Share

Dendam

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2023-07-26 13:20:02

#3

Ting! Pintu lift yang ditujukan ke arah lantai paling atas pun kini mulai terbuka lebar. 

Tampak jelas jika lift itu hanya digunakan khusus oleh seorang atasan yang memimpin perusahaan besar itu.

Seorang pria dengan tubuh tegap dan gagahnya itu pun lantas keluar dari dalam lift khusus untuk dirinya.

"Selamat siang, Pak!" 

Secara berulang, kalimat sapaan itu terus saja terdengar di telinga Leon.

Seperti biasanya, ia hanya menganggukkan kepalanya singkat tanpa mengatakan balasan apapun. Kakinya yang panjang tampak melangkah lebar menuju ke ruangan beratas namakan dirinya.

Sorot matanya yang tajam mulai terlihat membuatnya menjadi angkuh. 

"Gadis yang menarik. Aku yakin, kamu pasti akan aku dapatkan. Nggak ada yang bisa menampikkan kenyataan yang valid ini," gumamnya pada diri sendiri. 

Leon menyeringai membuat garis guratan pada wajahnya yang kini tampak sulit untuk dimengerti artinya.

Pandangannya pun kini mulai menyapu seluruh sudut ruangan kantor itu. Beberapa saat setelah pandangannya tidak menemukan sosok yang dicari, Leon lantas mengalihkan atensinya pada sebuah telepon genggam di hadapannya.

"Selamat siang, Pak Leon. Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya gadis yang berada di balik meja resepsionis melalui intercomnya.

"Di mana Alex? Mengapa dia tidak berada di dalam ruanganku?" Leon bertanya dengan nada tegas diiringi wajahnya yang datar.

Tak berselang lama, sang resepsionis pun mulai menyahuti atasannya itu.

"Pak Alex sekarang sedang berbicara pada salah seorang staf kebersihan, Pak. Apa saya harus memanggilnya agar Pak Alex segera menemui anda, Pak?" Pertanyaan yang menurut Leon sangat tidak bermutu itu pun sontak membuatnya langsung memutar kedua bola matanya malas.

"Menurutmu, bagaimana? Apakah saya akan melakukan panggilan telepon yang sia-sia?" ucapnya ketus.

Singkat memang, namun hal itu berhasil membuat wanita penjaga resepsionis itu menjadi ketar-ketir dibuatnya. 

Wanita itu terlihat mulai kesulitan dalam menelan ludahnya. 

"Baik, Pak. Akan langsung saya sampaikan pada Pak Axel jika Bapak sedang—" 

Tut! Tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan ucapannya lebih dulu, Leon langsung saja mematikan sambungan telepon itu.

Menurutnya, wanita itu terlalu banyak membuang waktunya saja. Sepertinya setelah ini mungkin ia akan memprotes pada pihak HRD menanyakan mengapa bisa wanita seperti itu dipekerjakan di perusahaannya.

Leon pun lantas menarik napasnya begitu dalam, mencoba untuk menenangkan dirinya meredam semua amarah yang ada di dalam batinnya.

Suara ketukan kecil pada pintu ruangannya itu pun membuat Leon tersadar dari lamunannya.

Tanpa bertanya lagi, Leon tentu sudah mengetahui siapa pemilik dari tangan yang mengetuk pintu ruangannya itu.

"Permisi, Pak Leon. Apakah Anda memanggil saya, Pak? Maaf jika saya terlambat ke ruangan Bapak ini." Pria pemilik nama Alex itu pun lantas menundukkan kepalanya tanda hormat, ada rasa bersalah karena terlambat menemui atasannya itu pun mulai muncul di dalam dirinya. 

"Tenanglah. Saya tidak akan memarahimu ataupun memotong gajimu bulan ini. Lagipula masih ada 3 menit lagi waktu istirahat perusahaan. Jadi, kamu tidak perlu meminta maaf dan merasa bersalah lagi padaku." 

Alex mengangkat wajahnya menatap dalam-dalam pada atasannya itu. Alex mengerjapkan matanya berulang kali mencoba menelisik lama, memastikan jika di hadapannya sekarang memang benar adalah atasannya. 

"Tapi kamu jangan senang dulu. Karena tugasmu masih belum selesai." Leon lantas menjeda ucapannya selama beberapa waktu, memberikan ruang kepada Alex untuk mengira-ngira apa yang sebenarnya tengah atasannya itu coba katakan padanya.

"Saya ingin kamu mencari informasi mengenai gadis yang tadi saya temui di restoran. Saya rasa, kamu masih belum berpisah dengan saya ketika seorang gadis tengah dijadikan tontonan gratis di tengah keramaian restoran, beberapa waktu yang lalu. Jadi, saya ingin kamu segera mencari tahu semuanya tentang gadis itu. Secepatnya." 

Leon berucap dengan semua kalimat yang ditekankan keras oleh pria itu. Sebuah seringai mengerikan kini mulai kembali tampil menghiasi seluruh wajahnya.

"Kamu harus segera menemukannya. Bagaimanapun caranya gadis itu harus menjadi milik saya. Jadi, jangan sampai ada satu pun informasi yang salah dalam temuanmu. Kau mengerti, Alex?" 

Alex menganggukkan kepalanya cepat merasa tidak ada jawaban lain yang bisa ia pilih selain hanya mengiyakannya saja.

Saat ini, Leon sangat merasa yakin jika gadis itu pasti akan dapat membantunya dalam membalaskan dendamnya kepada Nyonya Danira dan juga anaknya Brian yang tampak begitu mencintai gadisnya itu.

Tanpa dapat mengatakan apa pun lagi, Alex lantas menganggukkan kepalanya patuh. Setelahnya, pria berbadan kekar itu lantas pamit undur diri, sesuai dengan perintah Leon. Pemuda itu pun sontak bergegas untuk mencari informasi mengenai gadis yang ditemui oleh sang atasan di restoran sebelumnya.

Sesaat setelah kepergian Alex dari ruangannya, kini tampak Leon yang mulai memangku dagunya. Ingatannya pun sontak mulai menerawang kembali pada masa lalunya saat masih berusia 10 tahun. 

Saat itu, Leon dan keluarganya benar-benar merasa sedih ketika Ibunya divonis mengidap kanker payudara stadium akhir. 

Tangis dan juga rasa sesak terus melekat di dalam hati Leon. Terpaksa untuk mencegah penyebaran kanker pada seluruh bagian tubuh sang Ibu akhirnya dokter mengatakan untuk Ibunya melakukan operasi pengangkatan payudara. 

Semua berduka untuk rasa sakit yang dirasakan oleh Ibu Leon itu. Hingga tak lama pasca operasi itu dilakukan, Leon kecil yang kala itu baru saja pulang dari sekolah dasarnya mendapati pertengkaran hebat terjadi antara orang tuanya.

"Kamu itu udah nggak bisa diharapkan lagi. Jadi wajar kalau aku cari kesenangan lain sama wanita di luar sana. Melihat kondisimu yang memprihatinkan begini, awalnya aku nggak mau menceraikanmu. Namun, sekarang kamu sudah melewati batasanmu. Saat ini juga, aku talak kamu!" ucap Tuan Hans Atmaja penuh amarah. 

Nyonya Widya –ibu kandung– Leon pun tampak begitu terluka dan menangis tersedu-sedu saat dicampakkan begitu sadis oleh Tuan Hans.

Terlihat seorang wanita yang sebaya dengan Ibunya melingkarkan tangannya pada lengan Tuan Hans.

Leon kecil pun mencoba untuk membela sang ibu. Tetapi, semua hanya sia-sia. Bahkan ia tidak bisa mencegah kepergian Tuan Hans karena memang pria itu sudah terlanjur terhasut oleh ucapan wanita ular di sampingnya.

Setelah kepergian Tuan Hans bersama dengan wanita pelakor itu, sontak saja berhasil membuat Nyonya Widya menjadi semakin drop dan kehilangan tujuan hidupnya. 

Sepanjang waktu wanita itu hanya dihabiskan dengan menangisi kepergian pria brengsek itu. Akibat fitnah kejam yang sengaja dibuat-buat oleh wanita ular yang akhirnya diketahui oleh Leon bernama Danira itu membuat Leon kecil dan Ibunya menjadi terasingkan. 

Leon dan Ibunya sengaja diusir oleh Tuan Hans hanya demi seorang wanita pelakor bernama Danira itu. 

Terpaksa, saat Leon masih sangat muda di mana ia baru berusia 10 tahunan. Ia lantas sudah harus berjuang banting tulang demi mampu menghidupi dirinya dan sang Ibu. 

Leon kecil tampak begitu tangguh dan pekerja keras. Namun, semua perjuangannya itu harus berakhir menyedihkan saat Ibunya dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah mendengar kabar Tuan Hans menikahi Nyonya Danira. 

Semenjak kejadian itu, Leon menanamkan tekad yang kuat di dalam hatinya. Ia tidak akan pernah melupakan kejadian berpuluh-puluh tahun itu sampai kapan pun juga. 

Ia berambisi keras untuk membalaskan dendamnya suatu hari nanti.

"Tunggulah beberapa waktu lagi. Akan aku berikan kejutan demi kejutan indah di dalam hidupmu, Nyonya Danira!" Pria itu mengepalkan tangan kuat, dengan mata berkilat penuh dendam.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Akhir Yang Indah

    Bab TerakhirSera akhirnya tidak protes lagi, dan membiarkan Leon tidur sambil memeluk tubuhnya. Meskipun, dia tidak mengetahui alasan pria itu tiba-tiba melakukan itu padanya.'Aneh banget. Dia pasti lagi mabuk. Tapi, kok gak bau alkohol ya? Dia kenapa sih, tiba-tiba kayak gini.' Sera membatin dalam hati kecilnya. Leon tampak tertidur sangat pulas saat memeluk Sera. Entah mengapa ada rasa nyaman yang mengalir dalam dirinya sehingga dia tidak merasakan gelisah lagi, meski dirinya sedang tertidur.'Aku ingin memilikimu seutuhnya.' Leon berucap sebelum akhirnya pria itu benar-benar terlena dalam tidur lelapnya. Keesokan paginya, Sera terbangun lebih dahulu dan berusaha melepaskan tangan Leon yang masih melingkar di tubuhnya. Hampir semalaman rupanya mereka tidur dalam posisi berpelukan meskipun posisi tubuh Sera membelakangi Leon."Hufh … untung dia masih nyenyak tidurnya. Lebih baik aku siap-siap ngampus aja deh," gumam Sera memutuskan.Wanita itu turun dari ranjang dan melangkah per

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Belenggu Yang Terlepas

    "Aku akan coba hidup dengan layak, Tante. Terima kasih." Sera terisak, lalu Danira langsung memeluk erat Sera.Dia sungguh tulus saat mengucapkan harapan agar Sera bisa bahagia. Tidak ada lagi amarah, maupun kebencian di dalam hati Danira."Ingatlah, Sera. Apa yang sudah terjadi di masa lalu, jangan pernah kamu ingat lagi. Kamu harus melanjutkan hidup, dan kamu sangat layak untuk bahagia. Bayi ini … harus memiliki masa depan yang sangat baik." Danira bahkan mengelus perut Sera yang terasa membuncit. Ia paham sekali jika bayi yang dikandung Sera adalah cucu kandungnya. "Tante akan tetap menganggap bayi ini sebagai cucu Tante, Sera. Nggak apa-apa, kan?" pinta Danira."Iya, gak apa-apa, Tante. Aku gak keberatan sama sekali." Sera menyahut dengan tatapan harunya.Bagai ada bongkahan batu besar yang terangkat dari dadanya. Beban di sana seolah perlahan sirna. Sera tak pernah menyesal datang ke rumah duka ini, karena keberaniannya itu akhirnya membuahkan hal yang manis. Brian akhirnya dik

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Perubahan Sikap

    Leon tersenyum tipis saat membaca pesan dari Lydia. Ia lantas mengetik pesan balasan untuk sahabat istrinya itu.[Baiklah. Terima kasih sudah memberitahu saya.]Saat ini, beberapa pelayan Leon memang tengah diinterogasi oleh pria itu karena mereka tidak menyadari kalau Sera meninggalkan mansion beberapa waktu yang lalu."Kalian boleh bubar sekarang." Leon berucap datar. Ia rasa tak perlu lagi mengumpulkan mereka semua di sini karena dirinya sudah mengetahui keberadaan Sera. Leon melangkahkan kakinya kembali ke kamar dan memilih untuk beristirahat karena dia sudah tidak cemas lagi. Leon mengetahui Sera tidak ada di kamarnya saat dia hendak meminta maaf karena sudah berdebat seperti tadi dengan Sera. "Sebenarnya aku ini kenapa? Kenapa aku harus mencemaskannya?" gumam Leon dengan perasaan gamang yang menyelimuti hati.Keesokan paginya, Sera sudah bangun sejak jam 6 pagi dan dia sudah bersiap mengenakan pakaian berkabungnya untuk datang ke rumah duka. Lydia pun demikian, mau tak mau dem

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Pergi Tanpa Pamit

    Leon mendengus kesal. Pria itu sangat tidak suka dituduh seperti apa yang sedang dilakukan oleh Sera saat ini. Akan tetapi, Leon pun dilema karena tak bisa benar-benar marah pada Sera."Sudahlah, saya gak mau bahas masalah ini lagi. Dan satu lagi, saya gak suka dituduh dengan hal yang gak pernah saya lakukan! Terserah, kamu mau percaya atau nggak!" ucap Leon setelahnya pria itu memutus pandangannya dan langsung berlalu begitu saja dari hadapan Sera tanpa mau memperpanjang perdebatan mereka. Sera masih mematung di tempatnya. Ia juga tak mengerti kenapa seemosional ini saat mendengar kabar duka dari Brian. Bagaimanapun juga, pria itu adalah ayah biologis dari janin yang tengah dikandungnya, dan Sera seperti merasakan kesedihan saat mendengar Brian sudah tiada. Wanita itu menjatuhkan tubuhnya di atas kursi. Sera merasa malu dan menyesal telah menuduh Leon seperti seorang penjahat. "Padahal dia bilang kalau Brian bunuh diri. Kenapa aku malah menuduhnya dan jadi berdebat," gumam Sera li

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Tuduhan Tak Masuk Akal

    Tubuh wanita itu ambruk ke lantai. Ia seperti tak bertulang. Kabar kematian Brian sangat mendadak dan membuatnya amat sangat terpukul.Beliau bahkan belum mematikan sambungan telepon saking terkejutnya dan tidak begitu mendengarkan ucapan sang petugas yang membawa kabar duka itu."Bagaimana mungkin? Bagaimana anakku bisa meninggal. Tadi … tadi, beberapa jam yang lalu dia masih sehat dan menikmati makanan yang kubawa. Apa yang terjadi." Danira meraung-raung tanpa henti.Perasaannya bercampur aduk kini. Dia sungguh tak bisa berkata-kata lagi saking paniknya."Aku harus mengabari Hans!" ucapnya setelah kewarasannya kembali. Danira meraih ponselnya lalu segera mencari kontak sang suami untuk mengabari kematian Brian.Tetapi, Hans yang sedang menghadiri rapat penting membuatnya sama sekali tidak menerima panggilan dari Danira."Sial! Ke mana si tua bangka ini! Giliran ada hal urgent begini dia malah gak angkat telepon!" makinya saat sepuluh kali panggilannya tak juga diterima oleh Hans.Da

  • Jerat Cinta CEO Posesif   Kabar Duka

    Zacky datang tepat waktu. Pria dengan naluri bodyguardnya itu jelas tak bisa diremehkan. Saat ia melihat ketiga wanita itu mengikuti Sera, Zacky langsung saja mengikuti mereka dan benar saja. Ketiga perempuan itu hendak melakukan sesuatu pada Sera."Siapa kamu, hah! Lepasin nggak!" pekik Putri tak terima saat tangan halusnya tertahan oleh tangan kekar nan kasar milik Zacky."Jangan pernah menyentuh sehelai rambut Nona Sera!" seru Zacky seraya menghempaskan tangan Putri.Perempuan itu sempat terhuyung bahkan meringis kesakitan padahal Zacky tak menggunakan seluruh kekuatannya."Sialan! Kamu bodyguardnya, hah! Dasar perempuan pengecut, licik!" maki Putri sambil menyorot tajam ke arah Sera."Memang benar dia bodyguardku! Sayangnya, kamu perempuan! Jadi, dia gak akan memukulmu!" Sera tak mau kalah dengan tatapan mengintimidasi dari Putri. Keduanya tampak saling beradu tatapan tajam. "Kurang ajar! Dasar wanita murahan, kamu memang pantas punya jodoh om-om tua yang jelek! Jangan pernah gan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status