Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Kamu Harus Menikah

Share

Jerat Cinta Sang Juragan
Jerat Cinta Sang Juragan
Author: Pusparani Surya

Kamu Harus Menikah

last update Last Updated: 2022-05-21 09:56:57

Seruni berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju rumahnya. Hari ini karena banyak tugas dari dosen, membuatnya harus pulang telat. Ada kekhawatiran dalam hati Seruni, dia takut ibunya akan marah, karena dia tidak memberi tahu perihal kepulangannya yang akan terlambat tadi pagi. Kendati begitu, Seruni yakin kalau ibunya akan mengerti saat dia menjelaskan nanti.

Kening Seruni mengernyit heran begitu dari jarak seratus meter, melihat beberapa orang tengah berada di halaman rumah sederhananya. Rumah yang menjadi saksi perjalanan hidupnya sampai sekarang ini. Seruni tahu orang-orang itu, mereka adalah orang kepercayaan dari seseorang yang sangat disegani di desanya.

'Ada urusan apa mereka ke rumahku?'

Batin Seruni, dipenuhi tanda tanya. Dia semakin menderap langkah cepat, untuk segera mencapai rumahnya. Memasuki pekarangan rumahnya yang ditumbuhi bunga mawar beberapa warna, dia mengangguk sopan pada dua orang yang juga melakukan hal yang sama padanya.

Hati Seruni semakin berdebar kencang, saat mendengar suara berwibawa yang sedang berbicara. Kedua alis Seruni bertaut, saat melihat Arya--orang yang sangat disegani di desanya, anak sulung keluarga Tirta Subrata seorang juragan tanah, ada di dalam rumah duduk berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Assalamu'alaikum!"

Perbincangan terhenti begitu Seruni mengucap salam, ketiganya menoleh ke arah Seruni yang berdiri di ambang pintu, dan serempak menjawab.

"W*'alaikumussalam warrohmatullah, Runi? Dari mana dulu? Kenapa baru pulang?" pertanyaan beruntun Lastri-- ibunya-- membuat Seruni hanya tersenyum canggung, apalagi saat matanya tanpa sengaja bersirobok dengan keteduhan sorot mata Arya.

Lelaki dengan paras rupawan itu, memandangnya dengan tatapan tajam tapi penuh kelembutan.

Deg!

Ada yang menyentak dadanya pelan. Sungguh Seruni tak mengerti perasaan nyaman yang dia rasa ketika bersitatap dengan Arya. Tak sanggup menatap mata Arya terlalu lama, Seruni memalingkan pandangan ke arah Lastri yang berjalan mendekat padanya. Sedang Arya menghela napas pelan, saat Seruni memutus pandangan mereka.

"Maaf, Bu, Runi lupa bilang, kalau hari ini ada tugas di kampus."

Suara lembut Seruni terdengar merdu di rungu Arya.

"Iya, tidak apa-apa, Nak. Ayo duduk, dari tadi Den Arya sudah menunggu."

'Menungguku?'

Lagi, Seruni memberanikan diri mengalihkan tatap pada sosok yang disebutkan ibunya, kalau lelaki berwibawa itu sedang menunggu kedatangannya. Tapi ... untuk apa?

Sejenak pandangan mereka kembali tertaut. Arya semakin merasakan gejolak dalam dadanya. Sedang Seruni kembal harus kalah dengan menundukan wajah.

Tampan. Itu hal yang Seruni akui tentang sosok Arya.

Lastri memeluk pundak Seruni dan membawanya ke kursi panjang yang tadi diduduki olehnya bersama dengan Soleh, suaminya.

Tanpa banyak bertanya, Seruni mengikuti Lastri duduk di antara kedua orang tuanya. Dari jarak yang cukup dekat, Seruni bisa melihat dengan jelas wajah tampan sang juragan. Hidung mancung, alis tebal, rahang yang kokoh membingkai wajahnya, dengan bibir tipis kehitaman mungkin karena nikotin yang biasa dihisap Arya.

Seruni sering mendengar pembicaraan warga tentang sosok Arya yang kini ada dihadapannya. Seorang kaya yang dermawan dan suka membantu warga yang dalam kesusahan. Pewaris juga generasi pemilik berhektar-hektar sawah dan kebun, tempat sebagian besar warga menggantungkan mata pencaharian mereka, selain menarik ojeg. Dikenal baik dan memiliki wajah tampan, tidak menjadikan Arya mempunyai pasangan hidup di usianya yang sudah sangat matang. Laki-laki itu masih betah melajang.

Menurut kabar pula, bahwa penyebab seorang Arya Subrata tidak menikah hingga sekarang adalah, karena kecewa pada calon istri yang dijodohkan padanya saat beliau berumur 23 tahun. Perempuan pilihan keluarganya itu, melarikan diri sehari sebelum acara pernikahan digelar, dengan laki-laki yang sudah menjadi kekasihnya. Arya merasa malu dan tidak dihargai, lalu menutup diri dan berubah sikap dari seorang yang ramah dan hangat, menjadi pribadi dingin dan lebih banyak diam. Beruntung sikap dermawannya tidak turut berubah.

Seruni terus menundukan kepala tidak sanggup kalau harus bersitatap lama dengan Arya kembali, jarinya saling tertaut mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba menjalarinya. Apalagi kata ibunya kalau Arya menunggu kepulangannya.

"Runi!" panggil Soleh menghentakan pemikiran Seruni yang mencoba menebak.

"Iya, Pak?!" Seruni mengangkat kepalanya, menatap soleh yang kini terlihat sedikit menunjukan ketegangan di wajahnya.

Kenapa Bapak seperti bingung?

"Den Arya datang kemari sengaja menunggu kedatangan kamu. Bapak harap, kamu bisa berlapang dada dengan apa yang akan dikatakan beliau. Bapak juga ibu meminta maaf, kalau keputusan yang kami ambil ini akan menyakiti hatimu. Tapi sungguh, kami tidak punya cara lain."

Hati-hati Soleh membuka pembicaraan, sesekali melirik Arya yang tetap menatap wajah Seruni. Soleh yakin apa yang dikatakan oleh Arya padanya tadi, benar adanya.

"Ini, ada apa, Pak?" Seruni semakin bingung mendengar perkataan Soleh, hatinya mulai berdebar menunggu kelanjutan perkataan Soleh.

"Sebaiknya Raden saja yang menyampaikan."

Tatapan Arya beralih pada Soleh, kini mata itu menyorotkan rasa hormat pada lelaki setengah baya di depannya.

"Ehem! Baiklah. Jadi begini, Dek Runi."

Entah kenapa Seruni menyukai panggilan dari Arya padanya, terdengar begitu merdu membelai pendengarannya.

"Saya hanya ingin menyampaikan, kalau beberapa hari lagi, kita akan menikah."

Tenang sekali Arya menyampaikan hal, yang bahkan membuat Seruni mengangkat kepalanya cepat dan menatapnya heran, juga tak mempercayai apa yang baru dikatakan Arya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status