Share

Bab 5

Author: Stary Dream
last update Huling Na-update: 2025-08-07 19:51:51

Suara sirine ambulance memecah keheningan malam dan menembus pertahanan mobil yang sedang mengalami kemacetan di jalan raya.

Di dalam mobil ini, seorang pria tengah diberi tindakan. Darah mengalir di kepalanya yang terluka. Sungkup oksigen besar ditaruh di atas mulut dan hidungnya, membantu pria ini untuk melanjutkan hidupnya.

Julia menangis tanpa henti ketika melihat anak kesayangannya berjuang untuk hidup kembali. Mahendra pun berkali-kali menguatkan istrinya. Mengatakan jika Samudera akan baik-baik saja.

"Sam, dia anak kita satu-satunya, mas.. aku nggak sanggup kehilangannya." Lirih Julia menangis terisak.

"Kita tidak akan kehilangannya."

Sam mengalami patah tulang di bagian kanan, begitu juga kepalanya yang terbentur dan harus dioperasi. Entah berapa banyak kantong darah yang masuk ke tubunya.

Andri serta sahabatnya yang lain berbondong menjenguk pria yang terperangkap di ICU itu. Tubuh itu masih tak bergerak. Matanya enggan untuk membuka. Seolah mengatakan tak ada lagi yang ingin dilihatnya di dunia.

Julia menanti putranya sadar, kini sudah tujuh hari anaknya tak sadarkan diri. Semua pemeriksaan sudah dilakukan dan dinyatakan normal. Hanya kaki yang fraktur kini sudah dipasang pen dan Sam harus menjalani terapi.

Hingga akhirnya kesadaran Sam pulih, pria ini merintih memanggil nama Nadya.

"Ini mama, nak.." sekonyong-konyong terbit rasa benci Julia pada wanita itu.

"Dimana Nadya, ma?" Lirihnya.

"Nadya sudah pergi, nak. Dan sekarang kamu kecelakaan karena mencari wanita itu."

Sam mencoba menggerakan kaki kanannya tapi ngilu. Ketika dia mengangkat tangannya ternyata terikat selang. Begitu juga dengan kepalanya yang berat.

"Kami hampir kehilanganmu.." ucap Mahendra. "Kamu hampir mati karena kecelakaan. Kakimu patah, kepalamu terbentur." Mahendra sampai menggeleng tak bisa membayangkan jika Sam benar-benar kehilangan nyawanya.

"Aku kecelakaan?"

Bayangan malam itu akhirnya melintas, ketika Sam tanpa sadat melajukan mobilnya dengan cepat ketika mencari wanitanya. Wanita yang sampai saat ini tak terlihat batang hidungnya.

"Dimana, Nadya?"

"Lupakan dia, nak. Dia sudah pergi meninggalkanmu. Menghancurkanmu dan membuat kita menjadi malu.." seru Julia emosi.

"Tapi, ma..." Sam menangis tersedu-sedu. Dia masih menyangkal jika takdirnya begitu berat.

"Lupakan dia!" Sekarang Mahendra memberikan perintah. "Wanita sialan itu sudah pergi dengan kekasih gelapnya."

Hancur dunia Sam mendengar ucapan orang tuanya. Ia bak tertampar fakta akibat manisnya hubungannya dengan Nadya. Wanita yang begitu cantik dan sangat dicintainya. Sam masih tak percaya jika Nadya pergi meninggalkannya begitu saja.

Sampai 6 bulan di fase terapi Sam untuk berjalan lagi, pria ini seperti kehilangan minat pada hidupnya. Ia tak bersemangat untuk sembuh. Setiap hari dia hanya menangisi Nadya dan berharap wanita itu kembali padanya.

Padahal, Mahendra sudah mempersiapkan Sam sebagai pengganti dirinya di perusahaan. Kalau begini, jelas tidak bisa.

"Mau sampai kapan kamu terus menangisi wanita, Sam? Kau itu laki-laki!" Teriak Mahendra habis kesabaran.

"Papa tidak tahu rasanya jadi aku!"

"Jika papa jadi dirimu, papa akan melanjutkan hidup dan membalaskan dendam atas sakit hati ini. Papa akan memimpin perusahaan dan menguasai dunia. Bukan hanya terpekur menikmati kesedihan. Wanita bukan hanya dirinya, Sam!"

"Hanya dia yang ku cintai.." jawab Sam teguh pendirian.

Sedangkan, Julia ikut frustasi dengan keadaan anaknya. Sam yang tampan dan gagah. Sekarang hanya menghabiskan waktu di kamar dan tak mau melakukan apapun. Dia hanya bisa menangisi takdirnya. Keadaannya yang kacau dan berantakan. Julia bahkan tak ingat sudah berapa lama Sam tidak tertidur nyenyak.

"Lama-lama dia bisa gila karena wanita itu, mas!" Ucap Julia mencemaskan putranya.

"Jika sampai besok dia masih begini. Kita seret dia ke psikiater!" Sahut Mahendra.

Prang!!

Terdengar suara pecahan kaca dari kamar Sam. Sontak Mahendra dan istrinya berlari ke kamar tersebut. Julia menjerit ketika melihat noda darah berlelehan turun dari tangan putranya.

Tak perlu menunggu besok, malam ini juga Mahendra membawa putranya ke rumah sakit jiwa. Keadaan yang memaksa ini membawa Sam untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.

Setelah luka tersebut diobati, Sam dibawa ke sebuah kamar rawat inap VIP dimana Julia akan menunggui anaknya sampai indikasi bunuh diri Sam tak ada lagi.

Sam masih meracau, menangis dan memanggil nama Nadya. Hingga sebuah suntikan membuat Sam tertidur nyenyak. Yah, akhirnya Julia dan suaminya bisa bernafas lega.

Setelah berbicara dengan dokter yang merawat, Sam harus tetap dirawat dengan batas waktu yang tak ditentukan. Keluarga pun diizinkan pulang agar Sam bisa mandiri dalam melakukan aktivitasnya.

Para petugas pun bergantian mengobservasi keadaan pria tersebut. Sekarang, Sam sudah tak memiliki keinginan bunuh diri lagi. Tapi pria ini masih enggan membuka mulutnya.

Sampai seorang perawat cantik masuk ke dalam kamar inap VIP ini.

"Selamat pagi, Tuan Samudera.." sapa wanita ini hangat. Ditangannya ada sekotak obat penenang untuk diberikan pada pria tersebut. "Tuan.."

Sam menoleh ketika dipanggil dan terkesiap. Wanita yang cantik berwajah mungil, senyumnya yang indah mengingatkannya pada seseorang.

"Nadya! Kamu..." tatap Sam tak percaya. Ia lalu menerjang tubuh perawat tersebut dan memeluknya erat. Ia bahkan meraih wajah kecil itu dan mendaratkan ciuman.

Plak!

Sebuah tamparan menyadarkan Sam, tak ada Nadya. Yang ada hanya seorang perawat wanita yang menangis. Perawat tersebut berlari dan meminta pertolongan karena sudah dilecehkan oleh pasiennya sendiri.

Kabar ini sampai juga di telinga Mahendra dan istrinya. Keduanya sampai ke rumah sakit dan meminta maaf kepada perawat yang bernama Thalia itu.

"Maafkan kesalahan anak saya.. dia hanya putus asa karena kepergian calon istrinya." Ucap Mahendra sambil mengutuk. Kenapa ujiannya jadi bertubi-tubi seperti ini.

"Kami benar-benar minta maaf atas tindakan kurang ajar, Samudera. Izinkan kami memberikan kompensasi atas perbuatan yang tidak menyenangkan itu." Sambung Julia.

Thalia melihat perhiasan yang dipakai oleh wanita yang ada di hadapannya ini. Sepertinya mereka bukan orang sembarangan, kalau begitu Thalia tak bisa berbuat banyak selain memaafkan.

"Tidak masalah, Tuan, Nyonya. Tuan Sam mungkin hanya berhalusinasi saja. Dia sempat memanggil saya dengan nama Nadya."

Tangan Mahendra mengepal dengan erat. Nyatanya bayang Nadya masih muncul sampai ke rumah sakit jiwa.

"Kalau begitu, saya benar-benar meminta maaf. Sebagai kompensasi, saya akan memberikan set perhiasan kepada anda." Ucap Mahendra yang tahu jika perawat itu melihat gelang yang dipakai istrinya.

"Oh, tidak perlu, Tuan."

"Tidak masalah, anda akan mendapatkannya hari ini juga." Ucap Mahendra dengan penuh rasa bersalah.

Mendengar itu, Thalia hanya tersenyum.

"Kalau begitu, saya tidak akan menolaknya."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 6

    Pagi ini, Thalia harus lebih berani menyapa pasien spesialnya ini. Bagaimana tidak dikatakan spesial jika Thalia sudah diberikan perhiasan eksklusif oleh keluarga Samudera.Nah, Thalia bahkan baru tahu jika Samudera ini adalah calon pewaris dari perusahaan ternama. Tak hanya itu, berita viral Sam yang ditinggal kekasihnya juga sudah dilihatnya melalui media sosial."Malang sekali.." gumam Thalia. Tadinya, ia takut untuk bertemu Sam karena kejadian kemarin. Tapi melihat betapa depresinya Sam karena kehilangan kekasihnya, membuat Thalia penasaran akan sosok ini.Jika dilihat-lihat, Sam ini tampan. Wajahnya yang tegas, rahang kokoh, hidung mancung yang tinggi dengan sorot mata yang tajam. Apalagi badan itu sangat kekar. Jika mau, Sam bisa memilih wanita dengan menjetikkan jarinya saja.Tapi, pria ini rupanya setia. Dia hanya mencintai wanita yang sudah 7 tahun ini menemaninya.Karena rasa penasaran itulah yang membuat Thalia memberanikan diri bertemu dengan pria ini lagi. Kali ini, dia

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 5

    Suara sirine ambulance memecah keheningan malam dan menembus pertahanan mobil yang sedang mengalami kemacetan di jalan raya.Di dalam mobil ini, seorang pria tengah diberi tindakan. Darah mengalir di kepalanya yang terluka. Sungkup oksigen besar ditaruh di atas mulut dan hidungnya, membantu pria ini untuk melanjutkan hidupnya.Julia menangis tanpa henti ketika melihat anak kesayangannya berjuang untuk hidup kembali. Mahendra pun berkali-kali menguatkan istrinya. Mengatakan jika Samudera akan baik-baik saja."Sam, dia anak kita satu-satunya, mas.. aku nggak sanggup kehilangannya." Lirih Julia menangis terisak."Kita tidak akan kehilangannya."Sam mengalami patah tulang di bagian kanan, begitu juga kepalanya yang terbentur dan harus dioperasi. Entah berapa banyak kantong darah yang masuk ke tubunya. Andri serta sahabatnya yang lain berbondong menjenguk pria yang terperangkap di ICU itu. Tubuh itu masih tak bergerak. Matanya enggan untuk membuka. Seolah mengatakan tak ada lagi yang ing

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 4

    Julia langsung mendekat ketika melihat wajah anaknya yang memerah. Ia pun bertanya mengenai surat tersebut."Ada apa, Sam? Dimana Nadya?""Tidak ada apa-apa. Nadya hanya terlambat datang." Jawab Sam sambil menaruh surat itu di saku celananya.Mahendra ikut menghampiri, dia pun menanyakan hal yang sama."Dimana, Nadya?""Sebentar lagi datang." Jawab Sam lagi dengan mulut yang setengah gemetar.Richard kembali ke tempat duduknya, begitu juga dengan orang tua dari mempelai pria. Mereka masih menunggu kedatangan Nadya yang katanya terlambat.Waktu terus berjalan menjadi 2 jam dari acara yang seharusnya diberlangsungkan. Tamu undangan yang hadir menjadi riuh, bahkan ada beberapa yang datang dan mengira jika ini sudah memasuki resepsi.Pendeta yang akan melakukan pemberkatan pun tak tahan untuk menegur. Sampai akhirnya, Mahendra harus turun tangan menghadapi ini semua."Sudah kamu hubungi wanita itu ada dimana?" Tanya Mahendra geram. Dia jadi malu saat ini.Sam mengangguk lemah. "Sudah. Nom

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 3

    Mahendra mendengkus ketika mencoba jas miliknya. Julia pun tak dapat menahan tawanya ketika melihat ekspresi dari sang suami."Kamu serius memakaikanku jas seperti ini?""Memangnya kenapa? Ini bagus, sayang. Kamu terlihat seperti seorang raja.""Ah!" Mahendra hanya geleng-geleng kepala. Terlebih dilihatnya Nadya yang masih betah memakai gaun pengantin dengan banyak rumbai itu. "Kamu tampan dengan pakaian itu. Jadi jangan banyak protes!" Julia tahu betul watak suaminya yang sedikit cerewet ini. Jadi, lebih baik ucapan Mahendra langsung ditangkis saja.Selesai melakukan fitting, ketiganya makan bersama di sebuah restoran bintang lima. Kali ini, Nadya harus meneguk ludahnya berkali-kali ketika harus duduk satu meja dengan Mahendra.Biasanya ada Sam yang akan menenangkannya ketika gugup, tapi sekarang.. Nadya merasa sedang uji nyali di medan perang."Sejauh mana persiapan pernikahan?" Tanya Mahendra sembari membelah steaknya."85%. Tinggal menyebarkan undangan dan menunggu komentar Sam m

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 2

    Tak ada yang bisa dibawa oleh Nadya malam ini kecuali sebuket bunga untuk calon ibu mertuanya. Ya, walaupun Sam tak mempermasalahkannya tapi tetap saja Nadya tak enak hati jika datang dengan tangan kosong.Biasanya, Nadya akan membawa kue buatannya untuk dibawa ke rumah orang tua Sam. Tapi ketika kekasihnya mengatakan jika tak ada yang menyentuh ke tersebut selain dirinya, sejak itulah Nadya tak pernah membawanya lagi. Dia sadar kalau kue buatannya tak berkelas dibanding dengan kue yang biasa mereka dapatkan di brand ternama."Aku gugup, mas." Ucap Nadya ketika mereka baru saja tiba di istana megah milik Samudera."Jangan takut. Ada aku disini."Samudera membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. Malam ini, Nadya tampil cantik dan elegan. Sesuai dengan kriteria calon istri yang diberikan oleh ayahnya.Menegapkan punggungnya, Nadya melangkah sembari memegang erat tangan Sam. Rasanya tangan ini ingin terus digenggamnya, ia takut kehilangan jika nantinya bertemu dengan keluarga kekasihnya.

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 1

    Helaan nafas panjang keluar dari mulut Nadya. Malam ini, ulang tahunnya yang ke 25 tahun. Sebuah malam terindah yang dipersembahkan Nadya untuk kekasih tercintanya, Samudera.Nadya meraih tengkuk kekasihnya dan menciumnya hangat. Sembari mengusap bulir keringat yang meluncur dari sela-sela rambut Samudera."Aku mencintaimu," bisik Nadya mesra.Sam tersenyum dan membalas kecupan itu. Ia lalu melepaskan dirinya dan merebahkan tubuhnya di samping kekasihnya. Meraih tubuh langsing itu dan mendekapnya erat.Sebuah kecupan di dahi yang hangat Nadya dapatkan. Pria ini lalu menatapnya begitu dalam."Aku bahkan lebih lagi mencintaimu.." ucap Sam sambil mengusap bibir yang merekah itu. "Terima kasih karena sudah menjaganya untukku.""Kamu yang pantas untuk mendapatkannya, sayang.." balas Nadya lembut. Malam ini, setelah 7 tahun berpacaran ia mempersembahkan keperawanannya untuk kekasihnya tercinta.Sam meraih lagi tubuh itu dan memeluknya erat. Mengusap punggung polos itu dengan penuh kasih say

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status