Home / Romansa / Jodoh Jebakan Dari Opa / Bab 10 ~ Diam Diam

Share

Bab 10 ~ Diam Diam

last update Last Updated: 2025-09-26 20:00:17
Hari itu, Anaya selesai mengurus administrasi kampus untuk skripsinya. Di pelataran parkir, dia bertemu seseorang yang tidak asing…

"Randy."

Lelaki itu masih seperti dulu , rapi, sopan, dan selalu tersenyum ramah.

Randy adalah crush, masa awal kuliah Anaya, walau hubungan mereka tidak pernah benar-benar terjalin.

“Anaya? Hei! Lama banget nggak ketemu. Gimana kabar kamu?”

Anaya tersenyum, walau agak canggung.

“Alhamdulillah, baik. Kamu gimana?”

“Baik juga. Eh, kamu lagi nunggu siapa? Mau aku antar?”

Anaya buru-buru menggeleng.

“Nggak usah, Randy. Aku udah dijemput.”

Baru saja dia selesai bicara, mobil SUV hitam berhenti beberapa meter di belakang mereka.

Pintu sopir terbuka. Dari dalam, turunlah...

"Mas Raka."

Dengan kemeja hitam, rambut disisir rapi, dan ekspresi datarnya yang menakutkan sekaligus memikat, Raka melangkah pelan.

Tatapannya lurus ke arah Anaya dan Randy.

“Selesai?”

“Iya,” jawab Anaya cepat, lalu buru-buru pamit ke Randy.

“Aku pergi du
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 35 ~ Dikenalkan Ke Publik

    Lampu-lampu kristal menggantung di ballroom megah hotel bintang lima itu, memantulkan cahaya yang bikin siapa pun terasa seperti sedang berada di dunia dongeng.Musik klasik mengalun lembut. Para tamu datang dengan gaun dan setelan jas yang elegan. CEO-CEO dan orang penting lain bertegur sapa, senyum sana-sini.Tapi yang bikin Raka lebih gugup bukanlah atmosfer acara itu… melainkan gadis yang berjalan keluar dari ruang rias hotel.“Mas…” suara lembut itu membuatnya menoleh.Raka spontan berhenti napas. Anaya berdiri di hadapannya dengan gaun warna pastel yang jatuh anggun.Rambutnya ditata simple tapi manis, make up-nya tipis namun memberi kesan segar. Bibirnya diberi warna nude yang lembut.Gadis yang biasanya cerewet dan polos itu sekarang tampak seperti Barbie hidup.Raka cuma bisa melongo.“S… Saset?”Anaya mengerling.“Kenapa mas? Jelek ya?”&ldq

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 34 - Acara Kantor

    Pantai malam itu masih menyisakan suara ombak yang lembut, tapi perjalanan pulang justru membuka bab baru.Di mobil, Anaya sudah mulai bersandar dengan mata setengah merem, wajahnya lelah tapi cantiknya tetap bikin Raka melirik diam-diam.“Eh, Anaya” Raka tiba-tiba buka suara.“Hmmm?” jawabnya malas, mata masih setengah tertutup.“Minggu depan ikut aku ke acara gala kantor ya.”Anaya langsung melek.“HAAAAH?!”Suaranya menggelegar sampai Raka kaget hampir banting stir.“Kenapa teriak, saset? Ini mobil, bukan konser dangdut!”“Mas Rakaaaa…”Anaya menutup wajah pakai kedua tangannya.“Aku nggak pernah ikut acara gala-gala an kayak gitu. Aku nanti malu-maluin!”“Yaelah, gala kantor aja kok kayak mau pesta kerajaan Inggris.”Raka santai sambil senyum jahil.Anaya langsung duduk tegak, waja

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 33 ~ Ke Warung Tenda

    Klinik kecantikan itu wangi banget, kayak campuran mawar, jeruk nipis, sama entah apa lagi.Anaya duduk manis di kursi pasien, sementara Raka di sampingnya kelihatan lebih mirip bodyguard daripada suami kontrak.“Gimana dok, kulit saya sehat kan, nggak masalah sama kulit gosong saya?” Anaya tersenyum, matanya berbinar penuh harapan.Dokter yang elegan dengan jas putihnya memeriksa wajah Anaya sebentar, lalu mengangguk.“Sehat kok, Mbak. Bagus malah. Cuma kalau mau glowing maksimal bisa coba laser.”Anaya melirik Raka dengan wajah penuh kemenangan,“Tuh kan, kulit aku sehat. Kamu suka nyindir aku pake skincare kebanyakan.”Raka nyengir sambil menyilangkan tangan.“Ya kan aku khawatir, jangan-jangan yang kamu olesin itu bahan kimia berbahaya. Ternyata sehat, syukurlah. Eh tapi laser tuh ngapain sih dok? Jangan-jangan istri saya ntar jadi lampu neon?”Dokternya sampai ketawa,

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 32 - Opa Salah Terka

    Matahari baru naik setengah lingkaran di langit timur. Rumah besar Opa Hartono mulai ramai dengan suara burung di halaman depan dan aroma kopi yang mengepul dari dapur. Suasana kamar Raka dan Anaya masih tenang, hanya terdengar suara lembut AC yang berbunyi. Anaya masih di kamar, sibuk bercermin dengan wajah cemberut. “Aduh gosongnya masih ada. Mas Raka ini gimana sih, katanya aku cantik eksotis. Eksotis dari mana coba…” gumamnya sambil mendekatkan wajahnya ke kaca. Sementara itu, di luar kamar, Raka baru saja turun dari lantai dua, masih dengan rambut sedikit acak karena habis mandi. Ia mengenakan kemeja biru muda, dan Jas biru dongker, terlihat lebih segar dibanding biasanya. Kopi hitam sudah di tangannya, tapi belum sempat ia seruput, Opa Hartono langsung mendekat dengan wajah penuh penasaran. “Rakaaa…” suara Opa menggoda, seperti wartawan yang mencium bau gosip. Raka yang masih setengah sadar langsung berhenti melangkah. “Ada apa Opa, aneg aja melihat ekspresi

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 31~ Disuruh Mijet

    “Ya sudah, ntar mas anterin besok ya.” Suara Raka terdengar lembut. "Tapi...Mas nganterinnta nggak bisa pagi atau siang, mas banyak janji temu sama klien besok. Sore aja ya, sekalian pulangnya kita makan malam di luar.”Anaya yang tadinya menatap langit-langit kamar langsung menoleh. Mata bulatnya berbinar seperti anak kecil diberi permen.“Okeey… mas yang janji ya. Aku tungguin. Awas kalau mas lupa, aku ngambeg.”Raka mengangguk kecil.“Iya, janji. Sekalian kita makan enak besok. Kamu maunya ke mana?”“Terserah aja, yang penting seafood. yang bakarnya nggak pake gosong, nggak suka pait, cukup kulit aku aja yang gosong.”Raka tertawa pelan.“Dasar. Seafood aja sampe dikaitin ke kulit. dendem amat”“Ya kan trauma mas…”Anaya mengerucutkan bibirnya sambil memainkan ujung selimut.Suasana kembali hening. Hanya terdengar suara kipas angin berputar.Raka mulai hendak memejamkan m

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 30 - Maksa Ke Dokter

    Anaya masih saja duduk di tepi ranjang dengan wajah manyun. Sementara itu, Raka sudah rebahan, pura-pura memejamkan mata dengan napas yang dibuat-buat teratur. Anaya menatapnya curiga, bibirnya mengerucut kesal. “Mas…,” panggil Anaya pelan sambil menepuk pundaknya. Raka tetap diam. “Mas… jangan pura-pura tidur, ya. Aku tahu banget itu napas kamu napas pura-pura.” Raka masih menahan diri, nyaris tertawa. Anaya makin gemas, kini ia menepuk lebih keras. “Mas Raka! Jangan pura-pura bego deh. Nih, aku ngomong serius. Jangan pura-pura tidur, aku tahu kamu lagi acting!” Akhirnya Raka tak bisa menahan tawa kecilnya. “Hmmm, ada apa sih, Saset?” sahutnya dengan suara malas, seolah baru dibangunkan dari tidur nyenyak. Anaya langsung manyun, “Mas… nanti temenin aku ke dokter kulit, ya. Aku mau beli skincare buat ngilangin flek.” “Hmmm,” jawab Raka lagi. Anaya makin kesal. “Mas! Itu jawaban ‘hmmm’ artinya iya apa enggak, sih?” Raka membuka matanya, menoleh sebentar. “Bukannya ke do

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status