Yanuar mencibir, "Temui saja sendiri kalau kamu mau menemuinya, aku sudah bilang pernikahanku adalah keputusanku sendiri, aku nggak mau dijodohkan.""Omong kosong! Memang apa yang salah dengan gadis itu? Sewaktu remaja kamu suka sekali menggendongnya di punggungmu.""Aku sudah menggendong banyak wanita di punggungku. Kakek, apa kamu mau aku menikahi mereka semua? Apa sudah selesai bicaranya, akan kumatikan teleponnya karena aku ada urusan."Yanuar melirik Zanny memberi tanda jika sudah menutup telepon itu.Zanny tersenyum jahil, "Kamu benar nggak mau menemui calon tunanganmu? Bagaimana kalau dia cantik? Kamu nggak akan rugi?"Yanuar memberikan tatapan dingin pada Zanny, "Bahkan kalaupun wanita itu seorang dewi, aku tetap nggak akan menikahinya."Sementara itu Zanny menerima pesan Whatsapp di ponselnya dari sang ibu.Zanny membuka pesan itu dan menemukan foto seorang pria yang terlihat liar dan gila.Kedua mata Zanny melotot ketika melihat wajah pria itu lebih jelas.Bukankah foto itu a
Yuna segera beranjak turun dengan takut ketika mendengar ucapan Wano.Meskipun Yuna ingin punya anak, tetap saja dia tidak bisa menahan siksaan seperti itu.Melihat Yuna yang segera beranjak ke kamar mandi, membuat Wano menyunggingkan senyum tipis.Namun sejak hari itu, suara merdu bel selalu terdengar dari kamar itu.Kadang suara bel itu terus berdenting tanpa henti sepanjang malam.....Akhir-akhir ini Yuna sudah 1 minggu disibukkan dengan kasus perceraian.Saat Yuna pulang ke rumah, dirinya tanpa henti disiksa oleh Wano.Yuna merasa dirinya mulai tumbang.Pagi-pagi sekali Yuna terbangun dengan rasa pegal di seluruh tubuhnya dan rasa sakit setiap digerakkan, dia berbaring dan memasukkan kepalanya di bawah selimut.Sinar matahari musim dingin masuk melalui celah gorden menuju ranjang.Sinar itu membuat betis putih Yuna yang tidak tertutup menjadi berwarna keemasan.Gelang di pergelangan kakinya bahkan terlihat lebih berkilauan.Bel berwarna perak itu berdenting merdu.Wano berjalan ke
"Bonbon, akhirnya pria bajingan itu pergi melakukan perjalanan bisnis, tersisa kita berdua selama setengah bulan, apa kamu senang?"Bonbon menggonggong beberapa kali pada Yuna.Ketika keduanya sedang merayakan dengan semangat, ponsel Yuna tiba-tiba berdering.Melihat siapa peneleponnya membuat Yuna segera mengangkat panggilan itu."Kak Shinta.""Besok malam akan ada acara lelang amal, kudengar ada banyak barang bagus, apa kamu mau pergi melihatnya?"Tanpa ragu Yuna menyetujuinya."Tentu, sebentar lagi tahun baru, aku ingin membeli beberapa sebagai hadiah."Shinta tersenyum dan berkata, "Kamu harus membeli hadiah untuk Pak Wano, apalagi dia bekerja keras setiap hari untuk merawatmu."Yuna tersipu, "Siapa yang bilang padamu?""Tentu saja dari status Pak Wano, apa kamu belum melihatnya? Sejak rujuk denganmu, Pak Wano yang anti membuat status itu terus membuat status, entah sudah berapa yang dia buat setiap harinya.""Malik menyebut Wano seperti merak sedang pamer pada semua orang, yang ta
Qirana memukul telak titik lemah Yuna dengan setiap kata-katanya.Qirana tahu apa yang Yuna paling khawatirkan, dia ingin melihatnya menggila.Tapi setelah beberapa saat, Yuna bahkan tidak menggerakkan kelopak matanya.Tatapan mata Yuna terus tertuju pada Tisa.Dengan lembut Yuna mencubit pipi gembul Tisa dan berkata dengan tersenyum, "Bagaimana bisa ada lalat di musim dingin? Tisa jangan takut, tante akan memukul lalatnya sampai mati."Tisa kecil seperti mengerti perkataan Yuna dan memberikan gumaman 'mm' padanya.Shinta ikut mengejek, "Sepertinya lalat ini sangat mengganggu sampai bayi kecilku juga ingin mengusirnya."Qirana merasa sangat marah.Kedua tangan Qirana terkepal erat di sampingnya, berbalik kemudian duduk di depan Yuna.Acara lelang dimulai dengan perhiasan-perhiasan kecil.Yuna beberapa kali melakukan penawaran, berencana untuk memberikan barang itu pada teman-temannya.Mata Yuna tiba-tiba bercahaya ketika melihat sepasang anting bintang impian di layar besar.Anting itu
Warna ungu juga melambangkan cinta kekal dan abadi.Pembawa acara memberikan barangnya pada Yuna sambil menjilatnya dengan mengucapkan banyak berkah.Seperti tetap bahagia sampai tua, cinta abadi dan yang lainnya.Ucapan itu membuat Qirana menggertakkan giginya keras seperti ingin menghancurkan gigi itu.Yuna menghabiskan uang lebih dari 40 miliar di acara lelang dan kotak hadiah sudah tertumpuk tinggi.Malik mengambil foto hadiah itu dan mengirimkannya pada Wano.'Wanitamu benar-benar boros, apa kamu nggak peduli? Lihat berapa banyak yang dia beli."Dengan cepat Malik menerima balasan dari Wano.'Yuna menghabiskan uang keluarganya sendiri, terus kenapa?"Melihat pesan Wano membuat Malik terkekeh.Si bajingan Wano akhirnya tercerahkan dan menjadi pria gila yang memanjakan istrinya, bahkan melebihi Malik sendiri.Ada acara makan malam amal setelah acara lelang.Yuna meminta seseorang mengirim barang-barang ke rumahnya.Qirana mendengus acuh ketika melihat cara para pekerja mengangguk da
Wano sedang rapat ketika menerima pesan Malik, dirinya merasakan kebanggaan.Akhirnya seseorang menghabiskan uang yang Wano dapatkan.Dengan seorang istri yang hebat dalam menghabiskan uang, tentunya Wano harus bekerja lebih keras.Memikirkan hal itu membuat sebuah senyuman terbit di wajah datar Wano.Namun Wano kecewa karena tidak menemukan laporan penggunaan kartu kredit sampai rapat berakhir.Wano jelas-jelas sudah memberikan Yuna kartu hitam tanpa limit miliknya yang terhubung dengan ponselnya, apa mungkin Yuna tidak memakai uang Wano?Setelah memikirkan hal itu, Wano bergegas mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuna.Tapi setelah berdering beberapa saat, tidak terdengar ada jawaban sama sekali.Wano akhirnya menelepon Malik.Segera setelah panggilan itu diangkat, Wano mendengar suara berisik dari ujung telepon."Kamu masih bersama Yuna? Kenapa dia nggak angkat teleponku?"Malik terkekeh, "Kenapa dia nggak angkat teleponmu? Karena Yuna sedang nonton pertunjukan dengan istriku."Ma
"Baiklah, selesai telepon segera cari aku."Yuna duduk di sebuah sofa terpencil di sebuah sudut sambil mengirim pesan pada Wano.Tidak lama kemudian datang seorang pria dengan anting biru, lalu duduk disampingnya.Pria itu tersenyum pada Yuna."Boleh saya duduk di sini Bu Yuna?"Yuna mengangkat pandangannya dengan ekspresi dingin di wajahnya, "Ada apa Tuan Sean?"Pria itu bernama Sean Wijaya, tuan muda kedua dari Keluarga Wijaya.Sean juga terkenal sebagai pria hidung belang di seluruh kota Burma.Katanya wanita yang sudah ditiduri oleh Sean bisa dijajarkan di seluruh jalan kota Burma.Sean mengambil segelas anggur merah dengan senyuman di wajahnya, "Ada kasus yang aku ingin Bu Yuna tangani, bisakah kita membicarakannya lebih rinci?"Tanpa ragu Yuna berkata, "Sekarang aku sedang cuti, aku nggak ambil kasus, datanglah ke kantorku di hari Senin.""Bu Yuna benar-benar sombong, pengacara lain akan berlomba-lomba membantuku dengan kasus warisan Keluarga Wijaya, Anda bisa mendapatkan komisi
Qirana ingin melepaskan diri dari pelukan pria itu, namun dia melihat Yuna yang sedang melambaikan tangan padanya sambil tersenyum, kemudian pria itu menutup pintu kamar.Di saat itulah Qirana sadar bahwa dirinya sudah dijebak oleh Yuna.Yuna tidak meminum obat yang Qirana sediakan, dan dia hanya berpura-pura mengikuti permainan Qirana.Pikiran itu membuat Qirana sangat marah hingga merasa seluruh darahnya bergejolak.Qirana berharap bisa mengambil pisau dan membunuh Yuna.Sementara itu, pria dalam kegelapan merobek baju Qirana dengan semangat, seperti seekor hewan buas yang menyerang Qirana.Tidak peduli apa pun yang Qirana katakan, pria itu tidak berhenti.Qirana terbaring di lantai dengan kondisi diikat oleh pria itu, sambil menahan seluruh serangan kejamnya.Qirana merasakan rasa yang amat menyakitkan.Awalnya ini adalah skenario yang Qirana atur untuk Yuna.Qirana tahu Sean selalu tertarik pada Yuna, jadi dia menghampiri pria itu dan menawarkan kerjasama.Qirana juga tahu permaina