Share

Pelakor

Rania segera mengusap air mata yang jatuh di kedua pipinya, Opah yang mendengar suara Aira di ambang pintu dapur menoleh ke arah Rania.

“Eh, Aira. Taklah, kakak tidak menangis, ini pedih karena kupas bawang merah.” Rania mengangkat satu siung bawang merah dan ditunjukkan pada birasnya. Aira tersenyum, ia tidaklah bodoh sangat sehingga tidak tahu mana air mata karena pedih mata dan mana tangis pedih hati. 

Opah menghentikan kerja tangannya, Aira menggantikan Opah Jannah mengaduk-aduk kuah gulai daging di atas kompor. 

“Kalau terlalu pedih, biar Opah yang buat nanti. Gulai sudah mau masak, bawang merahnya butuh sedikit saja, Nia.”

“Sudah selesai Opah, ini.” Rania memberikan baskom berisi bawang pada wanita tua yang baik hati itu.

5 wanita berbeda generasi itu menyiapkan makan malam sehingga menyusun rapi semua hasil masakan di atas meja makan. 

     

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status