Share

Bab 50. Kecupan Raga

“Tak bisakah kita menikmatinya hingga selesai, Bumi?” tanya Langit di sela desah nafas yang memburu. Bumi tetap memejamkan mata, ia tak sanggup untuk berkata apapun jika tangan  Langit sudah bergerilya.

            “Mas... ahhh.”

            Kali ini, Langit yang menghentikan aktivitas, menetap Bumi dengan tatapan sepenuhnya. Penghentian itu membuka netra Bumi yang berkabut.

            “Kau menginginkanku?” Tanya Langit terus menatap tanpa jeda sedikitpun. Tak ada jawaban, tapi Bumi merenggangkan pelukan Langit.

            “Komitmen selalu menjadi alasanmu, Bumi.”

Keduanya kini sama-sama saling pandang.

“Mau di sini terus?” tanya Bumi mengalihkan pembicaraan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status