Share

Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore
Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore
Author: Lucy

1. Felix Salvatore

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-07-02 23:10:13

Felix sedang berdiri tegak menatap pemandangan di luar jendela kaca ruangannya yang menghadap pantai indah kota Cape Town. 

Cuaca sedang cerah sudah menjelang sore, riak-riak ombak terlihat jelas dari tempat Felix saat ini berdiri memperhatikan. 

Tok ...tok ...tok!

"Masuk!"

Felix beranjak dari depan jendela, kembali duduk pada kursi kerja kebesarannya, pura-pura membalikkan berkas di atas meja ketika Hvitserk, asisten sekaligus sahabatnya memasuki ruangan. 

"Simon sudah mendapatkan lokasi wanita itu, Veronica." Hvitserk berkata sembari meletakkan laporan dari sekretaris perusahaan ke atas meja, membuka kursi untuk dia duduki di depan Felix. 

"Kenapa Simon tidak menghubungiku?" 

"Kau sudah memeriksa ponselmu?" Hvitserk justru balik bertanya sinis pada Felix.

Hvitserk sudah sangat hapal kebiasan baru Felix yang sering lupa mengisi daya ponselnya. 

"Ah, dayanya habis." Felix berujar santai setelah memeriksa layar ponselnya yang padam. "Dimana wanita itu?" tanyanya kembali pada topik laporan Hvitserk. 

"Dia di Amalfi Coast. Mengelola restoran The Grill. Silakan, lihat aja sendiri." Hvitserk menyerahkan tablet kerja ke depan Felix yang segera meraihnya. 

Selama beberapa menit, Felix terdiam. Raut wajahnya datar dan Hvitserk tidak bisa membaca apa yang dipikirkan oleh sahabat sekaligus bos yang sebenarnya ia jaga sebagai pengawal pribadi tersebut. 

"Dua pekan lagi Ambu ulangtahun. Kita rayakan di Amalfi Coast!" ucap Felix sambil mengembalikan kembali tablet ke depan Hvitserk. "Siapkan penerbangan esok malam. Lalu perintahkan Billy memberikan semua laporan yang harus ku kerjakan hari ini." 

"Ambu tadi juga menghubungiku, ia tidak akan berbicara lagi denganmu selamanya jika malam ini kau tidak makan malam di rumah." tukas Hvitserk menyampaikan pesan sambil diam-diam mengulum bibirnya masuk agar tidak memuncratkan tawa karena wajah Felix tiba-tiba terlihat gusar. 

Sejak kematian Mommynya, Marcella Salvatore secara tragis bersama Joko, suaminya Susie, adik perempuan angkat Marcella, Felix membawa Susie, yang ia panggil Ambu untuk tinggal bersamanya di Cape Town. 

Susie adalah salah satu wanita yang bisa membuat Felix tunduk dan patuh, selain saudarinya Zetha Salvatore, Aghna Salvatore dan Lucy Salvatore.  

"Nanti aku akan menghubungi Ambu." 

Hvitserk meraih ponsel Felix yang telah tersambung ke daya listrik, menghidupkannya tanpa persetujuan pria itu. 

"Lihat, Ambu menghubungimu lebih dari tiga puluh kali!" Hvitserk memperlihatkan misscall dari Susie ada tiga puluh tujuh kali. 

"Bawa semua laporan pekerjaanku, aku akan pulang sekarang!"

Felix akhirnya bangkit berdiri dari duduknya, meraih ponsel, mengambil kunci mobil, kemudian mengangguk serta memberi kode pada Hvitserk agar mengingat tugas-tugasnya yang ia perintahkan menyiapkan penerbangan jet pribadi selain membawa laporan pekerjaan pulang ke kediaman. 

Hvitserk tersenyum tipis, mengeluarkan ponselnya begitu Felix telah berlalu keluar dari pintu. 

"Dia baru saja keluar ruangan." lapor Hvitserk dalam panggilan telpon. 

--

"Ada apa, Paman? Apakah Paman sudah mendapatkan pesan yang ku berikan pada Hvits?" Simon langsung menjawab dan bertanya di panggilan telpon Felix.

"Uhm, ya! Tunggu sebentar!"

Felix menjawab dan menyingkirkan ponsel dari daun telinganya, membuka jendela mobil ketika matanya menangkap sosok anak laki-laki berpakaian sederhana sedang berjualan bunga yang ia tawarkan dari mobil ke mobil sambil mengetuk jendelanya. 

"Aku beli semua bungamu! Tapi tolong pesankan cheesecake dalam toko di depan sana, segera bawa ke sini." 

Mobil Felix memang sedang berhenti di halaman toko cheesecake yang biasa ia beli untuk Susie, jika Ambunya itu mulai merajuk karena dirinya sering pulang terlambat di malam hari. 

"Kemarikan!" Felix meminta semua bunga mawar merah segar di tangan anak lelaki, "Ini bayaran bunga mawarmu dan ini untuk membeli cheesecake toping buah segar blueberry." Felix memberikan beberapa lembar uang kertas ke tangan anak lelaki yang langsung tersenyum cerah dengan tatapan mata berbinar. 

"Baik, Tuan muda. Tunggu sebentar." anak lelaki mengambil uang dari Felix, langsung berlari ke depan toko cheesecake juga menyela antrian yang sedang padat pengunjung hendak melakukan pemesanan cake. 

Felix memang sangat licik, meminta anak lelaki yang membelikan cake untuknya, karena para orang dewasa yang sedang mengantri di depan toko akan selalu memberikan posisi mereka pada anak kecil meskipun mulut merengut menggerutu. 

Tentu saja, ini bukan pertama kalinya Felix melakukan ide konyol 'memperalat' anak-anak agar membantunya. Meskipun Hvitserk sering mencelanya sebagai pria dewasa yang tak beradab, tapi kali ini asistennya itu tidak ada bersamanya, jadi sah-sah saja. 

"Simon ..." Felix kembali memanggil Simon di panggilan telpon yang hanya ia hold, tidak dimatikan sebelumnya. 

"Ya, Paman," 

"Katakan, apakah Veronica itu sudah menikah?" Felix bertanya dengan suara pelan pada Simon, putra saudarinya, Zetha yang ia pinta membantunya mencari Veronica. 

"Ada beberapa pria di sekelilingnya. Tamu reguler yang datang ke restoran The Grill ..." Simon menghentikan perkataan, mengirimkan link ke ponsel Felix yang langsung berbunyi notifikasinya. 

"Dia sedang berkencan! Atau mungkin bisa jadi pria itu adalah suaminya. Kenapa Paman menanyakan hal ini? Apakah Paman tertarik pada Veronica?" 

Felix sudah berusia lebih dari kata matang sebagai seorang pria untuk menikah. Tetapi dia selalu menutup diri dari hubungan lawan jenis. 

"Ok. Terima kasih, Simon. Goodnight!" Felix menolak menjawab pertanyaan Simon yang terdengar terkekeh sebelum ia putuskan sambungan telponnya. 

--

"Kau sudah pulang," Susie menyapa Felix yang langsung menyerahkan kotak cake ke tangannya begitu ia tiba di rumah. 

"Ya. Maaf, tadi ponselku kehabisan daya dan aku lupa memeriksanya."

Felix meraih punggung tangan Susie yang akan ia cium takzim agar wanita yang masih terlihat sangat awet muda itu tidak memarahinya atau mengadu pada Zetha ataupun Aghna, saudari-saudarinya yang bisa mengomelinya panjang kali lebar. 

"Berikan semua bunganya untuk Ambu!" Felix memberikan perintah pada pelayan yang baru saja membawa puluhan tangkai mawar merah ke dalam kediaman mereka. 

Susie menaikkan alisnya berjengit ke atas, menatap lekat ke dalam netra Felix yang terlihat lebih manusiawi dengan senyuman tipis ketika berada di depan Susie. 

"Aku ingin mengajak Ambu pergi ke Amalfi Coast esok malam, sekaligus nanti kita merayakan ulangtahun Ambu di sana." Felix memberitahukan rencananya pada Susie yang langsung mengulum senyum.

 "Susun bunganya di kamar Felix dan sisanya letakkan pada atas meja." Susie memberitahu pelayan kediaman yang terlihat bingung dengan bunga segar di tangannya. 

Susie meraih lengan Felix untuk ia bawa ke ruang makan, "Sebenarnya Zetha sudah meminta agar kita datang berkumpul di Palermo tahun ini ..." 

"Nanti aku akan bicarakan dengan Zetha." Felix langsung memotong perkataan Susie yang kembali mendengkuskan tawa rendah. 

Diantara keluarga besar Salvatore, Susie lah yang paling paham akan karakter Felix yang ia asuh sejak bayi. Felix tidak akan bersikeras pergi ke suatu tempat jika tidak ada rencana lain yang sedang bercokol dalam kepalanya. 

"Ku dengar di Amalfi ada banyak wanita-wanita cantik juga seksi ..." 

"Aku tidak tertarik!" Felix kembali menjawab cepat, menghentikan tebakan Susie yang justru semakin yakin jika putranya itu sedang mencari wanita. 

Felix memang tidak memberitahu siapapun jika ia mencari Veronica, selain Hvitserk dan Simon yang juga ia pinta merahasiakan dari keluarga besar mereka. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
senja_awan
terlalu kepo Ama klrga salvatore...buru buru berkunjung lah ke rumah Felix Simon...........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   57.

    Baru saja mobil Luca dengan Zee duduk pada kursi penumpang dan dua ekor serigala pada kursi belakang, keluar meninggalkkan kediaman Salvatore, sebuah mobil sport turut mengikuti mreka. Gegas Luca menghentikan laju mobilnya, menurunkan jendela dan belum sempat bibir pria itu bertanya, penumpang di mobil sport sudah lebih dulu tertawa renyah, berkata, "Tak perlu menyapa, kalian tak melihat, kami hanya sedang jalan-jalan." ucap Massimo sembari menaikkan kedua alisnya memaksakan senyum godaan pada Luca. Megan yang telah dinikahi Massimo, duduk pada kursi penumpang, menatap datar ke arah Luca yang menyeringai masam. "Jika mau jalan-jalan, harusnya kalian pergi ke tempat yang kalian bebas berlarian tanpa perlu memakai pakaian." dengkus Luca ditanggapi gelak tawa Massimo. "Kalau begitu silakan pandu jalannya, kami tak perlu berlarian, cukup di dalam mobil saja, lepas pakaian." kekeh Massimo, "Zee jangan coba-coba mengintip!" Luca tahu ia tak akan bisa melarang Massimo dan Megan mengikut

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   56. Kasih Zeze Untuk Luca

    Luca terdiam mendengar pertanyaan sinis Zetha. Bukan karena ia melakukan kesalahan tetapi otaknya merasa ada yang tidak beres telah terjadi. Zetha bukanlah tipikal seseorang yang akan impulsf melampiaskan emosinya. Dibanding siapapun, Zetha paling bisa mengontrol emosi karena pola pikir terbaliknya."Sis ...bagaimana keadaan Michele dan Damon? Apakah ...apakah Michele membutuhkan donor darah?" Luca bertanya terbata, meraih ujung jemari Zetha yang segera menepisnya kasar. "Michele kritis, keadaannya sekarat! Damon juga tidak akan selamat jika Michele ..." Brukkk ...! Lutut Luca langsung merasa lemas, menjatuhkan dirinya bersujud mencium lutut Zetha, "Please, Sister ...selamatkan Michele. Aku tak memiliki siapa-siapa lagi yang mengerti aku selain Michele. Aku ...akan menikam jantungku sendiri jika ..."Luca tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, dunianya terasa gelap seketika setelah mendengar perkataan Zetha. Meskipun Zetha sengaja berbohong demi suatu alasan, Luca yang sangat memp

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   55. Emosi Zetha

    Mendengar racauan Michele yang tanpa sadar ia ucapkan, Zetha mengeratkan rahangnya, kembali membelai pipi lembut adik iparnya, "Siapapun wanita itu, ia hanya akan memiliki waktu 2x24 jam. Sekarang, dengarkan suara Simon yang akan memandumu, Golden Girl!" Simon beralih menggenggam sebelah telapak tangan Michele, berkata lembut namun tegas, memandu pernapasan Michele juga sekaligus mengontrol tanda vital di monitor mesin portable canggih. Tepat satu menit lagi ke dua jam sejak Michele di bawa ke dalam ruangan dan ditangani langsung oleh Zetha, Simon dan Ariana, tangisan melengking bayi bergema di seantero ruangan. Effren dan Deristi berpelukan di depan pintu ruangan, seketika airmata Deristi meluncur jatuh ketika telinganya mendengar suara tangisan bayi dari dalam, tetapi pintu ruangan masih tertutup rapat dijaga oleh Gerardo. Jantung dalam rongga Effren masih berdentam-dentam tidak tenang, memeluk Deristi sangat erat dan menempelkan bibir ke puncak kepala istrinya, sementara dalam h

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   54. Michele Melahirkan Darurat

    Sudah sepekan Pierre kembali ke Sorrento. Ibrahim juga sudah sibuk sepanjang hari di Dubai, namun tak pernah absen minimal lima kali dalam sehari berkomunikasi menggunakan video dengan Lucy juga anak-anak mereka. Marcio dan Anne kembali kesibukan mereka sekaligus menyiapkan hadiah spesial untuk Zeze dan Pierre. Alasan yang sama pada Dimitri dan Sarah yang juga sangat sibuk meneliti darah Zeze, Freyaa, Zetha, Simon, Luciano dan Pierre, karena darah Pierre bisa membuat racun dalam tubuh Zeze tidak hidup tumbuh berkembang lagi.Zeze baru keluar dari kamar Aghna dengan dandanan full, hasil kreasi Aghna yang mencoba mencocokkan riasan untuk Zeze yang mau saja dijadikan 'boneka' oleh Aghna, Susie dan Lucy. "Kenapa matamu bengkak?" Rooney mengernyitkan dahi melihat kelopak mata Zeze yang memerah atas bawah. "Itu bukan bengkak, Sayang. Zeze baru saja didandani Aghna, Ambu dan Lucy." Aisyah mencubit pinggang belakang Rooney yang langsung melongo. Zeze tertawa lebar mengedip-ngedipkan kelopa

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   53. Keluarga 'Utuh'

    Meskipun terlihat cuek dan santai, sebenarnya Zeze memperhatikan Veronica duduk di kursi dengan keadaan tidak nyaman. "Hei, kau tidak jadi tidur? Ingin berenang juga?" Zeze menggoda bayi Lula di pangkuan Veronica sambil ia memberikan sentuhan lembut ke punggung hingga pinggang belakang istrinya Felix tersebut. Senyum Veronica tertahan, menoleh pada Zeze yang tersenyum menggoda bayi Lula, "Terima kasih." bisiknya pelan karena kekakuan serta pegal kebas pada punggung dan pinggangnya langsung hilang setelah diberikan totokan oleh ujung jemari Zeze yang seperti menyentuh membelai.Bercinta berkali-kali bersama Felix yang memiliki kebutuhan sex tinggi tentu saja membuat Veronica kewalahan juga pegal-pegal pada tubuhnya. Tetapi Veronica justru menyukai sentuhan Felix yang seperti itu, percintaan keras dan gedubrakan. "Kau baik-baik aja? Apakah perutmu kram atau merasa sesuatu yang tegang?" tanya Zeze sembari ia menggoda bayi Lula yang sudah mulai bisa menatap sedikit lebih lama orang-oran

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   52.

    Kembar tiga bersorak girang begitu mereka terjun ke dalam kolam renang secara bersamaan dengan Luca yang mereka gelayuti. "Wahhh seru, seruu ...lagi paman, ayo naik lagi!" ucap Ali serempak dengan kedua saudaranya, mengguncang-guncang tubuh Luca yang terkekeh lebar. Michele memberengutkan bibirnya lucu melihat keceriaan kembar tiga, berbanding terbalik dengan kecemasannya beberapa saat lalu. Luca keluar dari kolam renang, menghampiri Michele dan mengecup bibirnya gemas, "Jangan kuatir. mereka menyukainya." bisiknya lembut. "Jangan terlalu sembrono, nanti kuping mereka kemasukan air ..." "Tidak ada, Michele, kuping kami baik-baik aja." kembar tiga gegas menyahuti perkataan Michele, lalu memanjati tubuh Luca kembali untuk bergelayutan. "Berikan ciuman dulu ke pipi Michele, lalu kita naik dan terjun lagi." Dengan cepat kembar tiga yang baru saja memanjati Luca, meluncur turun kemudian memberikan kecupan ke pipi Michele bertubi-tubi sehingga Luca tergelak melihat ekspresi istri cant

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status