Share

Air Mata Tanpa Isakan

Safina mengetatkan rahang dan mengepalkan tangannya, kesal dengan Rania, madunya itu ternyata tidak selemah yang dikira selama ini.

Rania kembali berjalan di samping Safina, ia masih meneruskan langkah untuk membantu para asisten rumah tangga membawa piring-piring kotor ke dapur, tapi tidak sedikitpun ia menoleh pada Safina, ia cuek seolah wanita itu tiada di sana, malas ribut lagi.

Selesai acara makan malam, Rania meminta diri untuk naik ke kamar atas, ia akan menata barang-barangnya yang akan dibawa pulang ke Jakarta.

Setelah menutup resleting travel bagnya, Rania masih berpikir lagi, karena ada beberapa barang yang tidak masuk. Rania berdiri di dekat jendela sambil memijat pelipisnya, ia menarik nafas dalam-dalam. Lalu menghembuskan dengan kasar.

Rania kembali mengeluarkan beberapa baju dan selendangnya dari travel bag, itu akan ia tinggal saja, toh di Jakarta juga bajunya sudah banyak. Akhirnya setelah beberapa helai baju dikeluarkan, travel bag itu ada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status