Share

Bab 38. Marah Besar!

last update Last Updated: 2025-06-02 10:38:59

Pukul 03.30 wib,

Arya menghentikan mobilnya di tepi jalan, tubuhnya lelah setelah semalaman mencari keberadaan Maudy.

“Kenapa kamu pergi, Maudy??” Isak Arya, air matanya jatuh membasahi pipi. “Maafkan aku, Maudy... Beri saya kesempatan, saya mohon...” Gumamnya lirih, dengan air mata terus mengalir.

Setelah merasa tenang, Arya kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kembali ke apartemen Maudy. Hatinya terasa seperti diterkam oleh rasa penyesalan yang mendalam. Ia tak ingin kehilangan Maudy dan calon anaknya.

Ia harus mendapatkan Maudy kembali, dan menjelaskan semuanya, tak ingin kehilangan istri lagi yang kedua kalinya.

Mobil Arya akhirnya tiba juga di apartemen.

Ting!

Pintu lift apartemen terbuka saat Arya tiba di lantai atas. Arya masuk, langsung menuju ke kamar.

Saat tiba di dalam kamar, Arya melihat foto Maudy yang terpajang, ia mengambil dan memeluk erat foto itu, seakan ingin kembali merasakan hangatnya pelukan istrinya.

Rasa kehilangan dan kes
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 42. Frustasi

    Tiga bulan berlalu, “Aku udah bayar kalian mahal-mahal, tapi cari istriku aja gak bisa!!” Bentak Arya. “Maaf Pak Arya, tapi kami masih berusaha mencari. Semua transaksi atas nama istri Anda belum terdeteksi, kami juga sudah memeriksa semua rumah sakit dan klinik di kota ini, tapi belum ada yang menemukan jejak istri anda, Pak!” Jelas salah satu detektif, tak berani menatap Arya. “Belum terdeteksi?! Apa kalian buta?! Istriku lagi hamil, masa gak ada jejaknya sama sekali! Kalian bisa kerja gak sih?!!” Arya menggebrak meja, membuat para detektif itu tersentak. “Pak Arya, kami mengerti kekhawatiran Anda. Tapi kami mohon, beri kami waktu. Kami akan terus mencari, kami tidak akan berhenti sampai menemukan Ibu Maudy!” Ujar detektif itu, meyakinkan sang Bos. “Waktu?! Waktu apa lagi?! Sudah tiga bulan kalian mencari, tapi belum juga menemukan istriku!! Setiap hari aku terbayang wajahnya, bayangin dia kesakitan, sendirian, tanpa siapapun! Kalian tahu bagaimana rasanya?!” Arya mengusap kasa

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 41. Memulai Bisnis

    “Apa-apaan ini?!” Teriak Arya dengan suara keras yang menggema di ruangan. “Ini bukan hasil yang saya inginkan! Semua salah, tidak ada yang benar!!” bentaknya penuh amarah. CEO Dirgantara Group itu mengepalkan tangannya dengan kuat saat menatap tumpukan dokumen di meja rapat. Wajahnya yang kusut tampak merah padam, tatapannya tajam ke arah para manager yang duduk bersebelahan dengan ekspresi tegang. Para manager saling pandang, takut dan bingung. Mereka berusaha menjelaskan apa yang telah mereka kerjakan, namun Arya tak memberi kesempatan. Pria itu terus menghujani mereka dengan kata-kata yang keras dan menyakitkan, membuat beberapa para manager menundukkan kepala karena gugup dan ketar-ketir. Hari ini suasana di Dirgantara Group terasa mencekam. Semua karyawan berbisik-bisik ketakutan karena Arya Dirgantara, CEO mereka, Sudah beberapa hari ini sedang berada dalam mood yang sangat buruk. Tampak semua manager keluar dari ruang rapat dengan wajah tegang. Mereka sepertinya ke

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 40. Tak Menyerah

    Udara malam yang sejuk menyapa kulit Maudy. Ia duduk di bangku taman, tubuhnya bersandar pada sandaran kayu yang terasa dingin. Di hadapannya, hamparan taman hotel terlihat sunyi, hanya dihiasi oleh lampu yang memancarkan cahaya redup. Pandangan Maudy tertuju pada langit malam yang dihiasi bintang-bintang berkelap-kelip, memancarkan aura yang menenangkan hati Maudy. “Mama janji, walaupun kamu akan lahir tanpa sosok Ayah, kamu gak akan kekurangan kasih sayang sama sekali, Nak,” Ucapnya, mengelus perutnya yang masih rata. Jujur saja, ada rasa sesak yang menyelimuti hati. Maudy meratapi nasib yang tak sesuai dengan keinginannya. “Kamu lagi apa, Mas? Apa kamu lagi tertawa dan bercanda sama Kak Jasmine? Semoga kalian bahagia, ya...” Lirih Jasmine. Terkadang, Maudy ingin sekali mendoakan yang buruk untuk Arya dan Jasmine. Namun, ia selalu mencoba mengendalikan diri dan berusaha menerima keadaan sebaik mungkin. la tahu jika dendam dan amarah hanya akan menyakiti dirinya sendiri.

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 39. Harus Menemukan!

    Di rumah mewah Arya saat ini, Karina menggerutu kesal, jari-jarinya dengan kasar mencoba membuka kunci pintu kamar Arya. Ia ingin sekali masuk ke dalam, ingin mengambil perhiasan yang sering dipakai Jasmine, kakak tirinya. “Ini kuncinya di mana sih? Masa dari semalam mau buka kamar aja susah,” Gerutunya, kesal. Ia menendang pintu kamar dengan keras, suara dentumannya menggema di rumah mewah itu. “Kamu harus sabar, Karin. Kalau kaya gini nanti yang ada Arya jadi curiga.” Ucap Wulandari, ia tidak mau jika Arya malah ilfil dengan putrinya, dan tidak berniat menjadikan Karina sebagai pengganti Jasmine. Karina berbalik, wajahnya terlihat marah dan kesal. “Gimana aku bisa tenang, Bu? Apa Ibu tau kalau mama tirinya Mas Arya itu berniat menjodohkan Mas Arya dengan wanita pilihannya. Kalau itu sampai terjadi, kita gak akan dapat apa-apa!!” Jelasnya. Wulandari memang tahu soal itu, karena dari Jasmine masih hidup saja, Elizabeth ingin menikahkan Arya dengan gadis pilihannya, apalagi sekaran

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 38. Marah Besar!

    Pukul 03.30 wib, Arya menghentikan mobilnya di tepi jalan, tubuhnya lelah setelah semalaman mencari keberadaan Maudy. “Kenapa kamu pergi, Maudy??” Isak Arya, air matanya jatuh membasahi pipi. “Maafkan aku, Maudy... Beri saya kesempatan, saya mohon...” Gumamnya lirih, dengan air mata terus mengalir. Setelah merasa tenang, Arya kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kembali ke apartemen Maudy. Hatinya terasa seperti diterkam oleh rasa penyesalan yang mendalam. Ia tak ingin kehilangan Maudy dan calon anaknya. Ia harus mendapatkan Maudy kembali, dan menjelaskan semuanya, tak ingin kehilangan istri lagi yang kedua kalinya. Mobil Arya akhirnya tiba juga di apartemen. Ting! Pintu lift apartemen terbuka saat Arya tiba di lantai atas. Arya masuk, langsung menuju ke kamar. Saat tiba di dalam kamar, Arya melihat foto Maudy yang terpajang, ia mengambil dan memeluk erat foto itu, seakan ingin kembali merasakan hangatnya pelukan istrinya. Rasa kehilangan dan kes

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 37. Kehilangan Lagi?

    Seminggu kemudian,Acara tahlilan Jasmine akhirnya selesai. Suasana duka yang menyelimuti rumah megah itu perlahan mereda, tergantikan oleh hening yang sunyi. Arya duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong.“Mas, ini aku buatin teh. Di minum ya mumpung masih hangat.” Karina meletakkan cangkir teh di depan Arya, lalu duduk di samping pria itu. “Jangan sedih terus, Mas. Pasti Kak Jasmine juga gak suka lihatnya, hidup terus berjalan, kamu pasti akan menemukan kehidupan yang baru, Mas.”Karina berniat menyentuh telapak tangan Arya, namun pada saat itu Arya malah meraih kunci mobil dan beranjak keluar.Arya berniat untuk menemui Maudy. Ingin memeluk wanita itu untuk mendapatkan ketenangan dari hatinya yang rapuh.Merasa diacuhkan, Karina mengepalkan tangan kuat. ‘Beraninya kamu cuekin aku, Mas. Padahal dari kemarin aku selalu berusaha deketin kamu, lagian aku ini jauh lebih cantik dan seksi dari istrimu yang udah jadi mayat itu. Ngapain nangisin wanita penyakitan seperti dia!!’ Batinnya, k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status