Share

Jiwa Petarung Handal
Jiwa Petarung Handal
Penulis: SNJAN

Sekte Pemburu Siluman

Hao Yu tersungkur ketika pedang sang perampok berhasil menusuk dadanya dan mendorong Hao Yu sampai punggung Hao Yu menubruk pohon Pinus.

“Aaggghh.”

Hao Yu berusaha keras menahan pedang itu agar tidak menusuk jantung. Namun, perampok itu begitu kuat dan terus menekan. 

Darah di tangan Hao Yu sudah membasahi pedang sang perampok.Pedang itu semakin menusuk sampai membuat Hao Yu menahan sakit di telapak tangan dan dadanya. Ia menatap netra penjahat itu, hal itu di manfaatkan perampok untuk semakin menekan pedangnya sampai menusuk dada Hao Yu. 

“Aaaah,”

Pedang di cabut kembali sampai Hao Yu terjatuh dengan menumpukan kedua lututnya di tanah. Tidak berapa lama ia terjatuh tengkurap, tangannya lemas berlumuran darah. 

“Ambil kantongnya!” ujar perampok itu pada salah satu anak buahnya. 

Anak buah penjahat itu langsung menuruti perintah tuannya dan mengambil kantong kain kecil yang di gantungkan di sabuk pakaian Hao Yu. 

“Ja-jangan,” di ambang ke sadaran-nya, Hao Yu masih berusaha menahan uang koin miliknya. 

“Ahh!”

Perampok itu menendang kepala Hao Yu begitu keras sampai pria muda itu tidak  sadarkan diri. Mereka meninggalkan Hao Yu sendiri di hutan dalam kedaan memprihatinkan.

“Dia, melawan perampok saja tidak becus. Bagaimana bisa ia akan menjadi pendekar, Ketua?” 

Samar, Hao Yu mendengar suara itu, ia membuka matanya dengan perlahan, pandangan pertamanya buram.

“Sebaiknya, Ketua usir saja dia dari sekte kita, kita tidak membutuhkan anggota yang lemah, hanya akan menyusahkan kita saja.”

“Jaga bicara mu, Aigou!”

“Aahh!”

Hao Yu merintih kesakitan dan langsung memegang dadanya. ia melihat kedua orang tengah berdiri, jelas sekali ia mendengar pembicaraan dua orang itu. Hao Yu sengaja merintih agar ia tidak lagi mendengar pembicaraan mereka yang terdengar menyakitkan di hatinya. 

“Hao Yu.” 

Aigou menatap benci Hao Yu, padahal Hao Yu anggota paling lemah di sekte pemburu siluman ini, tapi entah mengapa 

ia begituu di di sayangi sang ketua sekte.

Aigao pergi dengan amarah di di hatinya. Kentara sekali dengan wajahnya yang datar, sirat penuh kebencian.

“Hao Yu kau sudah sadar?” tanya Ketua Sekte sembari membantu Hao Yu untuk bangkit.

Hao Yu tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis sebagai jawabannya karena Hao Yu sudah tahu kalau ketua sekte tidak perlu jawaban karena bisa melihat sendiri jika ia sudah bangun bahkan dibantu ketua sekte untuk bangun.

“Ketua, Aigao.”

“Kau mendengarnya? Tidak usah di pikirkan!” ucap Ketua memotong ucapan Hao Yu. 

Hao Yu terdiam, ia melihat tangannya di perban kain yang tebal. Lantas, pandangannya melihat ke arah dada. “Bagaiman bisa aku selamat?” tanyanya.

Hao Yu berpikir tidak mungkin pedang itu tidak menusuk ke arah jantungnya, mengingat semua yang terjadi tadi begitu sangat menyakitkan di dada Hao Yu. Bahkan, darah pun berhamburan begitu banyak.

“Semesta masih menyelamatkan mu,”ucap Ketua sembari tersenyum tipis.

“Ketua,” pandangan Hao Yu menatap wajah ketua. 

“Aku menemukanmu tepat setelah perampok itu pergi, aku langsung membawamu pulang saat menyadari keadaanmu sangat sangat memprihatikan.”

“Kau mengobati ku?” 

Tidak ada jawaban dari ketua sekte, sang ketua langsung berdiri dan pergi meninggalkan Hao Yu sendiri. Hao Yu menundukkan kepalanya, ia memegang dada yang sudah tidak terasa begitu sakit seperti tadi. Lantas, tangan yang begitu tebal dengan perubahan itu langsung perlahan membuka pakaiannya dan Hao Yu terbelahlah kaget ketika melihat dadanya terlihat tidak ada luka sedikitpun.

“Mustahil,” gumamnya tidak percaya.

Lantas, pandangannya menoleh ke arah pintu yang sudah tertutup. “Tapi, apa yang tidak bisa dilakukan ketua? Aku harus berterima kasih kepadanya,” ucap Hao Yu.

Hao Yu tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya mengetahui jika ketua sudah menyelamatkannya dari kematian.

“Kau mau kemana?” tanya Aigao menghalangi Hao Yu saat Hao Yu berjalan untuk menghampiri rumah ketua.

“Aku ingin menemui ketua,” jawab Hao Yu.

“Mau apa?”

Hao Yu terdiam, ia menundukkan kepalanya dengan wajah kesal dengan perilaku Aigao. Selalu saja ia di rundung, padahal mereka satu anggota dengan tujuan yang sama. Memusnahkan siluman yang berniat menguasai dunia, tapi mereka bersikap layaknya iblis kepada Hao Yu. 

Hao Yu mengangkat kepalanya dan menatap tajam Aigao. “Memang Apa urusannya denganmu?” tanya Hao Yu.

“He ... he-he-he. Mulai berani dia,” ujar Aigao sembari menatap ketiga temannya.

Hao Yu semakin menyimpan rasa kesal sampai ia menubruk dada Aigao, berniat untuk pergi meninggalkan tempat itu, tapi lagi-lagi Aigao menahan Hao Yu yang sudah berada di belakangnya dengan memegang pergelangan tangan Hao Yu.

Aigou menceng kram kuat pergelangan tangan Hao Yu, Hao Yu yang merasakan sekit berusaha keras melepaskan tangannya.

“Lepaskan!” 

Hao Yu menghempaskan tangganya, tapi bukannya terlepas Aigao malah semakin erat menceng kram. 

“Beraninya kau menabrakku!” 

Aigou yang tidak terima Hao Yu menabraknya, menahan Hao Yu. Aigou menarik paksa tangan Hao Yu dan membanting Hao Yu sampai Hao Yu terjebak jatuh di depan Aigao dan ketiga orang teman Aigao.

 Hao Yu menatap Aigao marah. Namun, ia tidak bisa melawan bahkan melakukan apapun pada Aigao. Aigao punya kekuasaan di tempat ini, ia adalah putra  sang ketua. 

Hao Yu yang lagi-lagi mempunyai hutang Budi pada Ketua, terlebih ia ingin bertahan di tempat ini untuk menyelamatkan manusia dari maraknya siluman membuat Hao Yu harus tetap bertahan. 

“Maafkan aku,” ucap Hao Yu setelah ia bangkit. 

“Maaf kau bilang?” tanya Aigao sembari mendekati Hao Yu. 

Aigao berdiri tepat di depan Hao Yu. Netranya menatap tajam Hao Yu. “Kau harus membalas setiap apa yang kau lakukan,” ujar Aigao dengan senyum miring.

“Aku tidak melakukan apapun,” jawab Hao Yu. 

Hao Yu merasa tidak melakukan apapun, selain menabrak Aigao. Itu pun ia lakukan karena Aigao menghalangi jalannya.

“Tidak melakukan apapun kau bilang?” tanya Aigao sembari mendekatkan wajahnya dengan Hao Yu, tatapannya tajam penuh amarah.

Hao Yu sampai menundukkan wajahnya karena Aigao begitu dekat, tidak nyaman sekali.

“Aigao, aku akan menemui Ketua untuk berterima kasih, ku mohon jangan halangi aku,” ucap Hao Yu.

“Tidak bisa!”

Aigao mendorong dada Hao Yu sampai Hao Yu tersungkur. Ia perlahan mendekati Hao Yu dan berniat menghajar Hao Yu, tapi terhenti ketika mendengar suara segerombolan derap langkah orang datang.

Hao Yu dan Aigao langsung menoleh dan terbelalak kaget melihatnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status