Share

Pedang Kaisar Siluman

“Dia kenapa?” tanya Aigau melihat beberapa anggota sekte datang sembari membawa seseorang yang sudah terlepas lemah.

“Ada siluman datang dan mengacau kotak. Ketujuh pemanah kita tewas di tangannya, dan Shi Jian,” ujarnya sembari melihat Lelaki dewasa yang di bawa mereka sudah tewas tergeletak di tanah. 

Hao Yu segera berdiri dan mendekati Shi Jian bersamaan dengan Aigau.  Hao Yu melihat di leher Shi Jian, salah satu pemanah yang tewas itu terluka parah di lehernya. 

“Jangan di sentuh!” ujar Hao Yu saat menyadari ada asap yang keluar dari luka Shi Jian ketika Aigau akan menyentuh untuk memastikan.

“Heh, Lemah. Jangan sok tahu kau. Aku menyentuhnya untuk memastikan luka ini di akubatkan siluman atau bukan.”

“Tapi di luka itu sepertinya ada racun.”

Aigao berdiri dan menatap  Hao Yu meremehkan. “Tau apa kau tentang luka yang ada racunnya?” tanya Aigao mengangkat dagu, angkuh.

Hao Yu terdiam, ia menelan saliva bisa saja. Berdiri tegak berhadapan dengan Aigao. 

“Katakan!”bentak Aigao.

Hao Yu tidak menjawab apapun, dia hanya menundukkan kepalanya dan melihat Shi Jian. 

“Aku heran kenapa ketua bisa memeliharamu di sini. Kau begitu bodoh!”

Hao Yu mengepalkan tangannya kuat. Kalau saja Aigou bukan anak ketua sekte, Hao Yu tidak akan melawannya walau Ia juga tidak yakin bisa mengalahkan Aigao karena selama ini ia juga memang merasa dirinya lemah. Selalu kalah jika latihan. 

Tidak mendapat jawaban dari Hao Yu, Aigao kembali mendekati mayat itu dan mengamati luka di lehernya. Darah yang keluar terlihat sangat aneh membuat Aigao ingin memegangnya. 

Namun, sebelum Aigou memegangnya, ada seseorang wanita dengan pakaian aneh datang menghampiri mereka dan langsung membunuh salah satu  teman Aigao sampai mengagetkan Aigao, Hao Yu dan beberapa orang yang ada di sana. 

“Aagh.”

“Hei, siapa kau?” tanya Aigao.

“Dia siluman yang ku maksud,” ucap salah seorang yang membawa Shi Jian. 

“Kok cantik,” ucap Hao Yu malah terpesona dengan kecantikan siluman itu.

“Hia.”

Tanpa bicara apapun siluman cantik itu langsung menyerang ke arah Aigou. Perkelahian pun terjadi, Hao Yu berusaha membantu, tapi ia yang lemah memang tidak bisa melakukan apapun, di sentil sedikit saja langsung jatuh. 

“Hei, wanita jahat,” panggil Hao Yu dengan napas tersengal-sengal melihat Aigao dan beberapa orang terkepar, tidak ada dari mereka yang dapat mengalahkan wanita itu. 

Wanita siluman itu langsung menoleh pada Hao Yu. Tubuh Hao Yu bergetar, pandangannya menoleh pada beberapa orang yang sudah tidak sadarkan diri, bahkan mungkin saja mati karena di bunuh wanita itu dengan menusuknya menggunakan pedang yang di kenakan. 

Lantas, dengan cepat wanita itu bergerak mendekati Hao Yu dengan pedang yang siap menusuk jantung Hao Yu. 

Hao Yu memalingkan muka, tidak kuasa ia melihat dadanya sendiri yang harus tertusuk pedang itu. 

“Aaah!”Hao Yu berteriak dengan mata terpejam.

Namun, baru saja ia berteriak. Seketika ia membuka matanya  kembali saat tidak merasakan apapun di dadanya. 

Pandangannya perlahan menoleh ke depannya. Ia terhenyak kaget ketika melihat pedang itu masih bertahan di depannya, sedikit lagi menyentuh dada Hao Yu. 

Namun, tidak sampai menusuk karena di dekat ujung pedang itu di pegang sang ketua. Pandangannya ketua itu saling menusuk dengan siluman yang menurut Hao Yu cantik.

“Kau mengelabui banyak orang dengan kecantikan mu,” ujar Ketua dingin. 

Napas Hao Yu naik turun, aura dari kedua orang di depannya membuat Hao Yu merasa tidak nyaman. Ia bahkan menelan saliva dengan susah payah melihat ujung pedang yang masih menempel di dadanya, ditambah lagi dengan aura menyeramkan dari mereka berdua.

Wanita itu tersenyum miring mendengar ucapan sang ketua. Tidak ada kata yang ia ucapkan.

“Tapi pada kenyataannya kau menyebarkan wabah di seluruh kota,” sambung ketua.

Hao Yu terbelalak kaget mendengar ucapan sang ketua. Wabah?

“Aku tidak menyebarkannya, aku hanya sedang mencari anak persilangan antara siluman dan manusia,” jawab wanita itu semakin membuat Hao Yu kebingungan. 

Percakapan mereka benar-benar tidak di mengerti Hao Yu. 

Sementara sang ketua terbelalak kaget, ia menoleh pada Hao Yu sebentar, untuk sesaat Netra Hao Yu dan ketua bersitatap sebentar sebelum akhirnya ketua kembali menoleh kepada wanita siluman itu. 

“Bohong, kau menyebarkannya bahkan membunuh banyak orang,” ujar Ketua sekte sembari membalik pedang itu dan menghempaskan-nya.

“Aagghh.”

Wanita itu mundur. Perkelahian antara ketua dan wanita siluman itu pun terjadi. Sementara Hao Yu masih bingung dengan tatapan ketua yang seolah tersirat di matanya ada sesuatu yang disembunyikan. 

Ketua mengeluarkan pedangnya dan mereka saling berkelahi hebat. “Ketua,” panggil Hao Yu. 

Hao Yu juga mengeluarkan pedang yang selalu ia bawa di pinggangnya.  Ia bersisian dengan ketua saat kedua tersungkur ke belakang saat perkelahian itu.

“Hao Yu, untuk apa kau.”

“HANCUR LAH KAU SILUMAN!” teriak Hao Yu sembari menebas sesuatu yang ada di depan. 

Ketua itu mudur karena tidak tahan dengan cahaya dari pancaran pedang yang di gunakan Hao Yu. Seumur hidup Hao Yu, ini untuk pertama kalinya ia memegang pedang itu. 

Wanita siluman itu terjerembab jatuh dengan teriakan sakit yang menghawatirkan. Ia terbatuk-batuk dengan darah yang keluar dari mulutnya. 

Napas Hao Yu tersengal-sengal, ia melihat pedang di tangannya. Sampai ketika terdengar suara pedang pun jatuh. Hao Yu menjatuhkan pedang di tangannya. 

“Ke-kenapa semua ini terjadi?” tanya Hao Yu tidak menyangka.

“Pedang kaisar siluman sudah di gunakan,” gumam wanita siluman itu sembari berdiri dengan tangan memegang dada yang terasa begitu sakit. 

Ia menatap Hao Yu sebentar sebelum kemudian akhirnya ia pergi meninggalkan tempat itu karena menyadari Jika ia tidak akan menang melawan Hao Yu. 

“Hao Yu, kau tidak apa-apa,” tanya Ketua sekte menghampiri Hao Yu. 

Padahal putranya juga sudah tergeletak tidak berdaya, tapi sang ketua sekte malah mengkhawatirkan Hao Yu. Seolah ia tidak ingin Hao Yu terluka dan ia akan terus melindunginya.

“Kenapa bisa semua ini terjadi?” tanya Hao Yu masih tidak menyangka dengan dirinya sendiri. 

“Akan ku ceritakan di dalam. Sebaiknya bawa pedang itu masuk,” ucap ketua sembari menunjuk Padang yang tergeletak di tanah. 

Bahkan ia tidak ingin  menyentuh pedang itu. Hao Yu menatap Ketua, hingga kemudian ia dengan ragu perlahan mengambil pedang itu. 

Sampai di rumah ketua sekte. Ketua menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya, Hao Yu Sampai heran kenapa ketua melakukan itu. 

“Mungkin ini sudah saatnya kau tahu ....”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status