergoncang. Banyak ret

  • Jenderal Naga   Bab 2504

    Dia melihat ke sekelilingnya lalu berbisik ketika menyadari tidak ada orang di sekitar mereka, “Kita akan menemukan cara untuk mencabut pohon bodhi setelah Kak Chandra kembali ke klan Loman di Lapisan Fana.”“Aku suka ide itu,” balas Gurji dengan raut wajah bahagia. Mereka berdua tertawa lalu saling merangkul satu sama lain. Di sisi lain, Chandra sudah masuk ke dalam lorong hampa yang dibuka oleh Tino dan distabilkan dengan formasi. Lorong ini tidak akan menghilang sampai para prajurit yang melakukan perjalanan ke Pegunungan Morlo kembali. Chandra merasa masuk ke sebuah lorong dengan tinggi 2 meter dan lebar 3 meter yang dipenuhi dengan simbol misterius. Dia terus berjalan di lorong hampa selama satu menit. Sampai akhirnya, dia tiba di ujung lorong dan muncul di sebuah tempat asing. Tubuhnya melayang keluar dari lorong hampa lalu dia berdiri sambil memperhatikan sekitarnya. Chandra melihat barisan pegunungan tanpa ujung dengan puncak gunung yang menjulang dan dipenuhi oleh pepohona

  • Jenderal Naga   Bab 2503

    Chandra mengangguk lalu memandang Dorsi dan Gurji yang menghampirinya seraya berkata, “Ya, aku ingin pergi jalan-jalan ke Pegunungan Morlo.”“Apa?”Dorsi sangat terkejut lalu berkata, “Bukankah kamu bilang tidak mau pergi? Kenapa sekarang kamu mau pergi ke sana?”Chandra langsung terkekeh lalu berkata, “Elsa sangatlah cantik, jadi aku memutuskan untuk mencobanya setelah berpikir cukup panjang. Lagi pula, Elsa berasal dari klan unggul. Aku pasti bisa memiliki pendukung yang hebat jika aku menikah dengannya.”Chandra mulai berkelakar. Walaupun dia sudah bersumpah persaudaraan dengan Dorsi dan Gurji, dia tidak ingin mereka mengetahui banyak hal tentang umat manusia. Oleh karena itu, lebih baik Chandra tidak memberitahu mereka. Dorsi menatap Gurji lalu bertanya, “Kamu pergi, tidak?”Gurji langsung mengangguk lalu berkata, “Tentu saja aku pergi.”Namun, Chandra langsung menyela dengan berkata, “Lebih baik kalian tidak pergi karena Pegunungan Morlo sangatlah berbahaya. Entah bahaya apa yang

  • Jenderal Naga   Bab 2502

    “Senior, kamu terlalu tinggi memandangku. Bagaimanapun juga, tempat itu adalah area terlarang Lapisan Dewa. Bahkan kamu mungkin tidak akan bisa kembali dengan selamat jika kamu sendiri yang pergi ke sana. Jadi, aku mungkin saja bisa tewas jika pergi ke sana. Lagi pula, Kaisar Agung-lah yang menyegel tempat itu, jadi bagaimana mungkin aku bisa menghancurkannya dan melepaskan Tardas? Aku tidak bisa melakukannya. Lebih baik, kamu cari orang lain saja,” ujar Chandra menolak dengan tegas. Namun, Tino menatap tajam Chandra lalu berkata, “Tapi, masalah ini hanya kamu yang bisa mengatasinya.”“Kenapa begitu?” tanya Chandra bingung. Tino berkata, “Karena tubuhmu diciptakan kembali dari tubuh Kaisar Agung Klan Ambuma. Tubuhmu memiliki kekuatan Kaisar Agung. Kamu akan aman di Pegunungan Morlo. Kamu hanya perlu menemukan Tardas dan melepaskannya. Setelah itu, dia akan memberitahumu, apa yang harus kamu lakukan.”Chandra menatap Tino dalam sekaligus bingung. Kenapa seorang iblis begitu peduli dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status