Share

Bab 4

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-08-07 18:37:43

Julia langsung mendekat ketika melihat wajah anaknya yang memerah. Ia pun bertanya mengenai surat tersebut.

"Ada apa, Sam? Dimana Nadya?"

"Tidak ada apa-apa. Nadya hanya terlambat datang." Jawab Sam sambil menaruh surat itu di saku celananya.

Mahendra ikut menghampiri, dia pun menanyakan hal yang sama.

"Dimana, Nadya?"

"Sebentar lagi datang." Jawab Sam lagi dengan mulut yang setengah gemetar.

Richard kembali ke tempat duduknya, begitu juga dengan orang tua dari mempelai pria. Mereka masih menunggu kedatangan Nadya yang katanya terlambat.

Waktu terus berjalan menjadi 2 jam dari acara yang seharusnya diberlangsungkan. Tamu undangan yang hadir menjadi riuh, bahkan ada beberapa yang datang dan mengira jika ini sudah memasuki resepsi.

Pendeta yang akan melakukan pemberkatan pun tak tahan untuk menegur. Sampai akhirnya, Mahendra harus turun tangan menghadapi ini semua.

"Sudah kamu hubungi wanita itu ada dimana?" Tanya Mahendra geram. Dia jadi malu saat ini.

Sam mengangguk lemah. "Sudah. Nomornya tidak aktif."

Mahendra lalu beralih pada anak buahnya, "Cari Nadya sampai ketemu. Mungkin dia tersesat mencari hotel ini!"

"Tidak perlu. Biar aku yang mencarinya."

Sam keluar dari ballroom hotel hingga membuat tamu dan keluarga yang datang menjadi bertanya-tanya. Pendeta pun memilih memundurkan diri karena sepertinya mempelai wanita yang tak datang.

Richard, Gery dan Andri mengejar Sam yang keluar dari hotel.

"Mau kemana, Sam?" Tanya Gery.

"Mencari Nadya!" Jawabnya tanpa menoleh. Dia terus berlari menuju mobilnya yang terparkir.

"Biar aku yang membawa mobilmu." Ucap Andri.

Keempatnya lalu menuju rumah Nadya yang lokasinya tak jauh dari hotel bintang lima ini. Namun, Sam terkejut ketika melihat sebuah plang yang ada di depan rumah kekasihnya.

"Dijual?" Sam menatap tak percaya. Sejak kapan rumah ini dijual? Rasanya baru tiga hari yang lalu dia mengantar Nadya pulang ke rumah ini dan tidak ada tulisan ini disini.

"Kita coba cari di dalam!" Ajak Gery.

Keempatnya menggedor rumah tua tersebut namun nihil jawaban, sampai Gery terpaksa mendobrak pintu rumah tersebut.

Kosong. Rumah itu tak berpenghuni.

Sam berkeliling memanggil nama Nadya, namun hening tak ada jawaban.

"Aku coba telepon pakai nomorku." Andri berinisiatif dan menelpon kekasih Sam ini, tapi nomornya tidak aktif.

"Kita lacak saja kalau begitu!" Seru Richard. "Kamu tahu email Nadya, kan?"

Sam mengangguk. Dia bersama sahabatnya mencoba melacak ponsel milik Nadya. Namun dari hasil pelacakan, nomor tersebut terakhir aktif di rumah ini.

"Nadya.. dia pergi!"

"Tidak mungkin dia pergi begitu saja, Sam. Apa kalian bertengkar akhir-akhir ini?" Selidik Richard.

Sam menggeleng. "Tidak. Dia hanya mengatakan aku harus percaya padanya."

"Apa mungkin dia memang pergi?" Tanya Gery.

"Aku tidak bisa berpikir lagi!" Sam sampai meremas rambutnya.

"Kita kembali ke hotel saja dulu. Semua orang pasti menunggu." Ajak Andri.

Mereka akhirnya kembali ke hotel dengan tangan kosong. Nadya menghilang, nomornya tidak aktif dan rumahnya dijual.

Julia yang cemas awalnya malah terkejut setelah membaca surat perpisahan dari Nadya. Bahwa ia meminta maaf karena tak bisa menikah dengan Sam. Pria itu terlalu baik untuknya.

"Kenapa? Kenapa setelah pernikahan ini akan dilaksanakan dia baru meninggalkanmu?" Julia jadi menangis.

Membaca surat yang ditulis oleh Nadya ini juga membuat Mahendra meradang.

"Wanita sialan! Dia mempermalukan kita dengan mencampakkan Sam di hari pernikahannya! Itulah kenapa aku tidak merestui hubungan kalian!"

Sam lalu menatap tajam ayahnya.

"Ini pasti ulah papa, kan? Aku tahu papa tidak merestui hubungan kami."

"Apa kamu bilang? Ini ulah papa?" Mahendra jadi marah. "Kamu pikir untuk apa papa melakukan ini, hah? Lihat berapa banyak uang yang papa habiskan untuk pernikahan kalian! Dan kamu malah menuduh papamu!"

"Sabar, mas.." Julia lalu menengahi pertengkaran kedua pria ini. Ia beralih pada putranya. "Papamu tidak punya waktu untuk melakukan omong kosong seperti ini, nak. Sekarang umumkan kepada semua orang kalau pernikahanmu dibatalkan!"

"Tapi, ma.."

"Cukup, Sam. Kami sudah malu kepada tamu yang datang."

Julia lalu menarik suaminya untuk meninggalkan hotel. Sedangkan, Sam terduduk lemas. Ia masih yakin jika Nadya tak meninggalkannya. Mereka saling mencintai, tak ada alasan bagi mereka untuk berpisah.

Sampai tengah malam, hanya ada Richard dan Gery yang menemani Sam di ballroom hotel ini. Sedangkan Andri yang merupakan seorang dokter sudah kembali ke rumah sakit untuk bertugas.

"Kita pulang saja, Sam.. Nadya tidak akan datang." Ajak Richard.

"Kalian saja. Aku masih mau disini."

"Ayolah, Sam.." Gery jadi mengkhawatirkan kondisi Sam yang begitu berantakan.

"Pulanglah.."

Sam masih ingin disini, menunggu kedatangan kekasih hatinya. Sampai pagi menjelang, bukan Nadya yang datang melainkan orang tuanya.

"Papa sudah menyuruh orang untuk mencari calon istrimu. Kamu tenang saja."

"Sekarang lebih baik kita pulang, nak.. kamu belum makan sampai sekarang.." pinta Julia khawatir.

"Aku ingin disini, ma.." ucap Sam dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mama mengerti. Tapi tadi kamu sudah mendengar apa kata papamu, kan? Pengawal kita sedang mencarinya. Sekarang kita tinggal menunggu kabar."

Setelah dibujuk oleh Julia, akhirnya Sam pulang ke rumahnya sendiri dan menunggu kabar dari orang yang mencari kekasih hatinya.

Setidaknya menunggu sampai dua hari, Mahendra memberikan kabar pahit untuk anaknya.

Beberapa lembar foto diberikan kepada Sam, begitu juga sebuah bukti tiket.

"Nadya pergi keluar negeri bersama seorang pria. Ini bukti tiket dan juga foto mereka."

Mata Julia terbelalak ketika melihat foto mesra Nadya yang tengah dirangkul seseorang. Keduanya bahkan terlihat berciuman dengan foto yang diambil dari belakang.

Sam langsung terkekeh. "Ini bukan Nadya. Aku tahu betul siapa dia."

"Lalu nama di tiket penerbangan ini, kamu pasti hapal namanya, kan?"

Sam memandang dua salinan tiket atas nama Nadya dengan seorang pria. Ia lalu mengambil dan merobeknya.

"Nadya tidak pernah berselingkuh!"

"Sadarlah, Sam. Nadya hanya memanfaatkanmu. Dia hanya ingin uangmu." Ucap Mahendra.

"Tidak! Itu bukan Nadyaku, pa! Aku akan mencari Nadyaku sendiri!"

Sam mengambil kunci mobil dan keluar dari rumah dengan keadaan terbakar emosi. Foto-foto mesra serta tiket tadi bukan milik Nadya. Pasti ada orang lain yang menyamar menjadi dirinya.

Sam mengendarai mobilnya dengan kencang menembus gelapnya malam. Pikirannya hanya ada Nadya. Dan dia ingin mencari wanita itu dimanapun dia berada.

"Kita sudah berjanji setia. Itu pasti bukan dirimu!"

Sam mencengkram setir kemudinya dengan kuat. Pedal gas pun diinjak sampai mobil itu meloncat melewati lampu merah dan mengebut tak tahu arah. Sampai akhirnya..

Brak!

Mobil Sam terpental dan berguling-guling mencium aspal..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 45 (Akhir Bahagia)

    Baik Julia maupun Nadya bergantian melihat Sam dan Mahendra yang sama-sama beradu pandangan. Tak bisa Julia biarkan jika seperti ini. Apa mereka lupa kalau memiliki hubungan darah?Oh, Julia tak mau hubungan antara ayah dan anak ini merenggang. Apalagi akan ada cucu yang menjadi pelengkap keluarga mereka."Duduk disini, Sam!" Belum saja Julia mengeluarkan suara rupanya Mahendra lebih dulu."Kita bicara sebentar."Sam mengusap lengan Nadya pelan, ia lalu mengajak istrinya duduk di sofa yang ada di ruang kerja. Begitu juga Julia yang mengambil tempat."Mau bicara apa?" Tanya Sam dingin."Mamamu benar. Dua bulan lagi istrimu akan melahirkan. Tolong pikirkan apakah tempat ini pantas untuk menerima seorang bayi? Ini tempat kerja bukan rumah.""Lalu apa mau papa? Menyingkirkan anakku?" Sam akan mengamuk jika hal itu terjadi.Mahendra berusaha untuk tenang menghadapi kemarahan anaknya. Ia mengerti sikap Sam begini juga karena ulahnya."Pulanglah ke rumah. Ajak istrimu.""Ke rumah siapa? Rum

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 44

    Nadya melenguh ketika baru saja terbangun dari rasa kantuknya. Samar-samar dia melihat lampu kamar yang redup, hanya ada lampu tidur yang menyala. Sementara diluar dipastikan masih gelap. Sore tadi Nadya yang kelelahan langsung tertidur lelap.Namun bukan itu yang membuat Nadya terkaget melainkan Sam yang menurunkan kepalanya sejajar di perut Nadya."Geli, mas.." dahi Nadya mengkerut ketika Sam mengecupi perut Nadya yang membukit itu.Sam memeluk pinggang Nadya sembari menghadiahkan kecupan kasih sayang untuk calon buah hatinya yang berada di dalam sana."Kita ke dokter malam ini. Aku ingin melihatnya." Sam mendongak agar bisa menatap mata Nadya.Nadya setuju akan saran itu. Pukul 8 malam, keduanya pergi ke sebuah praktek dokter kandungan yang terkenal di kota ini. "Usia kandungannya sekitar 20 minggu." Ucap dokter pria bernama Chandra tersebut sambil memeriksa perut Nadya dengan alat usgnya."Lihat ini kepalanya sudah terbentuk, ini jari tangan dan kakinya."Sam dan Nadya menatap mo

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 43

    Nadya menyeka keringatnya perlahan. Di atas sana matahari seakan menyengat kepalanya yang tertutup topi. Ia sampai memundurkan langkahnya dan kembali ke halte tempat dimana para pedagang asongan berkumpul.Wanita ini duduk di antara mereka sambil menghela nafas panjang. Semakin siang semakin terik hingga membuat Nadya merasa sesak. Ia sampai berkali-kali menata nafasnya."Istirahat aja kalau nggak sanggup." Tegur seseorang dari belakang.Nadya menoleh dan tersenyum. Wanita yang menegurnya adalah Rika, teman satu dagangnya.Selama tiga bulan pelarian, Nadya bersembunyi di terminal pemberhentian bus. Bergabung dengan pedagang asongan lainnya. Ini dilakukan karena Nadya yang sudah buntu akal.Ia ingin melarikan diri sangat jauh. Tapi dia tak memiliki apapun yang bisa dibawa kecuali perutnya sendiri. Dan untuk menyambut kehadiran calon buah hatinya, setidaknya Nadya harus punya pegangan untuk melahirkannya."Nanti aja, bentar lagi." Ucap Nadya tersenyum letih.Tak lama sebuah bis berhenti

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 42

    Tiga bulan selanjutnya menjadi hari kebebasan untuk Sam. Hari ini dia resmi menceraikan Thalia.Wanita itu sempat menolak, bahkan mengemis ingin kembali pada Sam.Tapi setelah semua yang terjadi, Sam baru sadar jika yang diinginkan Thalia sejak awal hanyalah hartanya. Terbukti ketika Sam menghilang bahkan dinyatakan meninggal dunia, bukannya bersedih, Thalia malah menjual aset milik Sam.Julia dan Mahendra pun setuju atas perpisahan ini. Sekarang pria renta itu menyadari bahwa perempuan dengan pendidikan yang tinggi saja tidak cukup. Setidaknya wanita harus memiliki budi pekerti yang baik hingga dianggap layak untuk masuk ke keluarganya.Mahendra yang dulu arogan dan sombong kini termakan oleh penyakit. Tubuhnya tak sekuat dulu. Dia harus menjaga kesehatannya karena bisa jadi serangan jantung ini berulang bisa mengenainya. Dan sebagai istri yang baik, Julia selalu setia mendampingi."Sam nggak pulang lagi semalam?" Tanya Mahendra."Nggak. Mungkin sibuk di kantor."Mahendra mengambil p

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 41

    Berkali-kali Sam memukul setir kemudinya. Wajahnya yang memerah, matanya yang berair sudah cukup menjelaskan betapa menyesalnya Sam saat ini."Andai waktu itu aku mendengarkannya.." lirih Sam. Air mata itu akhirnya mengalir dengan deras. Dia merutuki kebodohannya sendiri.Nadya yang tersiksa lahir batin karenanya. Sam yang meyakini jika wanita itu bersalah memberikan banyak luka pada Nadya. Entah sudah tak terhitung berapa kali Sam menghajarnya. Bukannya berlari ketika Sam pergi, tapi Nadya malah datang untuk menyelamatkannya.Dan sekarang.. Nadya memutuskan pergi ketika kehadirannya tak dibutuhkan. Dan terparahnya, ia pergi dalam kondisi berbadan dua.Andai nasib bisa ditukar, maka Sam lebih baik mengajak Nadya kawin lari saja. Dengan begitu, tak akan ada drama kebenciaan dari Mahendra dengan menjerat Nadya sebagai pelaku utamanya.Mobil ini akhirnya tiba di kantor polisi, Sam membuat laporan dan meminta mereka untuk mencari keberadaan Nadya. Bahkan jika perlu membayar, maka dia bers

  • Jeratan Dendam Pernikahan Kedua   Bab 40

    Tanpa banyak berkata, Sam pergi dari rumah dan memutar mobilnya menuju jalan raya. Mencari di sekeliling kota apakah ada Nadya yang mungkin masih meninggalkan jejak.Sampai Sam teringat, ia memutuskan pergi ke restoran tempat istri keduanya bekerja. Ya. Gara-gara pengusiran Thalia waktu itu, Sam tak tahu dimana Nadya selama ini tinggal. Bertanya saja tidak sempat.Akhirnya sampai, tanpa berbasa basi Sam menanyakan Nadya. Wanita yang tadi siang ditemuinya ternyata masih bekerja."Tidak ada. Bukannya anda tadi yang membawa Nadya dari sini?" Wanita itu keheranan.Sam berdeham. "Benar. Tapi dia pergi tanpa pamit. Saya pikir dia kemari. Atau begini saja, tolong beritahu aku dimana alamat tempat tinggalnya."Dahi senior wanita ini mengernyit. Tadi siang pria ini kan mengaku sebagai suaminya Nadya. Tapi kenapa sekarang malah menanyakan alamatnya?Mengerti akan kecanggungan situasi ini, Sam menyelipkan beberapa lembar uang di tangan wanita itu."Saya mohon bantuannya.."Melihat beberapa lemba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status