Share

BAB 42

Indira akhirnya pasrah, membiarkan laki-laki itu melakukan apa yang dia mau. Indira memejamkan matanya, membiarkan air mata menitik sambil mencoba mensugesti dirinya agar menolak sentuhan-sentuhan Arga yang jujur mulai membakar tubuhnya dengan begitu luar biasa.

Indira benci situasi macan ini. Di mana otaknya menolak dan mengutuk keras tindakan ini, namun tubuhnya malah merespon dan menikmati tiap sentuhan yang Arga luncurkan kepadanya? 

"Kau sedang subur, bukan? Jadi ini sungguh waktu yang tepat untuk membuktikan ke semua orang bahwa aku bukan laki-laki sampah, In!" suara Arga begitu lirih, suara  serak yang sialnya terdengar begitu indah di telinga Indira. 

"Kenapa bukan gundikmu yang kau hamili?" Indira membuka mata, menatap tajam Arga yang sudah polos mendindih tubuhnya. 

"Kau isteriku, In. Dan bukankah aku sudah bilang kalau dia menolak hamil selama belum aku nikahi?"

'Bajingan!' Indira mengumpat, sekarang saja dia men

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status