Share

Bab 33. Harus Terbiasa

"Tante, itu makam siapa?"

Yoselin mengarahkan pandang mengikuti arah tangan Karely. Bibirnya yang merah menyunggingkan sedikit senyum, lalu kembali melihat Karely.

"Makam itu masih kosong," jawab Yoselin.

"Oh ...." Bibir Karely membulat dengan anggukan kecil.

Meski tidak paham, namun dia tidak akan memaksa Yoselin untuk menjelaskan. Karely menjaga sikap untuk tidak terlalu terlihat ingin tau dan ikut campur.

Yoselin kembali meraih tangan Karely.

"Karely, suatu saat bila aku dan Astin meninggal nanti, kelak makam itu tepat istirahat kami yang terakhir," ucap Yoselin sembari membawa Karely berjalan meninggalkan makam.

Karely dibuat terkejut mendengar perkataan Yoselin. Matanya membola menatap wanita di sampingnya.

Melihat keterkejutan Karely, Yoselin hanya tersenyum.

"Bukankah setiap manusia akan meninggal?" sambung Yoselin. "Aku dan Astin tidak memiliki keluarga lain lagi selain mereka, maka selama kami masih hidup, tidak ada salahnya kami mempers
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status