Share

41. Jangan Pergi.

Dari arah lain Arlan datang dan langsung mendekati Arsen. Dia membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua. Lalu setelahnya, Arsen mengangguk sebelum melangkah ke dekatku.

Lebih heran lagi, kulihat Arlan pun mendekati Ferdy. Kemudian mereka berjalan bersamaan.

"Ayo." Arsen menarikku ke arah dalam rumah sakit itu.

Ada apa ini? Aku meliriknya dan Arsen hanya mengangguk seakan berkata, 'Ikut saja.' Lantas kupercayakan langkah kakiku padanya. 

Dia melirik kakiku yang terpincang. Matanya berhenti sekian detik di bagian yang ditutupi dengan perban.

"Kenapa itu?" tanya Arsen.

"Itu ... aku jatuh."

Demi apa pun di muka bumi ini, aku tak rela jika Arsen tahu aku menduduki pecahan vas bunga di rumah. Biarlah hanya Bi Ratna dan Arlan yang tahu akan kebodohanku menangisinya. 

Di depan sebuah pintu yang bersebelahan dengan tangga darurat, Arlan berhenti dan membuka ruangan itu. Dia masuk lebih dulu yang langsung

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Peggi Makalalag
ceritanya bagus min tpi maaf menurutku ini kayak film di indosiar,, sosok nara sgt terkesan bodoh dan teraniaya. pokoknya di hajar dan ditindas terus,, gampang bgt dibikin babak belur entah yg mukul nara itu lakiĀ² ato perempuan. pokoknya yg mau mukul ya kek silahkan aja nara bakal diamšŸ«¢
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status