Beranda / Romansa / Jodoh Pilihan Dewa / 7. Tidak Tahu Siapa yang Dirindukan

Share

7. Tidak Tahu Siapa yang Dirindukan

Penulis: Kerry Pu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-01 00:03:24

Samsak yang digantung bergoyang ketika tangan kecil Li Xiao Le meninjunya dengan keras.

Ingin menyerah dan memberitahu pada kakek Li atas niatnya, tapi hati mendadak sakit.

Sebelum tinggal di Hefei, Li Xiao Le merasa sangat hebat dan mandiri.

Dikendalikan seperti ini hanya membuatnya marah.

Masih ragu jika menikah dengan Zhang Zui adalah pilihan yang benar.

Dari kejauhan Li Jingmi mulai mendekat, dia tahu suasana hati adiknya sedang tidak baik.

"Kakek memarahimu lagi?" tanya Li Jingmi pelan.

Li Xiao Le mengangguk samar, sementara tangannya terus meninju dengan penuh amarah.

"Karena kamu kabur tadi pagi?" Lagi Li Jingmi bertanya.

'Apa lagi?' batin Li Xiao Le tanpa mengangguk.

Namun, Li Xiao Le segera menghentikan tinjunya meski amarahnya belum cukup tersalurkan.

Dia duduk di lantai dengan peluh yang membasahi seluruh tubuh. Diikuti oleh Li Jingmi yang juga duduk di sampingnya.

"Memang kamu pergi ke mana?"

"Tidak pergi ke mana-mana, hanya berusaha menghindari kencan buta bodoh itu," jawab Li Xiao Le dengan pandangan kosong yang melayang di udara, napasnya sedikit terengah.

Sementara tangannya menapak di lantai, menopang tubuh mungilnya yang sudah terasa lelah. Lantas berucap pelan memanggil kakaknya. "Kak Jingmi."

"Hmm?"

"Kenapa kakek begitu mengekangku, tapi tidak denganmu?"

"Kata siapa? Apa kamu tidak lihat? Kemanapun aku pergi, para pengawal juga terus mengikutiku. Kita diperlakukan sama, karena kakek sangat menyayangi kita."

Li Xiao Le menghela napas kasar, dan menyampaikan ketidakadilan yang dirasakannya. "Tapi kamu bebas kemanapun kamu ingin pergi, sementara aku tidak."

"Aku juga tidak pernah pergi kemana-mana, aku cuma keluar untuk bekerja saja."

Pandangan Li Jingmi juga menerawang di udara, sebenarnya dia sendiri juga tidak tahu apa yang dia inginkan, selama ini dia hanya hidup sesuai dengan arahan kakeknya saja.

"Kenapa Kakek tidak membiarkan aku bekerja juga? Sepanjang hari aku hanya menghabiskan waktu dengan sia-sia tanpa mengerjakan apapun. Bukankah kalian tahu, sejak kecil aku sangat senang membuat vlog? Kenapa sekarang kakek melarangku juga?"

Li Jingmi tersenyum dan menjawab, "Karena kamu adalah cucu kesayangan, kamu tidak perlu bekerja keras untuk menghasilkan uang, karena kakek sudah mencukupi semua kebutuhanmu."

"Kalau begitu, berikan aku gadget, aku sangat membutuhkannya sekarang."

Senyum Li Jingmi luntur, dia terdiam.

Selalu begitu, setiap kali meminta gadget kakek Li selalu tidak mengabulkannya, begitu juga dengan Li Jingmi.

Itu sangat aneh, membuat Li Xiao Le menghela napas kasar.

"Aku merasa kalian sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku seperti telah kehilangan sesuatu yang penting, tapi aku tidak tahu apa itu," lanjut Li Xiao Le, pandangannya masih tampak kosong.

"Xiao Le, kamu hanya berpikir berlebihan. Kami semua sangat menyayangimu, kami tidak akan menyembunyikan apapun darimu."

"Kalau begitu kembalikan paspor ku, aku ingin kembali ke negara I, aku tidak senang tinggal di sini."

Alis pekat Li Jingmi berkerut. "Xiao Le, bagaimana kami tega membiarkan gadis kecil sepertimu tinggal sendirian di sana?"

"Kak Jingmi, aku tidak sendirian, ada ibu di sana."

"Tapi kamu tidak mau tinggal serumah dengan Ibu."

"Tidak bisakah kalian berhenti mencemaskanku secara berlebihan? Aku sudah cukup dewasa, aku sudah bisa membeli rumah sendiri, tentu saja aku akan tinggal di sana."

Setelah ayahnya meninggal, ibu mereka menikah lagi, membuat Li Xiao Le enggan tinggal bersamanya. Tapi juga tak ingin tinggal dengan kakek Li.

"Lebih baik membuatmu kesal dari pada membiarkanmu tinggal sendirian di sana," Li Jingmi berkata dengan asal-asalan membuat Li Xiao Le berdecak kesal.

"Ya sudah, ajak aku keluar sekarang. Aku ingin makan di restoran hotpot."

Kali ini Li Jingmi yang menghela napas kasar. Sudah pasti Li Xiao Le ingin menyakiti diri sendiri saat ini.

Setiap kali ingin menangis Li Xiao Le selalu mengajak Li Jingmi makan di restoran hotpot dengan level paling pedas, sehingga semua orang mengira dia menangis karena kepedasan, bukan karena sedih.

"Pergi saja sendiri, aku tidak ingin melihatmu menangis." Li Jingmi menjawab dengan asal-asalan.

"Apa kamu pikir kakek akan mengizinkanku pergi, jika aku tidak mengajakmu?"

Kekesalan Li Xiao Le semakin menjadi.

Akhirnya Li Jingmi kembali menghela napas tidak berdaya, hatinya yang rapuh tidak tega melihat Li Xiao Le terus merasa sedih.

Restoran hotpot tak jauh dari rumah tampak ramai, Li Xiao Le duduk tenang sembari mengaduk daging di kuah pedas yang mendidih.

Lantas menyantap daging tersebut sambil berlinang air mata.

"Xiao Le, sudah cukup. Apa kamu ingin menyiksa lambungmu?"

Li Jingmi merebut botol bir dari tangan Li Xiao Le.

Makanan pedas dan alkohol ini sangat tidak baik untuk kesehatan lambung.

Tapi, Li Xiao Le kembali menyahut botol bir dari tangan Li Jingmi, dan berkata dengan nada terseret, wajahnya pun sudah sangat merah.

"Kak Jingmi, kamu benar-benar tidak punya selera. Kita harus menikmati makanan secara maksimal. Hotpot dan bir adalah perpaduan yang sangat sempurna, jangan halangi aku untuk menikmatinya."

Li Xiao Le kembali menyesap botol bir di tangannya. Entah sudah berapa botol yang telah ia habiskan.

Gadis itu semakin mabuk dan tidak terkendali, kepalanya kini mulai tertunduk dengan tangan memegangi dadanya sebelah kiri.

Li Xiao Le terisak.

"Aku sangat merindukannya," gumamnya lirih sambil terus menekan dada sebelah kiri.

Lagi Li Jingmi menghela napas kasar.

'Tch … mulai lagi dia ….' Begitu katanya dalam hati.

Setiap kali Li Xiao Le mabuk, dia selalu seperti ini.

Li Xiao Le terus mengucapkan, 'aku sangat merindukannya', tapi setiap kali ditanya, kamu merindukan siapa? Li Xiao Le hanya menggelengkan kepala sambil terus menangis.

Li Jingmi hanya bisa memeluk Li Xiao Le dan mengelus kepala adiknya dengan pelan dan perlahan.

Tidak tega melihat adiknya sangat sedih dan tertekan seperti ini.

Makanan Sichuan yang pedas gurih dengan sensasi asam manis itu tak lagi menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi Li Jingmi menghela napas, dan berkata, "Sudah, ayo kita pulang."

Li Jingmi menggendong Li Xiao Le di punggungnya meninggalkan restoran yang tidak jauh dari rumah mereka.

Tapi setelah beberapa saat berjalan, Li Xiao Le merosot dari punggung Li Jingmi usai melihat sungai yang mereka lewati.

Li Xiao Le berdiri di depan pagar jembatan, menatap riak air yang tidak begitu deras, namun menimbulkan kilatan cahaya ketika diterpa gemerlapnya lampu kota yang terang.

Riak air itu seperti mengingatkan dia akan sesuatu, tapi dia tidak tahu apa itu.

Kerinduannya pada seseorang juga kian membelenggu batin, yang sebenarnya dia tidak tahu siapa yang sedang dia rindukan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh Pilihan Dewa   8. Memanjat Pagar

    Entah bagaimana caranya keesokan harinya wajah imut Li Xiao Le kembali hadir di hadapan Timmy saat ia membukakan pintu."Hai, teman, aku datang lagi," sapa Li Xiao Le datar tanpa ekspresi sembari melambaikan tangannya.Timmy tersenyum lebar, dan berucap, "Masuklah."Li Xiao Le segera memasuki rumah dengan membawa paper bag di tangannya."Apa yang kamu bawa?" tanya Timmy cukup penasaran dengan benda yang Li Xiao Le bawa."Oh ... ini, aku mengembalikan jaketmu. Terima kasih telah meminjamkan kepadaku." Li Xiao Le mengulurkan paper bag itu pada Timmy, wajahnya tampak kurang senang."Ada apa denganmu? Jika tidak ingin mengembalikan jaketku ambil saja tidak apa-apa." Timmy tidak jadi menerima paper bag yang diulurkan Li Xiao Le."Tch …." Li Xiao Le langsung meraih tangan Timmy dan meletakan paper bag itu di tangannya. "Untuk apa aku menginginkan jaketmu, ini juga kebesaran kalau aku pakai."Timmy mulai menautkan alis tebalnya, lantas bertanya, "Lalu kenapa wajahmu seburuk itu?"Li Xiao Le

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Jodoh Pilihan Dewa   9. Mendadak Kecewa

    "Manager Lin, kapan dimulai syutingnya?"Timmy mengalihkan pembicaraan sambil menarik lengan manager Lin untuk menjauh, takut kesehatan Li Xiao Le kembali terganggu dengan pertanyaan itu.Sementara Li Xiao Le yang masih terpaku memikirkan sapaan manajer Lin, tiba-tiba saja kepalanya kembali diserang rasa sakit begitu ingin mengingat sesuatu.Dia seperti pernah mendengar nama Jiang, tapi entah nama siapa itu."Nyonya Li, kamu sakit lagi?" Gendut segera membantu Li Xiao Le duduk sebuah bangku.Timmy sedikit menahan napas dia juga bisa merasakan sakit yang dialami Li Xiao Le melakui jantungnya tanpa melihat Li Xiao Le yang sedang memegangi kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.Tapi tidak berani mendekat, takut Li Xiao Le bertanya lebih banyak dan membuatnya semakin sakit."Nyonya, apakah masih sakit?"Gendut memastikan keadaan Li Xiao Le yang napasnya masih terengah-engah dengan keringat dingin yang menyelimuti tubuhnya.Li Xiao Le menggelengkan kepala, wajahnya nanar juga napas yang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Jodoh Pilihan Dewa   10. Merusak Dengan Hubungan Lain

    "Sebaiknya kita harus menjaga jarak mulai sekarang," ucap Li Xiao Le lirih kemudian.Namun, Timmy justru terkekeh mendengar itu, yang tidak Li Xiao Le ketahui apa penyebabnya.Karena sangat aneh Li Xiao Le pun kembali bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?"Timmy menatap Li Xiao Le lekat untuk waktu yang cukup lama, kilat matanya yang jernih masih binar senyuman yang sangat manis, dan berucap, "Xiao Le, meskipun kita sangat dekat dia tidak akan pernah marah."Li Xiao Le mulai menaikan kedua alisnya dan kembali bertanya, "Benarkah? Apakah dia juga mengenalku?""Bukan hanya mengenal, tapi dia sangat mengenalmu," karena dia adalah kamu Li Xiao Le, imbuh Timmy dalam hati."Dia tinggal di mana?""Di hatiku.""Tch… jangan bercanda."Timmy hanya tersenyum lebar, dan kembali memasukan makanannya ke dalam mulut."Siapa namanya? Ceritakan seperti apa dia."Timmy menatap Li Xiao Le santai, dia kembali menghentikan aktivitas mengunyah yang dia kerjakan, kemudian menjawab, "Aku biasa memanggilnya Li

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Jodoh Pilihan Dewa   11. Tidak Akan Merusak Persahabatan

    Li Xiao Le mengintip di balik boneka besar yang dia peluk, ternyata itu kakaknya, Li Jingmi.Tarikan napas lega langsung berembus samar.Untung bukan kakeknya yang dia tabrak, kalau iya, sudah pasti Li Xiao Le akan mendapatkan omelan yang bertubi-tubi karena sudah kabur seharian."Dari mana saja kamu seharian ini? Kakek sangat khawatir mencarimu." Li Jingmi mengulangi pertanyaannya."Hanya bersenang-senang. Kakek terlalu berlebihan, aku sudah bilang aku bukan anak kecil, tidak perlu mengkhawatirkanku terlalu berlebihan." Li Xiao Le menjawab enteng."Kamu membeli boneka sebesar ini, apa kakek memberi uang saku hari ini?""Hah, seandainya itu terjadi pasti aku akan sangat senang. Aku mendapatkan ini secara cuma-cuma?""Jangan bilang kalau kamu mencuri.""Kak Jingmi … jangan konyol! Mana ada orang mencuri barang yang tidak bisa disembunyikan di tubuhnya?" Li Xiao Le sedikit gusar dengan tuduhan kakaknya.Li Jingmi terkekeh. "Lalu dari mana kamu mendapatkannya?""Aku menang bermain Duck S

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Jodoh Pilihan Dewa   12. Siapa yang Mengatakan Itu Padaku?

    Keesokan harinya.Li Jingmi terkekeh mendapati Li Xiao Le sedang mengendap-endap menuju ruang makan. Sudah pasti gadis itu sedang menghindari kakek pagi ini."Xiao Le."Li Xiao Le melonjak terkejut dan memekik, "Kak Jingmi, jangan mengagetkanku."Li Jingmi kembali terkekeh. "Jangan mengendap-endap seperti pencuri begitu, ayo kita sarapan!"Li Jingmi meraih kepala adiknya ke dalam dekapan dan mengajaknya menuju meja makan.Kebetulan meja masih kosong, mungkin kakek sudah terlebih dahulu sarapan atau mungkin malah belum tiba di meja itu.Yang jelas Li Xiao Le sangat senang karena tidak ada kakeknya, jadi dia tidak perlu mendengar omelannya pagi ini.Para pelayan segera menyiapkan sarapan untuk mereka berdua."Xiao Le, pulang kerja aku akan mengajakmu makan hotpot.""Tidak mau.""Kenapa?""Makanan pedas tidak akan baik untuk lambung."Li Jingmi menaikan salah satu alisnya.Ada yang berbeda dengan adiknya pagi ini."Sepertinya ada yang berubah denganmu. Apa kamu mendapatkan pencerahan set

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Jodoh Pilihan Dewa   13. Kenapa Sakit Ketika Timmy Terluka?

    Orang-orang di sekitarnya tidak pernah jujur ketika ditanya tentang apa yang terjadi selama dua tahun terakhir.Karena itu Li Xiao Le mencoba mencari tahu sendiri, apa yang terjadi.Bisikan di pinggir danau terdengar sangat nyata, seakan itu adalah memori yang pernah terlupakan.Tapi ketika menengok ke arah jari-jarinya, semua terlihat kosong melompong.'Apakah aku menolak lamaran itu?'Tapi perasaan bahagia saat mendengar kata lamaran seperti menunjukkan bahwa dia setuju.'Mustahil aku menolaknya.''Tapi siapa? Siapa yang telah melamarku?'Li Xiao Le semakin sering mendatangi distrik Sushan, berharap ingatannya akan kembali.Sementara pengawal Li Xiao Le berpikir jika nona muda mereka ini sangat mencintai keindahan danau sehingga terus mendatanginya setiap hari."Bagaimana? Kemana dia pergi akhir-akhir ini?" tanya kakek Li pada pengawal Li Xiao Le."Nona Muda hanya pergi ke distrik Su

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Jodoh Pilihan Dewa   14. Terjebak Badai Salju

    "Xiao Le, kamu tidak apa-apa?" tanya Timmy saat Li Xiao Le masih terlihat kesakitan.Li Xiao Le mendongak, kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengisyaratkan dia baik-baik saja.Tapi hatinya mulai bertanya, 'Apa ini hanya kebetulan?'Sementara Timmy mulai tersenyum, Li Xiao Le merasa sakit berarti jantung mereka masih terhubung.Semakin tersenyum ketika makan malam Li Xiao Le menyuapinya lantaran tangannya terluka.Ini hanya membuat asisten dan dua pengawalnya malu sendiri ketika melihatnya.Namun, pukul sepuluh malam kepanikan mulai melanda.Badai salju belum juga reda dan jalanan belum juga dibuka. Li Xiao Le terjebak di rumah Timmy dan tidak bisa pulang.Mondar mandir kesana kemari kebingungan mencari cara agar dia bisa pulang."Xiao Le, jangan mondar mandir seperti itu. Nanti kalau jalannya sudah dibuka aku akan mengantarmu pulang." Timmy mencoba menenangkan."Bagaimana kalau jalannya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Jodoh Pilihan Dewa   15. Kesel, tapi Gemes

    "Kak Timmy, turunkan aku. Kamu mau membawaku ke mana?" Li Xiao Le memukul-mukul punggung Timmy yang kokoh. "Ke kamar. Kamu harus tidur," Timmy berucap santai sembari terus bejalan menaiki tangga. "Aku tidak mau tidur di kamar, aku akan tidur di ruang tamu." Li Xiao Le memekik masih terus memukul-mukul punggung Timmy "Di ruang tamu penghangatnya rusak kamu bisa kedinginan jika tidur di sana." Timmy segera merebahkan Li Xiao Le di kasur yang dibalut dengan seprei warna putih setibanya di dalam kamar. Li Xiao Le segera duduk dan mengedarkan pandangan mengamati ruangan yang terasa tidak asing baginya. Kamar yang di tata dengan sangat sederhana, namun tampak elegan, dengan sentuhan cat warna putih gading, dengan jendela kaca besar di sisi kiri tempat tidur. Sedikit terkesan mewah manakala gorden warna silver menjuntai pajang menyentuh lantai dan teramat besar. Yang sedikit aneh, dinding depan tempat tidur dibiarkan kosong begitu saja, padahal di sisi kanan kirinya ada lampu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05

Bab terbaru

  • Jodoh Pilihan Dewa   66. Biarkan Aku Menemuinya, atau Aku Akan Mati

    Di salah satu ruangan hotel Li Xiao Le masih menangis tersedu-sedu sembari memegangi dadanya sebelah kiri.Bukan hanya dadanya yang sakit, serpihan ingatan samar saat mengenakan gaun pengantin juga datang silih berganti dengan tidak jelas, membuat kepalanya seperti ditusuk serpihan duri.Dia terus meraung kesakitan membuat orang yang menjaganya khawatir.Namun, saat melapor kepada kakek Li, mereka hanya mendapatkan cibiran kental."Biarkan saja."Kakek Li mengira Li Xiao Le menggunakan sedikit trik untuk mencoba melarikan diri.Kekek Li sudah tidak bisa mentolerir lagi, terlebih keluarga Zhang terus mendesak dan mempertanyakan status Li Xiao Le dengan Timmy.Kemunculan Li Xiao Le di layar kaca bersama Timmy saat menghadiri acara award, dan juga ketika Li Xiao Le mencium Timmy agar dibelikan jagung bakar itu juga tertangkap oleh kamera.Dan sekarang menjadi topik menggemaskan para fans di dunia maya.Terlebih saat aksi kejar-kejaran Li Xiao Le dengan Timmy kala meminta kaos di pelatara

  • Jodoh Pilihan Dewa   65. Berjuang

    Suasana ricuh tak bisa dielakkan sesampainya Timmy di Lianchen hotel.Wei Lian dan Wang Wei yang berjalan di depan segera menjejak dan memberi pukulan pada anak buah kakek Li yang mencoba menghalangi langkah Timmy untuk menemui istrinya.Timmy masih berjalan dengan tenang juga langkah yang lebar, ujung mantel abu-abu selutut yang ia kenakan bergerak melambai mengikuti irama langkah kakinya yang jenjang.Kilat matanya yang tajam fokus menatap ke depan, seakan tidak terpengaruh oleh baku hantam dua pengawalnya yang sedang membukakan jalan untuknya.Anak buah kakek Li kian berdatangan, Wei Lian dan Wang Wei semakin sibuk berbaku hantam di lobi hotel dengan begitu ricuh.Timmy pun juga sudah tidak bisa tinggal diam, kakinya segera menjejak setiap orang yang berusaha menghalangi.Tangan kokok yang ia miliki juga bergerak lincah menghantam wajah, punggung, dan apapun yang bisa dia hantam untuk memuluskan perjalanannya menemui sang istri demi mencegah pernikahan tidak masuk akal itu terjadi.

  • Jodoh Pilihan Dewa   64. Selamatkan Kota Dulu

    Senyum Timmy masih melengkung indah tatkala mengingat wajah cantik yang tersipu setelah kecupan lembutnya dini hari tadi.Jantungnya berdebar ….Sebahagia ini membuat Li Xiao Le senang.Terlebih saat Gendut menyerahkan hasil tes kesehatan Li Xiao Le.Meskipun sudah tahu bahwa Li Xiao Le hamil, tapi bukti otentik ini masih saja menimbulkan ekspresi histeria di wajah Timmy.Itu adalah senjata kuat untuk memenangkan hati kakek Li.'Aku akan segera menjemputmu Xiao Le.'"Cie... cie… ada yang berbunga-bunga nih, mau jadi ayah," ledek Gendut dengan ekspresi nyinyir.Timmy sangat bahagia hingga tak dapat menahan diri untuk menggila.Dipeluknya tubuh gempal gendut sembari tertawa lebar penuh suka cita."Ahahaha… astaga Bos, apa yang kamu lakukan? Nyonya Li bisa salah paham jika melihatmu seperti ini," pekik Gendut melihat tingkah majikannya yang seperti kejatuhan durian runtuh.Tapi bukannya melepas pelukannya Timmy justru mengguncang-guncang tubuh Gendut dengan gemas, hingga tubuh gempal it

  • Jodoh Pilihan Dewa   63. Di Kehidupan Ini Timmy Harus Mendapatkan Kesengsaraan

    Para penjaga mengira Li Xiao Le akan kabur. Membuat Li Xiao merengut sebal, dan mulai mengiba memelas."Kak Timmy, aku tidak bisa ke situ. Cepat ke sini!"Timmy tersenyum dan mendekat membawa paper bag di tangannya.Tanpa memperdulikan dua pengawal yang mengawasinya, Li Xiao Le memeluk Timmy dengan erat dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang sangat ia rindukan.Timmy kembali tersenyum dan mencium puncak kepala Li Xiao Le. "Aku membawakan apa yang kamu minta.""Terima kasih, tapi biarkan aku seperti ini dulu, aku sangat merindukanmu.""Aku juga, bagaimana kabarmu dua hari ini? Apa masih mual-mual?""Hanya di pagi hari saja, selebihnya aku baik-baik saja.""Oh ya, aku juga membawakanmu vitamin sesuai dengan resep dokter Han, jangan lupa meminumnya secara teratur ya.""Aku sudah tidak sakit, kenapa harus minum obat?""Bukan obat, ini cuma vitamin, supaya kamu kuat dan tidak gampang pingsan seperti kemarin. Aku sangat khawatir jika kamu gampang sakit.""Iya, iya, aku akan meminumny

  • Jodoh Pilihan Dewa   62. Mempermudah Jalan

    Dua hari Li Xiao Le sudah merasa sangat tenang, batang hidung Zhang Zui tak lagi tampak di kediaman keluarga Li. Tapi ada hal lain yang justru mengusik kedamaiannya. Ngidamnya mulai tak aturan. Pukul dua dini hari dia masih marah-marah menginginkan makanan tertentu, membuat para pelayan puyeng. Sementara di sisi lain Timmy baru saja selesai menghadiri acara, perasaannya sedikit terusik dan sangat ingin menghubungi Li Xiao Le. Namun, bukan hanya tidak mendapatkan sapaan sayang, Timmy justru menemukan suara yang melengking-lengking menusuk pendengaran. "Xiao Le, kamu ini kenapa? Pagi-pagi buta begini berteriak-teriak seperti itu, kenapa kamu belum tidur?" tanya Timmy sambil menjauhkan ponselnya dari daun telinga. "Tentu saja belum tidur, kalau sudah, mana mungkin aku bisa menjawab panggilanmu. Sudah aku bilang aku tidak mau ayam seperti itu!" "Xiao Le, kamu ini bicara apa?" Timmy semakin bingung dengan teriakan tidak jelas Li Xiao Le. "Eh, maaf, maaf, bukan kamu, tapi aku sedang

  • Jodoh Pilihan Dewa   61. Haruskah Menyelinap Seperti Pencuri

    Kakek Li kembali ingin memukul Li Xiao Le, tapi saat itu Zhang Zui tertatih keluar dari toilet, perhatiannya terpecahkan kemudian menurunkan tongkatnya."Xiao Zhang, bagaimana keadaanmu?" tanya kakek Li pelan dengan suara sangat prihatin.Zhang Zui belum bisa menjawab lantaran napasnya tersengal, juga saking lemasnya akibat menguras seluruh isi perut selama satu jam lebih."Lihat, kelakuanmu pada calon suamimu, dia sampai lemas seperti itu." Kakek Li tidak berhenti merutuki Li Xiao Le.Li Xiao Le mengintip Zhang Zui yang duduk lemas tidak berdaya, lengkap dengan wajah pucatnya di atas sofa."Maaf," ucap Li Xiao Le pelan dari balik tubuh kakaknya."Apa begitu caramu meminta maaf pada calon suamimu?" bentak kakek Li."Aku takut dipukul Kakek kalau mendekat ke situ, dari tadi Kakek ingin memukulku 'kan!""Haish… kamu ini…." Kakek Li melayangkan tongkatnya ke udara lagi, kembali ingin memukul Li Xiao Le yang bersembunyi di belakang tubuh kakaknya."Jangan pukul dia, Kek!" Zhang Zui bersua

  • Jodoh Pilihan Dewa   60. Diam-diam Menyerang

    Masih tidak percaya gadis yang selalu ketus, dan mencoba menghindarinya tiba-tiba mengajaknya bermain dengan suara lembut.Zhang Zui menatap kotak yang dibuka Li Xiao Le saat ini.Itu adalah permainan catur china atau disebut juga dengan catur gajah.Zhang Zui meninggalkan keterkejutan, senyumnya mengembang indah dan segera duduk di dekat Li Xiao Le."Jika menang, apa hadiahnya?" tanya Zhang Zui sambil membantu Li Xiao Le memasang koin kayu pada papan catur.Belum sempat Li Xiao Le menjawab, dua pelayan tiba, mereka segera menyajikan dua cangkir teh dan juga kudapan berupa keripik jagung, manisan buah plum, dan juga semangkuk kecil permen berbentuk biji kacang transparan dan berwarna-warni.Dua pelayan itu lantas tidak segera pergi, mereka berdiri mematung tidak jauh dari Li Xiao Le, karena nantinya mereka harus kembali menuang teh hangat di cangkir Li Xiao Le dan Zhang Zui jika sudah kosong."Sudah aku bilang berkali-kali, kalian tidak perlu berdiri seperti manekin begitu, tidak perl

  • Jodoh Pilihan Dewa   59. Apa Gadis Ini Sudah Menerimanya?

    Lamunan Li Xiao Le buyar setelah bau yang sangat menyengat menyeruak masuk ke indra penciuman.Pelayan menyajikan semangkuk mie instan dengan rasa yang tidak dia suka."Siapa yang menyuruh kalian memasak mie luosifen?! Hoek!"Li Xiao Le berlari sambil membekap mulut menuju toilet.Tidak hamil saja dia sangat muak dengan mie instan dengan kuah kaldu siput dan babi yang sangat menyengat itu.Apalagi sekarang sedang hamil, serasa mau pingsan saja setelah mencium baunnya.Untung saja tadi dia sempat merampok pakaian Timmy. Aroma maskulin itu bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi rasa mualnya.Ia segera menjatuhkan diri di atas kasur sembari menutup wajahnya dengan t-shirt putih milik Timmy.Aromanya benar-benar sangat menenangkan seperti aroma terapi.Beberapa detik kemudian dia baru ingat kalau Timmy memasukan sesuatu di dalam tasnya.Li Xiao Le segera memeriksa.Matanya melebar dan terlihat sedikit kesal ketika ada kartu kredit di dalam sana."Apa karena aku terlihat sangat menyedih

  • Jodoh Pilihan Dewa   58. Berutang Budi Itu Tidak Enak

    Puluhan mata yang menyaksikan kekonyolan Timmy dan Li Xiao Le memunculkan ekspresi aneh yang berbeda-beda dari raut wajah mereka.Ada yang melongo dengan mulut ternganga.Ada yang melotot sampai tidak bisa berkedip.Ada yang gemes sambil meremas kedua tangan mereka.Ada juga yang mupeng sambil cekikak-cekikik tidak jelas dengan membekap mulut.Ada pula yang menutup matanya dengan telapak tangan tapi melirik dari sela jari.Juga ibu-ibu yang mesam-mesem sambil membekap kedua mata anaknya yang kebetulan saat itu sedang lewat.Image Timmy yang biasanya selalu tenang dingin saat di layar kaca, sirna sudah dengan kejadian ini.Sementara yang dilihat saat ini sudah mulai duduk sambil memegangi tubuhnya yang lumayan sakit karena membentur paving setelah tertindih tubuh istrinya.Dia sedikit gusar dengan tingkah Li Xiao Le yang mendadak menjadi aneh bin absurd.Sedangkan Li Xiao Le sama sekali tidak malu atau merasa bersalah, dia masih bersungut-sungut karena belum mendapatkan apa yang dia in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status