Home / Romansa / Jodoh Jebakan Dari Opa / Bab 169 - Selalu Saja Modus

Share

Bab 169 - Selalu Saja Modus

last update Huling Na-update: 2025-12-10 20:00:44

Malam itu suasana di rumah keluarga terasa hangat dan penuh tawa. Lampu ruang keluarga redup, hanya temaram dari lampu gantung klasik dan beberapa lilin aroma terapi yang menebar wangi lembut.

Di sofa, Raka duduk menyamping, sambil menatap perut Anaya yang mulai menonjol. Anaya sendiri duduk bersandar, pipinya memerah karena baru saja digoda Raka tanpa ampun.

Opa, yang duduk di kursi goyang dekat mereka, mengamati semua dengan senyum lebar. Ia sudah terbiasa melihat cucu dan menantunya mesra setiap malam, tapi malam ini rasanya lebih lucu daripada biasanya.

“Kapan nih kasih Opa cicit banyak?” celoteh Opa sambil mengedip nakal.

“Kamu berdua ini kok mesranya kayak abis nikah seminggu. Padahal sudah lama menikah, lho. Jangan bikin Opa nunggu tua, dong!”

Raka yang duduk tegak, tersenyum lebar sambil menatap Anaya. Ia menepuk-nepuk perut istrinya pelan, kemudian menjawab dengan gaya santai tapi penuh percaya diri.

“D

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 171 - Mules seharian

    Minggu itu suasana di rumah Raka–Anaya terasa berbeda.Anaya memasuki minggu-minggu terakhir sebelum HPL, tubuhnya mulai lelah, tapi tetap terlihat menawan.Perutnya yang membesar sudah mulai membuatnya lamban berjalan, tapi ia tetap semangat mengurus rumah kecil mereka.Raka yang biasanya selalu energik, tiba-tiba menjadi sosok yang tak biasa: ia sendiri yang kelihatan menderita.Seminggu terakhir, Raka merasakan mules yang luar biasa.Awalnya ia pikir cuma capek kerja atau salah makan, tapi sakit perutnya terus berulang dan semakin kuat.Setiap kali ia duduk di mejanya di kantor, wajahnya berubah pucat, menahan sakit. Ia mencoba tersenyum pada rekan-rekannya, tapi setiap kali memegang perut, ekspresinya jelas menunjukkan ketidaknyamanan.“Bro… kamu oke nggak?” tanya Reyhan, sahabat sekaligus rekan kerja Raka, sambil menatap Raka yang meringis di kursinya.Raka cuma menghela napas panjang, memegangi pe

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 170 - Cari nama bagus

    Minggu itu, suasana rumah Raka dan Anaya terasa lebih hidup daripada biasanya. Perut Anaya yang semakin membulat membuat setiap langkahnya tampak lebih anggun sekaligus menggemaskan di mata Raka.Sore itu, mereka duduk berdua di sofa ruang keluarga, sementara sinar matahari lembut menembus tirai tipis, menciptakan atmosfer hangat yang pas untuk bercanda dan bersantai.Raka tak berhenti menatap perut istrinya dengan penuh kekaguman. Tangannya secara refleks meraih dan mengelus-elus perut itu, sambil menundukkan wajahnya dan berbisik pelan,Debay, jangan bikin mama capek ya. Biar papa aja yang capek.”Anaya mengerutkan alisnya sambil menahan tawa.“Capeknya apa, Mas? Emang papa ngapain tiap malam?”Raka pura-pura polos, menoleh sambil mengangkat bahu, lalu menjawab dengan suara rendah tapi penuh godaan,“Ya… ngitung detak jantung debay… kan penting buat papa tau kamu sehat.”Anaya menah

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 169 - Selalu Saja Modus

    Malam itu suasana di rumah keluarga terasa hangat dan penuh tawa. Lampu ruang keluarga redup, hanya temaram dari lampu gantung klasik dan beberapa lilin aroma terapi yang menebar wangi lembut.Di sofa, Raka duduk menyamping, sambil menatap perut Anaya yang mulai menonjol. Anaya sendiri duduk bersandar, pipinya memerah karena baru saja digoda Raka tanpa ampun.Opa, yang duduk di kursi goyang dekat mereka, mengamati semua dengan senyum lebar. Ia sudah terbiasa melihat cucu dan menantunya mesra setiap malam, tapi malam ini rasanya lebih lucu daripada biasanya.“Kapan nih kasih Opa cicit banyak?” celoteh Opa sambil mengedip nakal.“Kamu berdua ini kok mesranya kayak abis nikah seminggu. Padahal sudah lama menikah, lho. Jangan bikin Opa nunggu tua, dong!”Raka yang duduk tegak, tersenyum lebar sambil menatap Anaya. Ia menepuk-nepuk perut istrinya pelan, kemudian menjawab dengan gaya santai tapi penuh percaya diri.“D

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 168 - Modus Aja Kamu Mas

    Sejak dokter memberikan saran khusus, Raka benar-benar menekuni “latihan persiapan lahiran” ala dirinya sendiri.Setiap malam, rutinitas kecil itu selalu membuat Anaya tersipu malu, tertawa, sekaligus merasa hangat karena perhatian Raka.Malam itu, Raka duduk di sofa dengan ekspresi serius yang dibuat-buat. Ia menatap Anaya yang sedang bersantai di ranjang sambil membaca novel favoritnya.“Yang… aku mau ketemu debay dulu ya. Perintah dokter, nih,” katanya penuh wibawa, seolah-olah ini adalah misi nasional.Anaya menatap Raka, menahan tawa. Ia sudah terbiasa dengan drama konyol ini.“Mas… ini kan malem-malem. Debay juga lagi tidur di perut aku. Mas mau apa lagi?”Raka tetap serius. Ia mencondongkan wajah ke arah perut Anaya, bersuara lirih tapi terdengar meyakinkan.“Ini penting. Kita harus jaga komunikasi… biar bayi kita lancar lahirnya. Aku cuma mau… ngobrol sama debay dulu. Kamu ngerti kan?”Anaya menggeleng, tapi hatinya mel

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 167 - Ikut Perintah Dokter

    Setelah menjalani pemeriksaan rutin. Suasana hati keduanya campur aduk: bahagia karena bayi sehat, tapi Anaya sedikit penasaran dengan komentar dokter tadi.Raka tampak lebih bersemangat dari biasanya, matanya berbinar-binar seolah mendapatkan “durian runtuh” yang tak terduga.“Sayang… dengar nggak tadi apa kata dokter?” tanya Raka sambil menggenggam tangan Anaya erat.Anaya mengerutkan kening, tapi tersenyum miring.“Aku dengar… tapi aku agak bingung, Mas. Maksud Mas apa?”Raka mengedipkan mata nakal.“Maksudku… dokter kan nyaranin supaya kamu sering-sering… eh… berinteraksi dengan aku. Ya, gitu… biar persalinan lancar dan normal.”Anaya menatap Raka setengah serius, setengah geli.“Mas… ini… serius nih dokter nyuruh gitu, atau Mas lagi modus?”Raka tertawa ngakak, lalu mendekat, menatap mata Anaya dengan

  • Jodoh Jebakan Dari Opa   Bab 166 - USG

    Pagi itu, Anaya dan Raka berjalan menuju rumah sakit dengan suasana hati campur aduk, senang, tegang, sekaligus sedikit konyol.Anaya memakai gaun longgar berwarna pastel, rambutnya diikat rapi, sedangkan Raka tampil rapi tapi tetap terlihat santai.Sejak kehamilan pertama ini, Raka seolah-olah menjadi suami yang ekstra perhatian. Ia memegang tangan Anaya dengan erat, sambil sesekali menatap perut istrinya penuh rasa kagum.“Sayang… deg-degan nggak nih?” tanya Raka sambil menyenggol pinggang Anaya.“Sedikit… tapi nggak terlalu, kok,” jawab Anaya sambil tersenyum, menatap Raka yang wajahnya penuh rasa ingin tahu.“Mas, kamu kok kelihatan excited banget sih?”Raka mengangkat bahu.“Ya iyalah… ini momen pertama kita liat si kecil. Aku pengen pastiin dia sehat, aktif, dan… bikin aku bangga dari sekarang.”Anaya menepuk dada Raka pelan, sambil tertawa.“Mas… dasar… lebay banget. Tapi aku suka.”Sesampainya di ruang tun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status