Share

Rencana Bram dan Lisa.

Aвтор: Azzurra
last update Последнее обновление: 2025-11-25 08:27:33

Rumah terasa begitu sunyi ketika Kinanti masuk ke kamar. Lampu malam menyala temaram, namun ketenangannya justru membuat dada Kinanti makin sesak. Ia duduk di tepi ranjang, memegangi pergelangan tangannya yang terasa dingin.

Pertanyaan Kakek Anwar berputar lagi di kepalanya.

“Kinan … kamu terlihat gelisah."

Seharusnya itu pertanyaan biasa. Tapi entah kenapa … kalimat itu menusuk. Kinanti memejamkan mata. Ia menarik napas perlahan, berusaha menenangkan diri.

“Aku kenapa? Kenapa aku nggak bisa tenang?” bisiknya lirih.

Ada rasa takut yang sulit ia jelaskan. Memang sejak mengandung perasaan Kinanti bercampur antara kehamilan, Lisa, ucapan Celina, dan tatapan Gerry yang terasa aneh waktu mengantar Lisa keluar rumah sakit.

“Apa aku… terlalu sensitif?” Ia mengusap perutnya yang mulai terlihat menonjol.

“Maaf ya, Nak… ibu lagi kacau," gumam Kinanti.

Kinanti masuk ke kamar mandi, membasuh wajah. Tapi bahkan air dingin pun tidak mampu memadamkan gelisahnya.

Ketika menatap cer
Продолжить чтение
Scan code to download App
Заблокированная глава

Latest chapter

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Rencana Bram dan Lisa.

    Rumah terasa begitu sunyi ketika Kinanti masuk ke kamar. Lampu malam menyala temaram, namun ketenangannya justru membuat dada Kinanti makin sesak. Ia duduk di tepi ranjang, memegangi pergelangan tangannya yang terasa dingin. Pertanyaan Kakek Anwar berputar lagi di kepalanya. “Kinan … kamu terlihat gelisah." Seharusnya itu pertanyaan biasa. Tapi entah kenapa … kalimat itu menusuk. Kinanti memejamkan mata. Ia menarik napas perlahan, berusaha menenangkan diri. “Aku kenapa? Kenapa aku nggak bisa tenang?” bisiknya lirih. Ada rasa takut yang sulit ia jelaskan. Memang sejak mengandung perasaan Kinanti bercampur antara kehamilan, Lisa, ucapan Celina, dan tatapan Gerry yang terasa aneh waktu mengantar Lisa keluar rumah sakit. “Apa aku… terlalu sensitif?” Ia mengusap perutnya yang mulai terlihat menonjol. “Maaf ya, Nak… ibu lagi kacau," gumam Kinanti. Kinanti masuk ke kamar mandi, membasuh wajah. Tapi bahkan air dingin pun tidak mampu memadamkan gelisahnya. Ketika menatap cer

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Curiga.

    Mobil baru saja berhenti di pelataran rumah ketika ponsel Kinanti bergetar. Nama Angga muncul di layar. Dada Kinanti langsung mengencang—ia tahu cepat atau lambat Gerry pasti melapor. Kinanti menarik napas panjang sebelum mengangkat. “Halo, Mas …” Kinanti menyapa. “Kamu lagi apa, Ki?” Suara Angga terdengar biasa saja, bahkan terdengar santai. Pertanyaannya ringan, tapi justru membuat Kinanti makin gugup.“A-aku baru sampai rumah,” jawab Kinanti sambil menggenggam ujung bajunya. “Tadi… habis dari rumah kakek.” “Hm.” Di sebrang sana terdengar suara keyboard mengetik, mungkin Angga masih bekerja di Jogja. “Ketemu Kayla? Ngobrol apa sama kakek?""Ketemu Kayla, dia di tinggal kak Celina ke Eropa, Mas." Kinanti duduk di depan televisi menyandarkan bahu. Dan obrolan mengalir membicarakan Celina dan Kayla, Kinanti merasa kasihan melihat Kayla di tinggal Celina."Ya sudah, kamu istirahat. Jangan

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Keraguan Lisa.

    Pintu rumah milik Kinanti di buka perlahan oleh Gerry. Ia mendorong kursi roda Lisa masuk ke ruang tamu. Rumah yang dulunya sempat berantakan akibat ditinggalkan lama kini tampak bersih—lantai mengilap, bau segar, dan tertata rapi. Lisa meremas ujung selimut yang menutupi kakinya. Tubuhnya masih lemah, sedikit gerakan pun membuatnya meringis. “Rumahnya sudah siap ditinggali,” kata Gerry lebih sopan. “Obat dan kebutuhan Anda sudah disiapkan.” Lisa mengangguk kecil. “Terima kasih, Pak Gerry.” Gerry memeriksa tas, kemudian masuk sebentar ke dapur. Begitu ia menjauh, ponsel Lisa bergetar. Satu pesan masuk dari nomor tak dikenal. Ternyata nomor Bram. [Kamu sudah sampai.] — Bram mengirim pesan. Lisa mengetik cepat: [Sudah.] - balas Lisa singkat. Masih khawatir karna Gerry masih berada di rumah ini. Gerry kembali membawa segelas air. Lalu duduk menatap Lisa. Mendapati tatapan Gerry Lisa kikuk. dia memutar kursi roda mengambil remote televisi lalu menyalakan benda segi empat itu. S

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Bodoh atau baik?

    Kinanti berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Sesekali dia menggigit jari kukunya. Hari ini Lisa di jadwalkan pulang dari rumah sakit, rasa hati Kinanti ingin menjemput Lisa tapi peringatan Angga membuat nyali Kinanti ciut, ia tak ingin melanggar apa yang tak di perbolehkan Angga, tapi hati lain merasa kasihan pada Lisa.“Mbak Ning, Lisa wa lagi nggak?” tanya Kinanti pada asisten kepercayaannya, semenjak Angga membatasi pertemuannya dengan Lisa, Kinanti meminjam ponsel Ningsih untuk berhubungan dengan Lisa.“Nggak, Non. Wa yang terakhir itu tadi, Non maaf kalau saya lancang, sebaiknya Non patuhi Pak Angga, saya lihat Non Lisa itu—““Lisa itu sodara saya, dia nggak punya siapa-siapa lagi selain saya.”“T-tapi –““Udah, saya yang nanggung kalo Angga marah. Ayo aku mau jemput Lisa.” Kinanti tak mau mendengarkan saran Ningsih.Ningsih membuang nafas, dia merasa Kinanti sudah terlalu jauh melanggar apa yang tidak di perbolehkan Angga. Tapi Ningsih tak bisa berbuat banyak, dia pun tak

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Celina.

    Pagi ini Angga terlihat lebih tampan dari biasanya. Kinanti memasangkan dasi di leher jenjang Angga. Dengan terampil tangan Kinanti memasang tali simpul. Setelah selesai telapak tangannya menepuk dada Angga, bibirnya mengulas senyum bahagia.“Sudah sayang, makin tampan aja.” Tanpa aba-aba Kinanti mengecup bibir lelakinya.Belum juga membalikkan badan Angga sudah menarik pinggang yang sudah semakin berisi ini. “Tambah lagi, kok kilat.” “Ish, udah segitu aja. Malam nanti aku tambahin.”“Aku nanti langsung ke Jogja kamu lupa?” Angga semakin mengikis jarak. “Tapi kamu udah rapih, nanti minta lebih.” Suara Kinanti rendah. Sungguh gairahnya tak bisa ia kuasai. Setelah mengandung dia tak bisa dekat-dekat dengan Angga.Angga menghentak tubuh kinanti mengangkat bokong istrinya. Kaki kinanti melingkar di pinggang Angga. mata mereka saling menatap, lalu senyum terbit di bibir mereka. “Pegangan yang kuat aku gendong kamu ke bawah.” Lelaki ini keluar kamar lalu turun perlahan dengan dengan

  • Jerat Obsesi Masa Laluku.   Kapan Tobatnya.

    “Ada apa? Kenapa kamu selalu curiga!!" Suara Angga terdengar tak suka selalu di tuduh. “Ini ada noda lipstik, Mas?” Hati Kinanti terbakar cemburu. Dulu dia memang tipe wanita pencemburu. Tetapi belakangan rasa cemburunya semakin berlebihan. Angga melepas kemejanya, melihat kerah yang di tunjuk kinanti, ingatannya kembali pada saat Celina memeluknya. “Oh ini?" Suara Angga melunak "Tak usah salah paham, Ki. Aku tak melakukan apapun. Aku hanya ngobrol biasa dengan Celina, aku tak mau dia salah jalan lagi pergi dengan lelaki tak tepat " Kinanti bergeming masih menatap dengan penuh tanda tanya. Angga mengulas senyum teduh, tau persis Kinanti masih menaruh curiga. “Kamu cemburu?” Wajah Kinanti memberengut. Kepalanya mengangguk. Melihat reaksi Kinanti Angga meletakkan telapak tangan di perut Kinanti. Mengelus-elus halus perut yang masih rata. Lalu mengecup pipi wanita ini. Kinanti mendorong tubuh Angga. Tetapi Angga mendekap tubuh Kinanti, walau berontak wanita ini tak dapat melonggar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status