Share

Menjadi Buah Bibir

Tubuh Safira menegang mendengar suara sang ayah di belakangnya. Wanita itu spontan memutar tubuhnya seraya berdeham pelan. “Nggak ada apa-apa, Yah. Kami cuma lagi—”

“Aku cuma ngajak Safira berangkat bareng ke kampus, tapi dia nggak mau,” potong Agam sebelum Safira selesai memberikan pembelaan. Lelaki itu mengabaikan tatapan protes yang Safira layangkan padanya.

Safira mengepalkan kedua tangannya. Bisa-bisanya Agam malah mencari kesempatan dalam kesempitan. “Aku bisa berangkat ke kampus sendiri, Yah. Biasanya juga gitu,” timpalnya sebelum sang ayah menyetujui usul Agam.

Pasalnya, Afnan nyaris selalu satu pendapat dengan Agam. Sedangkan saat ini Safira sedang berusaha keras untuk menghindari Agam. Setidaknya sampai pikirannya benar-benar tenang dan ia bisa memutuskan sesuatu.

Afnan menatap Safira dan Agam secara bergantian seraya berkata, “Menurut Ayah, usul Agam ada benarnya. Kamu kelihatan kurang sehat, lebih baik kalian berangkat bersama.”

“Kalau kamu nggak mau berangkat bareng A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status