Share

155. Adia dan Kekonyolannya

Kehamilan Viana telah menginjak bulan kelima. Sudah tiba waktunya kontrol ke dokter kandungan.

Aku setia menemaninya yang siang itu punya jadwal kontrol. Aku izin dari kantorku. Meninggalkan semua urusan pada Khiva yang sudah mulai stabil dengan pekerjaannya. Berkat Cyan.

Sekarang kami sedang duduk di ruang tunggu. Menunggu giliran dipanggil perawat untuk masuk ke ruang dokter.

Viana nampak tegang, tapi wajahnya sumringah. Kontradiksi yang cantik.

Aku mengelus perutnya yang buncit. Meminta dia menurunkan kadar tegangnya hingga tersisa sumringahnya saja.

"Riga, bagaimana kalau kehamilannya gak sehat. Selama ini gak ada makanan yang masuk dengan benar ke perutku. Aku takut bayinya gak tumbuh," cemas Viana langsung kutepis.

"Ssst, ibu hamil gak boleh bilang begitu. Optimis saja bayi kita sehat. Makanan yang dimuntahkan itu bukan berarti gak ada yang masuk, kok." Aku menenangkan.

"Tapi Riga, aku merasa berdosa jarang minum susu hamil kare

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status